Profesi yang digeluti wanita satu ini tak biasa. Ia menjadi guru drummer bagi anak berkebutuhan khusus (ABK). Berawal dari Bantul, Yogyakarta, Silvie Maharani memulai perjuangannya.

Silvi bercerita, awalnya ia ditawarin oleh Bu Yayu untuk coba ngajar anaknya yang kebetulan down syndrom. Anaknya bernama Tanah Liat.

Waktu itu dia usia 14 tahun dan dia down syndrome. Silvie mengajar drummer untuk anak berkebutuhan khusus sejak tahun 2012.Sebelumnya dia adalah guru drummer bagi siswa biasa. Karena ingin menguji kemampuan diri, Silvie pun menerima tawaran hingga kini punya 4 murid ABK. Sempat ingin berhenti, dukungan orang terdekat mampu membuatnya tegar.

"Ya aku harus tetep bertahan. Setelah itu semakin dekat sama dia yang timbul rasa sayang. Dari situ yang memudahkan semua ketika sudah ada rasa ke dia dan dia ke aku. Yang tadinya sulit jadi dimudahkan sama Tuhan," katanya.

Silvie mengaku menemukan trik mengajar drummer pada ABK mengalir begitu saja. "Aku nemuin cara untuk mengajarkan tempo lambat dan cepat dengan becandaan yang aku bilang kita bayangin kita naik motor. Ini di kampung banyak polisi tidur, oke sekarang kamu sudah keluar dari kampung kita lewat gapura jalannya agak besar, boleh dong ditambah temponya," katanya.

Mood yang naik turun adalah tantangan Silvie dalam mengajar. Perlu sedikit kerja keras untuk menaikan mood ABK dengan cara mengeluarkan candaan konyol. Tanah adalah salah satu muridnya yang kini gabung dengan band Silvie bernama Eman-Eman Band. Kebahagiaan luar biasa bagi Silvie telah berhasil membantu anak didiknya semakin maju hingga sekarang.

"Orang bisa sampai banyak yang menitikkan air mata ketika nonton Tanah perform itu kebahagiaan luar biasa rasanya pencapaian buat aku dan ingin lebih mengeksplorasi kemampuan dia," terangnya.