Pernah nggak kamu bertanya kenapa kok komplek pelacuran mesti dekat stasiun kereta api? Banyak daerah di wilayah Jawa dimana daerah prostitusi berada di dekat kawasan stasiun. Beberapa contohnya adalah di Yogyakarta dan Surakarta Jawa Tengah.
Menurut Profesor Koentjoro Phd, ahli psikologi sosial dari Universitas Gadjah Mada Yogyakarta, semua berawal saat Belanda membangun jalan Anyer-Panarukan tahun 1812 hingga 1820an.
"Pertanyaan adalah kuli kontrak tentara Belanda bawa istri nggak? Tidak. Seks itu mencandu, akibatnya terjadi simbiose antara kuli kontrak tentara Belanda dengan pekerja rodi. Oke kamu nggak usah bekerja sediakan perempuan," terangnya.
Hingga akhirnya, di sepanjang jalan Anyer-Panarukan terbentuk daerah-daerah penghasil pelacur. Belanda kemudian membangun rel kereta api yang tak jauh dari jalan Anyer-Panarukan.
"Selesai dibuat rel kereta api, tahun 1840 dibuatlah stasiun kereta api. Stasiun kerata api adalah cikal bakal pusat kota. Disitu ketemunya supply-demand. Karena itu yang terjadi muncul bibit-bibit komplek pelacuran. Karena sudah berada di sana sejak ratusan tahun lalu," jelasnya lagi.
Sehingga menurutnya, tidak mungkin pelacuran hilang dari daerah dekat stasiun. Karena sudah menjadi bagian sistem pada masyarakat di situ.
Recommended By Editor
- Prostitusi tetap marak meski ada pemberantasan, ini penjelasannya
- 10 Beda stasiun kereta Indonesia dulu dan kini, pertahankan ciri khas
- Dulu lokalisasi terbesar Asia Tenggara, perubahan Dolly bikin kaget
- 12 Potret mirisnya lokalisasi terbesar di Asia, ada 14 ribu PSK
- Mengintip 2 bioskop bersejarah di Jakarta, kini jadi tempat esek-esek!