Sementara, Founder Rumah Perubahan, Rhenald Kasali menilai berita hoax sebenarnya sudah punya akar yang tumbuh dalam masyarakat kita. Namun kini diperekuat oleh adanya teknologi dan kapitalisasi suara, baik untuk pesta demokrasi maupun persaingan usaha.
Rhenald yang belakangan getol menyuarakan pentingnya kecerdasan masyarakat menyikapi kebenaran informasi berita menilai akar hoax itu sejatinya muncul karena persaingan, kompetisi yang tidak sehat, saling jegal dan menjatuhkan secara tidak terbuka dengan cara menghasut agar membenci atau lawannya kalah.
“Jadi basisnya adalah kebiasaan-kebiasaan buruk dalam persaingan. Dulu bentuknya adalah sas-sus, gosip, fitnah lisan, lalu berubah menjadi surat kaleng dan selebaran gelap. Dalam pers disebut sebagai gosip, atau unverified news,” kata Rhenald kepada Brilio.net, Senin (24/9/2018).
Berita bohong belakangan menjadi marak karena adanya robot, kecerdasan buatan, filter bubble dan community of internet yang membuat manusia bisa menyembunyikan identitasnya dan menyebarluaskan kebohongan tanpa tatap muka. Dalam dunia maya, lanjut Rhenald, ada tendensi “everybody lies”.