Brilio.net - Kasus mega korupsi yang melibatkan Harvey Moeis dan Helena Lim memasuki babak baru. Pada Senin (22/7) kemarin, Kejaksaan Agung RI melimpahkan kedua tersangka tersebut ke penuntut umum pada Kejaksaan Negeri Jakarta Selatan.

Bersamaan dengan pelimpahan tersangka, dilakukan pula penyerahan barang bukti dari keduanya. Barang bukti itu berbentuk uang miliaran rupiah dalam pecahan mata uang rupiah dan mata uang asing. Berdasarkan keterangan, uang tersebut senilai Rp2 juta dollar Singapura, Rp10 miliar, dan Rp1,48 miliar.

Kebutuhan rumah tangga pakai hasil korupsi timah © berbagai sumber

foto: YouTube/SCTV

Selain uang, ada pula aset-aset lain dari kedua tersangka itu yang disita oleh Kejagung. Mulai dari puluhan bidang tanah dan rumah, belasan mobil, perhiasan, tas bermerek, hingga logam mulia. Total aset tersebut dinilai mencapai Rp50 miliar.

Angka fantastis ini tentu mengundang pertanyaan, seberapa besar sebenarnya dampak korupsi tersebut jika dikonversi ke dalam kebutuhan masyarakat? Bayangkan jika dana sebesar itu dialokasikan untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga di satu kecamatan, jumlah ini bisa mencukupi banyak kebutuhan dasar.

Misalkan satu kecamatan memiliki 1.000 keluarga, brilio.net akan mengulas bagaimana Rp50 miliar dapat dibagi untuk memenuhi kebutuhan pokok ini, Selasa (23/7).

1. Beras.

Kebutuhan rumah tangga pakai hasil korupsi timah © berbagai sumber

foto: pixabay.com

Beras adalah kebutuhan pokok yang tidak bisa dilewatkan. Anggap satu keluarga membutuhkan 10 kg beras per bulan. Dengan harga satu kilogram beras Rp 12.000, setiap keluarga memerlukan Rp 120.000 per bulan untuk membeli beras. Jadi, untuk 1.000 keluarga, total biaya beras per bulan adalah Rp 120 juta.

2. Minyak goreng.

Untuk memasak, satu keluarga biasanya membutuhkan 5 liter minyak goreng per bulan. Dengan harga Rp 15.000 per liter, setiap keluarga membutuhkan Rp 75.000 per bulan untuk minyak goreng. Jadi, untuk 1.000 keluarga, total biaya minyak goreng per bulan adalah Rp 75 juta.

3. Telur ayam.

Satu keluarga biasanya membutuhkan sekitar 30 butir telur per bulan. Dengan harga Rp 2.000 per butir, setiap keluarga memerlukan Rp 60.000 per bulan untuk telur. Jadi, untuk 1.000 keluarga, total biaya telur ayam per bulan adalah Rp 60 juta.

4. Mie Instan.

Mie instan biasa menjadi makanan alternatif ketika sedang malas masak. Anggap saja keluarga membutuhkan sekitar 20 bungkus mie instan per bulan. Dengan harga Rp 3.000 per bungkus, setiap keluarga memerlukan Rp 60.000 per bulan untuk mie instan. Jadi, untuk 1.000 keluarga, total biaya mie instan per bulan adalah Rp 60 juta.

5. Gula pasir.

Kebutuhan rumah tangga pakai hasil korupsi timah © berbagai sumber

foto: pixabay.com

Gula pasir adalah bahan penting untuk membuat minuman dan makanan manis. Satu keluarga membutuhkan sekitar 5 kg gula pasir per bulan. Dengan harga Rp 14.000 per kilogram, setiap keluarga memerlukan Rp 70.000 per bulan untuk gula pasir. Jadi, untuk 1.000 keluarga, total biaya gula pasir per bulan adalah Rp 70 juta.

6. Sabun cuci piring.

Sabun cuci piring adalah kebutuhan untuk kebersihan peralatan makan dan memasak. Satu keluarga membutuhkan sekitar 2 botol sabun cuci piring (800 ml) per bulan. Dengan harga Rp 10.000 per botol, setiap keluarga memerlukan Rp 20.000 per bulan untuk sabun cuci piring. Jadi, untuk 1.000 keluarga, total biaya sabun cuci piring per bulan adalah Rp 20 juta.

7. Gas elpiji 3 kg.

Untuk memasak pastinya diperlukan gas. Katakanlah keluarga membutuhkan sekitar 3 tabung gas elpiji 3 kg per bulan. Dengan harga Rp 20.000 per tabung, setiap keluarga memerlukan Rp 60.000 per bulan untuk gas elpiji. Jadi, untuk 1.000 keluarga, total biaya gas elpiji per bulan adalah Rp 60 juta.

8. Air minum galon.

Air minum galon sangat penting untuk konsumsi sehari-hari. Satu keluarga membutuhkan sekitar 4 galon air minum (19 liter) per bulan. Dengan harga Rp 20.000 per galon, setiap keluarga memerlukan Rp 80.000 per bulan untuk air minum. Jadi, untuk 1.000 keluarga, total biaya air minum per bulan adalah Rp 80 juta.

9. Listrik (Token 100 kWh).

Kebutuhan rumah tangga pakai hasil korupsi timah © berbagai sumber

foto: pixabay.com

Listrik sangat penting untuk penerangan dan menjalankan peralatan elektronik. Satu keluarga membutuhkan sekitar 2 token listrik 100 kWh per bulan. Dengan harga Rp 150.000 per token, setiap keluarga memerlukan Rp 300.000 per bulan untuk listrik. Jadi, untuk 1.000 keluarga, total biaya listrik per bulan adalah Rp 300 juta.

10. Sabun mandi.

Sabun mandi adalah kebutuhan dasar yang pastinya setiap orang butuh untuk mandi. Satu keluarga membutuhkan sekitar 4 batang sabun mandi per bulan. Dengan harga Rp 5.000 per batang, setiap keluarga memerlukan Rp 20.000 per bulan untuk sabun mandi. Jadi, untuk 1.000 keluarga, total biaya sabun mandi per bulan adalah Rp 20 juta.

Jika ditotal, kebutuhan per bulan untuk seluruh bahan pokok dan kebutuhan dasar tersebut mencapai Rp865 juta. Jadi, dengan hasil korupsi sebesar Rp50 miliar, kebutuhan dasar satu kecamatan dengan 1.000 keluarga dapat terpenuhi selama hampir 58 bulan atau sekitar 4 tahun 10 bulan.

Dana sebesar itu bisa mencukupi kebutuhan dasar satu kecamatan untuk waktu yang sangat lama. Ini menggambarkan besarnya kerugian yang ditimbulkan oleh tindak pidana korupsi.