Tak terhitung banyaknya usaha pemerintah untuk memberantas prostitusi. Penutupan lokalisasi Kalijodo di Jakarta oleh Mantan Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama dan penutupan Dolly oleh Wali Kota Tri Rismaharini adalah beberapa contohnya. Meski begitu, praktik prostitusi sampai kini masih tetap marak.
Menurut Psikolog Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, Profesor Koentjoro, sangat tidak mungkin untuk menghilangkan praktik esek-esek di dunia ini.
"Seks itu mencandu. Kalau mencandu, bagaimana pelampiasannya? Belum lagi kemudian dorongan-dorongan lain karena istri tidak mau melayani, dengan perempuan biasa ditolak, lalu kemana outletnya? Demand itu selalu ada," ungkapnya kepada brilio.net.
Dibutuhkan peran masyarakat secara umum untuk mengelola dan menangani masalah ini. Karena di dalamnya termasuk urusan hidup orang banyak.
"Perannya bukan hanya pemerintah, tapi peran masyarakat. Dan semuanya diajak bicara untuk menyelesaikan ini. Ulama, pemuka agama, bagaimana menyelesaikan masalah," tutup penulis Tutur Dari Sarang Pelacur tersebut.
Recommended By Editor
- Tak temukan tempat prostitusi ladyboy, 2 bule ini amuk sopir angkot
- Dulu lokalisasi terbesar Asia Tenggara, perubahan Dolly bikin kaget
- 12 Potret mirisnya lokalisasi terbesar di Asia, ada 14 ribu PSK
- Prostitusi ini buka layanan seks dengan boneka, yang booking membludak
- 15 Karya fotografer ini ungkap prostitusi terbesar di Bangladesh