Brilio.net - Garam merupakan salah satu bumbu dapur yang harus dimiliki oleh seseorang, terutama ibu rumah tangga yang setiap hari harus menyajikan masakan untuk keluarga. Masakan akan terasa hambar jika tidak diberi garam sebagai penyeimbang rasa. Tak hanya itu, garam yang dicampurkan ke dalam masakan juga akan melengkapi asupan nutrisi pada tubuh. Namun, jika berlebihan mengonsumsi garam, maka akan mengakibatkan gangguan kesehatan.
World Health Organization (WHO), menganjurkan agar orang dewasa mengonsumsi kurang dari 5 gr garam setiap hari atau sekitar 1 sendok teh, yang setara dengan 2 gr sodium. Sedangkan untuk anak-anak tentu saja harus dengan takaran yang lebih sedikit.
Sayangnya, kebanyakan orang secara tidak sadar mengonsumsi 9-12 gr garam per hari, dua kali lipat dari batas yang disarankan. Ini menempatkan jutaan orang pada risiko penyakit kardiovaskular.
Garam terdiri dari sekitar 40% natrium dan 60% klorida. Sodium adalah mineral penting untuk fungsi otot dan saraf yang optimal. Bersama dengan klorida, ini juga membantu tubuh manusia menjaga keseimbangan air dan mineral yang tepat. Namun, terlepas dari fungsinya yang esensial, mengonsumsi terlalu banyak garam dapat menimbulkan efek yang tidak menyenangkan, baik dalam jangka pendek maupun panjang.
Berikut 10 bahaya konsumsi garam berlebihan, brilio.net lansir dari healthline.com dan sumber lainnya pada Selasa (19/1).
1. Menyebabkan retensi air.
foto: freepik.com
Retensi air adalah kondisi ketika tubuh mengalami kelebihan cairan. Kondisi ini juga dikenal sebagai retensi cairan atau edema. Dalam kondisi ini kamu mungkin akan merasa kembung pada perut. Ini terjadi karena ginjal ingin mempertahankan rasio natrium-air tertentu dalam tubuh. Untuk melakukannya, mereka menahan air ekstra untuk mengimbangi natrium ekstra yang kamu makan karena mengandung banyak garam. Peningkatan retensi air ini dapat menyebabkan pembengkakan, terutama di tangan dan kaki, dan dapat menyebabkan berat badan
2. Menyebabkan tekanan darah tinggi.
foto: freepik.com
Makanan kaya garam juga dapat menyebabkan volume darah yang lebih besar mengalir melalui pembuluh darah dan arteri. Hal ini dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah sementara. Meskipun demikian, tidak semua orang mengalami efek ini. Kepekaan seseorang terhadap garam diperkirakan dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti genetika dan hormon. Penuaan dan obesitas juga dapat memperkuat efek peningkatan tekanan darah dari diet tinggi garam.
3. Merasa cepat haus.
foto: freepik.com
Makan makanan yang asin juga bisa menyebabkan mulut kering atau merasa sangat haus. Sehingga mendorong seseorang untuk minum lebih banyak untuk memperbaiki rasio natrium-air. Peningkatan asupan cairan menyebabkan seseorang buang air kecil lebih banyak dari biasanya.
Di sisi lain, tubuh juga gagal menyerap cairan setelah mengonsumsi garam dalam jumlah tinggi yang dapat menyebabkan kadar natrium tubuh meningkat di atas tingkat yang aman, dan mengakibatkan kondisi yang dikenal sebagai hipernatremia.
4. Meningkatkan risiko kanker perut.
foto: freepik.com
Beberapa penelitian mengaitkan diet tinggi garam dengan risiko kanker perut yang lebih tinggi. Sebuah tinjauan yang melibatkan lebih dari 268.000 peserta, menunjukkan bahwa mereka dengan asupan garam rata-rata 3 gram per hari mungkin memiliki risiko kanker perut hingga 68% lebih tinggi, daripada mereka yang memiliki asupan garam rata-rata 1 gram per hari.
Studi lain lebih lanjut menunjukkan bahwa orang dengan asupan tinggi garam, mungkin memiliki risiko kanker perut dua kali lebih tinggi daripada mereka yang asupannya lebih rendah. Namun, studi ini tidak secara jelas mendefinisikan apa yang dianggap asupan garam tinggi atau rendah. Mekanisme di balik efek garam pada kanker perut belum sepenuhnya dipahami. Namun, para ahli percaya bahwa diet kaya garam dapat membuat seseorang lebih rentan terhadap kanker perut dengan menyebabkan maag atau radang selaput perut.
5. Menurunkan fungsi otak.
foto: freepik.com
Kelebihan kadar garam dalam tubuh juga dapat menyebabkan penyakit demensia dan mengakibatkan turunnya berbagai fungsi otak. Penyakit ini timbul akibat tersumbatnya pembuluh darah di otak. Hal ini memengaruhi fungsi otak seperti bahasa, daya ingat, dan perilaku.
6. Meningkatkan risiko penyakit jantung.
foto: freepik.com
Konsumsi garam dan natrium yang berlebihan dikaitkan dengan tekanan darah tinggi, yang meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular seperti serangan jantung atau stroke. Pada Hari Jantung Sedunia (29 September), WHO mengimbau setiap orang untuk menjaga jantung tetap sehat dengan mengonsumsi makanan rendah garam.
"Di antara faktor risiko tidak menular, tekanan darah tinggi disebut silent killer. Itu sudah membunuh 9,4 juta setiap tahun secara global dan jika kita tidak melakukan apa-apa hari ini, itu akan membunuh 1 miliar orang secara prematur di abad ini," kata Dr Shin Young-soo, Direktur Regional WHO untuk Pasifik Barat.
7. Hiponatremia.
foto: freepik.com
Konsumsi makanan mengandung banyak garam dapat memicu kondisi hiponatremia. Hiponatremia adalah gangguan elektrolit ketika kadar natrium (sodium) dalam darah lebih rendah dari batas normal. Dalam tubuh kita, natrium memiliki sejumlah fungsi, antara lain untuk mengendalikan kadar air dalam tubuh, menjaga tekanan darah, serta mengatur sistem saraf dan kinerja otot.
Sodium atau garam sangatlah penting untuk menjaga keseimbangan elektrolit. Mengurangi asupan garam bisa membuatmu mengalami kondisi yang disebut dengan hiponatremia. Hiponatremia bisa menyebabkan mual, kelelahan, kehilangan nafsu makan, muntah, dan bahkan kejang.
8. Mengalami gangguan fungsi ginjal.
foto: freepik.com
Garam berfungsi untuk membantu ginjal menjalankan proses menyeimbangkan kadar air di dalam tubuh. Namun, jika berlebihan, garam justru akan mengganggu proses tersebut dan membuat ginjal bekerja dengan ekstra. Hal ini dikarenakan volume darah akan meningkat akibat ginjal menahan air untuk dibuang ke urine. Maka dari itu konsumsi garap per hari harus sesuai dengan takaran. Terutama untuk anak-anak, yang memiliki sistem ginjal yang belum bekerja dengan maksimal.
9. Menyebabkan obesitas.
foto: freepik.com
Secara langsung garam tidak dapat bisa menyebabkan obesitas pada manusia. Akan tetapi, rasa garam bisa menyebabkan kamu lapar. Hal inilah yang memicu kamu untuk meminum minuman yang manis. Hal ini biasanya sering terjadi pada anak-anak. Minuman manis yang kaya energi inilah yang menyebabkan kegemukan.
10. Meningkatkan risiko stroke.
foto: freepik.com
Tekanan darah yang tinggi akibat kebanyakan makan garam bisa menyebabkan seseorang terkena penyakit stroke. Hal ini terjadi karena kandungan zat pada garam mengganggu aliran darah dan menurunkan aliran oksigen ke otak yang menyebabkan matinya kematian sel-sel.
Recommended By Editor
- Go Spot, snack kekinian yang pas banget buat temen nongkrong
- 5 Fakta Mangkokku, start up dapur virtual yang kian gencar ekspansi
- Nih burger kekinian rasa otentik Asia, berlumur saus Gochujang & Miso
- 5 Kuliner khas Jepang yang cocok disantap saat musim dingin
- 6 Tips memilih & mengolah tepung tapioka agar sajian jadi lebih nikmat