Pada Senin (15/7) Festival Kebudayaan Yogyakarta menggelar program bertajuk “Panggih”. Acara berlangsung di Museum Monumen Diponegoro. Panggih merepresentasikan penggabungan dua elemen tradisi masyarakat Jawa. Menampilkan performing art tari, musik dan Tradisi Dhahar Kembul.
Di dalam Tradisi Dhahar Kembul menyuguhkan sajian unik bernama Sate Kene. Sate Kene sarat akan makna sejarah peninggalan Pangeran Diponegoro yang disajikan dalam bentuk gunungan melambangkan kehidupan. Pembuatan Sate Kene ini diciptakan oleh Dapoer Bergerak milik Komunitas Ketjil Bergerak.
Terdapat lima elemen hasil bumi dalam Sate Kene. Terdiri dari umbi-umbian, beras, ketan, pisang dan gula jawa.
Lima elemen tersebut menyimbolkan kemandirian yang terinspirasi dari sejarah Ratu Ageng Tegalrejo yang merupakan nenek Pangeran Diponegoro dan istri dari Sri Sultan Hamengku Buwono I.
Semua elemen yang ada kemudian digabungkan dengan sunduk gapit dari bambu. Elemen tersebut memiliki filosofi bahwa hidup tidak boleh kaku seperti bambu.
Recommended By Editor
- Pentas ketoprak tunanetra, persembahan istimewa dari Jogja
- 5 Fakta menarik Festival Kebudayaan Yogyakarta 2019
- Ramah lingkungan, FKY 2019 kurangi penggunaan plastik
- Teknik membuat gerabah ini unik banget, diklaim satu-satunya di dunia
- Anak muda ini lestarikan wayang suket setelah Slamet Gundono tiada