Perkembangan teknologi, khususnya media sosial yang ada sekarang memang secara tidak langsung memengaruhi pola pikir milenial. Banyak dari mereka yang punya kecenderungan maunya serba instan. Dalam pandangan Ruby, cepat tidak masalah. Tapi instan itu berbahaya. Sudah menjadi rahasia umum jika kebanyakan milenial mau menikmati apa yang mereka dapatkan sekarang. Padahal seharusnya itu dinikmati nanti.
“Misalnya diusia 20-an sudah mau keliling dunia. Nggak ada yang salah sih. Tapi betulkah di usia 20-an waktunya dipakai untuk keliling dunia. Kalau misalnya itu bagian dari kegiatan dia sebagai influencer travel yang menghasilkan ya silahkan. Tapi kalau tidak bahaya. Jadinya sumber daya tadi (uang) dipakai untuk hal-hal yang tidak memiliki kontribusi ke masa depan,” ujarnya.
Tentu saat ini bukan perkara gampang merayu milenial untuk mulai berinvestasi. Maklum, genarasi unik ini tak pernah mau berurusan dengan sesuatu yang dianggap ribet. Namun Ruby punya hitung-hitungan sederhana yang bisa menyadarkan milenial betapa pentingnya investasi.
Katakanlah seorang milenial setiap hari menghabiskan uangnya sebesar Rp 50 ribu hanya untuk ngopi dan ngemil di cafe. Artinya, dalam sebulan (30 hari) ia sudah mengeluarkan kocek sebesar Rp 1,5 juta hanya untuk nongkrong di cafe.
Bayangkan berapa banyak uang yang ia habiskan dalam setahun? Jika uang sebesar Rp 1,5 juta ditabung, maka dalam 10 tahun bisa mencapai Rp 180 juta. Jika diinvestasikan pada produk investasi moderat yang benefitnya rata-rata 8% per tahun, maka dalam 10 tahun akan menjadi Rp 276 juta. Jadi bayangkan jika dana yang disisihkan setiap bulan lebih besar, berapa nilai investasi yang bisa didapatkan?
“Katakanlah sekarang kita berusia 20 tahun. Artinya di usia 30 tahun nilainya berkali-kali lipat kalau diinvestasikan,” jelas pria yang mulai mendapat pencerahan mengenai investasi di usia 25 tahun setelah membaca buku 100 Langkah untuk Tidak Miskin.
Ruby juga mengaku kerap mentraktir orang-orang yang lebih sukses. Tujuannya untuk mendapatkan ilmu dan skill baru. Nah ini juga merupakan bagian dari investasi. Ilmu dan skill inilah yang bisa dimanfaatkan untuk
meningkatkan pendapatan.