Berangkat dari fakta bahwa minat baca masyarakat Indonesia yang masih rendah. Beberapa masyarakat Wukirsari, Bantul, Yogyakarta pada 12 November 2012 mendirikan Pustaka Desa. Harapannya, minat baca masyarakat Wukirsari naik.
"Semua pojok baca ini punya karakteristik macam-macam dan kami membantu mendekatkan buku kepada masyarakat di spot-spot yang digunakan untuk beraktifitas masyarakat itu 50 buku masing-masing kita rolling tiap bulan," kata Ujang Purnomo, Ketua Pustaka Desa Wukirsari.
Gardu, pos ronda mereka gunakan untuk tempat membaca. Buku-buku yang ada digilir ke berbagai pojok baca hingga masyarakat tidak bosan. Tujuannya satu, yakni untuk menaikkan minat baca. Pihak Pustaka Desa juga bekerja sama dengan PAUD dan TK di sekitar desa Wukirsari untuk datang ke perpustakaan tersebut. Tujuannya sama, merangsang minat baca dan tulis anak-anak tersebut.
"Kami juga memberikan pemahaman melalui dongeng atau wayang edukasi. Anak-anak itu kita ceritakan untuk memotivasi minat budaya membaca dan menulis mereka," katanya.
Pustaka Desa Wukirsari bekerja sama dengan beberapa pihak untuk memberikan pemahaman tentang mitigasi bencana. Apalagi gedung pustaka desa bersebelahan dengan unit pemadam kebakaran di Bantul. "Jadi sekalian di sini, teman-teman bisa belajar tentang mitigasi bencana. Dari mulai kebakaran, penanganan bencana gempa bumi dan sebagainya," terang Ujang.
Tak cuma mendorong minat baca, Pustaka desa juga punya Klinik Gambar dan Klinik Desain. Di klinik desain, para pemuda diajarkan desain grafis. Pesertanya tak hanya dari Wukirsari.
Recommended By Editor
- Cerita Francisca sukses kelola bisnis keramik dengan modal nol
- Beraksi heroik, ini penghargaan yang didapat oleh Joni
- 5 Momen ketika Joni si pemanjat tiang bendera bertemu Presiden Jokowi
- Identik putih, ini 10 pesona Jella beauty vlogger Korea berkulit gelap
- Peringati HUT RI di Tanah Air, ini cerita haru para ilmuwan diaspora