Pernah berada di dunia hitam tak membuat orang selamanya harus berkubang di dunia tersebut. Semua tetap bisa berubah. Dan menatap masa depan dengan gemilang dengan cara mengubah jalan hidup. Hal itulah yang dilakukan Setiawan Okie Yoga, mantan preman di Yogyakarta.
Okie lama berada di dunia hitam, menjadi dept collector, terlibat aksi kekerasan dan banyak lagi jalan hidup berliku yang dilalui. Ia pernah berhadapan dengan warga desa "Jika customer tidak kooperatif, maka DC melakukan tarik paksa. Sebelumnya kita nemuin perangkat desa setempat istilahnya kita kulo nuwun bahwa kita mau mendatangi customer yang punya keterlambatan pembayaran," kisahnya.
Di hadapan keluarga ia waktu itu menyembunyikan pekerjaannya. Sebab Okie yakin orang terdekatnya tak akan mengizinkannya mengingat taruhannya nyawa. Sementara dia tak ingin mendapat tentangan dari siapapun. "Kalau di kampung saya style kalem. Karena orangtua notabene orang baik-baik, termasuk perangkat kampung juga," tuturnya.
"Jadi saya nggak mau bermasalah dengan tetangga, kalau mau masalah atau nakal ya di luar. Jangan jadi jago kampung," tambahnya.
Tapi, Okie yang kini berbeda. Ia sudah berhenti dari dunia hitam. Pertobatan Okie dari dunia preman didorong oleh keluarga serta tindakan tegas aparat pemerintah memberantas premanisme.
"Kerjaan yang dulu bikin nggak tenang di hati. Musuh juga tambah banyak. Di mana-mana lihat musuh. Kalau mau pergi ke mana mesti lihat-lihat dulu," katanya.
Tapi kini hidupnya sudah tenang. "Yang dulu musuh bebuyutan sekarang malah jadi saudara. Yang dulu ya sudahlah. Yang penting sekarang kita baik-baik aja jadi saudara. Toh kita sudah tua-tua semua," terangnya.
Kini Okie menjalankan bisnis sendiri. Dan aktif dalam berbagai kegiatan sosial bersama komunitas Merkid’s.
Recommended By Editor
- Kisah dua pejuang air yang berusaha lestarikan lingkungannya
- Ini pengakuan Epen, pelajar yang cat seragam SMA ala jaket Jokowi
- 10 Potret gantengnya Pangeran Brunei yang ikut temui Presiden Jokowi
- 13 Potret wanita ini tunjukkan kecantikan tak melulu soal fisik
- Garin Nugroho: Sejarah film tak bisa lepas dari buku