Brilio.net - Seorang model Afrika Selatan tumbuh dewasa dengan kulit porselen yang harus dilindungi dengan tabir surya dan baju lengan panjang. Kondisinya ini disebut sebagai albino, kelainan genetik pada kulit karena tidak adanya pigmen.

Seperti yang kita ketahui, orang Afrika biasanya adalah orang ras negroid. Mereka memiliki kulit hitam dan rambut keriting sesuai dengan kondisi geografis Afrika yang memang panas dan gersang.

Thando Hopa model pengacara albino  2017 berbagai sumber

foto: pinterest.com

Nah, model yang bernama Thando Hopa ini harus merasakan diskriminasi karena kelainan pada dirinya itu. Di Afrika sendiri, jika ada orang yang albino menjadi suatu petaka. Menurut mitos penduduk Afrika, orang yang albino dianggap buruk dan terancam jiwanya.

Thando Hopa model pengacara albino  2017 berbagai sumber

foto: yaasomuah.com

Kini Hopa sudah berusia 25 tahun, ia sukses dan lebih percaya diri. Ayahnya Xhosa dan ibunya Sotho memiliki kondisi kulit yang normal. Saat ia berusia 12 tahun, Hopa menangis dan berlari ke ayahnya sambil bertanya, "Kenapa aku tidak seperti anak yang lain?".

Ayahnya pun menjawab, "Anakku, biarkan aku jujur. Ketika kamu lahir, aku juga ikut terkejut!," ungkapnya seperti dilansir brilio.net dari AFKInsider, Rabu (11/1).

Sejak saat itu, di usianya yang masih muda Hopa sudah sangat vokal tentang albinisme dan tidak pernah menghindari dari topik ini. Hopa kini menjadi seorang pengacara dan juga seorang model di Johannesburg. Ia bekerja di dekat kantor di mana Nelson Mandela bekerja sebagai pengacara di tahun 1950-an.

Thando Hopa model pengacara albino  2017 berbagai sumber

foto: timeslive.co.za

Awalnya, Hopa tidak melihat manfaat dari pekerjaannya sebagai model karena ia memang sangat menikmati profesinya sebagai pengacara. Lalu di tahun 2012 ia bertemu dengan seorang desainer bernama Gert-Johan Coetzee di Johannesburg dan berubah pikiran. Ia memutuskan menjadi model untuk mengubah persepsi albinisme.

Thando Hopa model pengacara albino  2017 berbagai sumber

foto: pinterest.com

Hopa ingin menunjukkan kepada semua orang yang pernah memperlakukannya buruk bahwa ia bisa sukses meski memiliki kelainan. Dengan berjalan di catwalk, ia tunjukkan kepada dunia bahwa orang albino bisa sukses.