Brilio.net - Masyarakat salah fokus saat menyaksikan kehadiran para tokoh ekonomi terkemuka Indonesia dalam upacara 17 Agustus di Ibu Kota Negara (IKN). Di antara sekitar 3.000 tamu undangan yang hadir, beberapa individu dikenal memiliki pengaruh signifikan terhadap perekonomian Indonesia.
Figur-figur ini merupakan sosok luar biasa yang sering disebut dengan julukan 'Sembilan Naga'. Mereka dikenal sebagai pengusaha berpengaruh yang memiliki peran krusial dalam membentuk lanskap ekonomi negara. Dimana mereka mendominasi berbagai sektor industri.
Mengingat status dan pengaruh mereka yang besar dalam dunia bisnis dan ekonomi Indonesia, maka tak heran jika kehadiran mereka di acara kenegaraan menjadi perhatian publik.
Sembilan Naga atau Gang of Nine merupakan istilah yang mengacu pada sembilan pengusaha besar keturunan Tionghoa di Indonesia. Sebutan ini pertama kali muncul pada era Orde Baru, saat terbentuk hubungan saling menguntungkan antara pengusaha dan pemerintah.
Pada masa itu kelompok ini memiliki konotasi negatif karena dianggap menguasai bisnis-bisnis gelap seperti judi, obat bius, dan penyelundupan. Mereka disebut-sebut kebal hukum karena memiliki koneksi kuat dengan pihak berwenang. Bahkan anggota Sembilan Naga dinilai sangat berpengaruh terhadap perekonomian Indonesia melalui berbagai gurita bisnis mereka. Tak heran jika kelompok ini sangat disegani oleh berbagai kalangan.
Berikut adalah profil singkat dari sembilan pengusaha yang kerap dikaitkan dengan julukan Sembilan Nag dihimpun brilio.net dari berbagai sumber pada Minggu (18/8).
1. Dato Sri Tahir "Raja" Mayapada Group.
Dato Sri Tahir dikenal sebagai pendiri Mayapada Group yang bergerak di berbagai sektor bisnis. Perusahaannya menaungi bidang keuangan, pelayanan kesehatan, rumah sakit, hingga asuransi.
Menurut data Forbes 2023, kekayaan Tahir mencapai USD4,3 miliar atau sekitar Rp651 triliun. Dia juga merupakan menantu dari Mochtar Riady, pendiri Lippo Group.
2. James Riady pewaris Lippo Group.
James Riady merupakan anak sulung Mochtar Riady yang meneruskan bisnis Lippo Group. Di bawah kepemimpinannya, Lippo Group berkembang menjadi salah satu konglomerasi terbesar di Indonesia dan Asia.
Lippo Group memiliki lini bisnis yang beragam, mulai dari real estate, ritel, rekreasi, perhotelan, pendidikan, kesehatan, media, telekomunikasi, hingga layanan keuangan. Kekayaan James Riady pada 2019 tercatat mencapai Rp33 triliun menurut Forbes.
3. Robert Budi Hartono pemilik Djarum.
Robert Budi Hartono merupakan orang terkaya nomor satu di Indonesia bersama saudaranya, Michael Bambang Hartono. Dia adalah pemilik grup Djarum, konglomerasi bisnis terbesar di Indonesia yang fokus pada produksi rokok kretek.
Selain itu, Robert Budi Hartono juga menjadi pemegang saham pengendali BCA. Berdasarkan data Real Time Forbes per Jumat (10/2/2023), kekayaan Budi Hartono tercatat mencapai USD23,8 miliar atau setara dengan Rp360 triliun.
4. Anthoni Salim penerus Salim Group.
Anthoni Salim adalah putra dari pendiri Salim Group, Sudono Salim. Dia berhasil membangkitkan kembali bisnis keluarga yang sempat terpuruk hingga menjadi salah satu grup bisnis terbesar di Indonesia.
Salim Group memiliki berbagai entitas usaha yang bergerak di sektor consumer goods, ritel, perbankan, dan energi. Kekayaan Anthoni Salim saat ini mencapai USD7,5 miliar atau setara dengan Rp114 triliun.
5. Rusdi Kirana pendiri Lion Air Group.
Rusdi Kirana dikenal sebagai konglomerat di bidang penerbangan. Dia merupakan pendiri Lion Air Group, perusahaan layanan transportasi yang menaungi beberapa maskapai penerbangan.
Grup bisnis ini memiliki beberapa entitas usaha di bidang penerbangan seperti Lion Air, Wings Air, Malindo Air, Batik Air, dan Thai Lion Air. Berdasarkan data Forbes 2019, kekayaan Rusdi Kirana mencapai USD835 juta atau setara dengan Rp12,6 triliun.
6. Edwin Soeryadjaya pewaris PT Astra International.
Edwin Soeryadjaya merupakan penerus PT Astra International yang didirikan oleh ayahnya, William Soeryadjaya. Dia pernah mendirikan Bank Summa pada 1990 dan menjabat sebagai Direktur Ortus Group.
Menurut data Forbes 2022, kekayaan Edwin Soeryadjaya mencapai USD1,8 miliar atau setara dengan Rp27,3 triliun. Bisnisnya meliputi berbagai sektor seperti medikal, finansial, dan telematika.
7. Tomy Winata pendiri Artha Graha Group.
Tommy Winata dikenal sebagai pendiri Arta Graha Group, konglomerasi yang berdiri sejak 1990. Perusahaannya bergerak di berbagai sektor bisnis seperti pertambangan, ritel, media, hiburan, dan telekomunikasi.
Dia juga dikenal dekat dengan kalangan militer dan politik. Salah satu proyek properti terbesarnya adalah Sudirman Central Business District (SCBD), kawasan bisnis mewah di Jakarta.
8. Sofjan Wanandi pemilik Santini Group.
Sofjan Wanandi merupakan pendiri Santini Group yang berdiri pada 1994. Awalnya perusahaan ini bernama Gemala Group dan fokus pada bisnis otomotif keluarga.
Perusahaan kemudian merambah ke sektor farmasi, kimia, dan properti. Santini Group juga berhasil membeli saham klub sepak bola Inggris, Tranmere Rovers. Berdasarkan data Forbes 2020, kekayaan Sofjan Wanandi tercatat sebesar USD580 juta atau sekitar Rp8,78 triliun.
9. Jacob Soetoyo pemilik PT Gesit Sarana Perkasa.
Jacob Soetoyo menjabat sebagai Presiden Direktur PT Gesit Sarana Perkasa, perusahaan properti yang terlibat dalam pembangunan hotel JS Luwansa. Dia dikenal memiliki jaringan dunia yang kuat, memudahkannya melakukan lobby internasional.
Jacob Soetoyo juga menjadi bagian dari Dewan Pengawas Center of Strategic and International Studies (CSIS). Meski dikenal kaya raya, total aset kekayaannya belum diketahui secara pasti.
Recommended By Editor
- Definisi cinta ugal-ugalan, Mark Zuckerberg bikin patung istri di rumah, penampakannya bikin terpana
- Ngaku tidur tak nyenyak saat nginap di IKN, intip mewahnya kamar Jokowi di calon ibukota baru
- Mooryati Soedibyo pendiri Mustika Ratu meninggal dunia di usia 96 tahun
- Ikon fesyen Iris Apfel meninggal dunia di usia 102 tahun, intip karier suksesnya hingga usia 1 abad
- 8 Potret rumah klasik Titiek Soeharto di Jogja, ikonik dengan patung Soeharto
- Cerita Risa dan Gram dirikan pasar artisan campur budaya, ajak masyarakat kota hidup minim sampah
- Kisah Wiwid mengubah bekas pertambangan kapur menjadi wisata Zaman Batu