Pantun menyindir teman bikin relate, kocak tapi nyesek abis.

Pantun kena mental penuh sindiran © Freepik

foto: freepik.com

41. Temanku yang cerewet, suka bicara,
Telinganya berdebar, kayak drum dan gitar.
Kalau nggak diem, semakin lama makin parah,
Bikin semua orang pengen kabur, deh!

42. Teman yang sok tahu, selalu merasa benar,
Apa yang dikatakan, pasti jadi hukum negeri.
Tapi sebenarnya, nggak tahu banyak soal ini-itu,
Kayak buku kosong, isinya cuma keriting!

43. Ada temanku, senang ngemil terus makan,
Nggak heran badannya jadi tambah gemuk.
Sekarang dia bilang, "Saya ini chubby, bukan gemuk!"
Padahal, potongan kue pun jadi korban!

44. Temanku yang ceroboh, sering bikin repot,
Lupa kunci pintu, lupa dompet, lupa segalanya.
Kita harus siap-siap, tukang lupa ini datang,
Bawa payung buat dia, biar nggak kehujanan!

45. Temanku yang pelupa, selalu cerita yang sama,
Seakan-akan dia punya satu lagu saja.
Kalau nggak ingat apa yang baru terjadi,
Tanyakan saja, pasti jawabnya "Lupa, saudara!"

46. Temanku yang cengeng, suka merengek,
Segala masalah, dia selalu mengeluh.
Padahal, hidup ini penuh dengan warna,
Kalau terlalu murung, jadi nggak seru!

47. Temanku yang pelit, takut kehabisan uang,
Makan di luar? Nggak, mendingan bawa bekal!
Padahal, sebenarnya, dia punya banyak duit,
Cuma sayang banget untuk dipakai!

48. Ada temanku, suka tidur sepanjang hari,
Siang malam bermalas-malasan di tempat tidur.
Seandainya tidur bisa jadi olimpiade,
Dia pasti pulang dengan medali emas, pasti!

49. Temanku yang modis, selalu ganti gaya,
Setiap hari pamer beli baju baru.
Tapi, sejujurnya, dia nggak punya uang banyak,
Semua uangnya habis buat beli baju!

50. Teman yang suka protes, nggak pernah puas,
Apa yang kuberi selalu saja salah.
Padahal, sebenarnya, dia punya banyak masalah,
Nggak usah protes terus, jadi repot sendiri!

Pantun menyindir teman, penuh makna mendalam.

Pantun kena mental penuh sindiran © Freepik

foto: freepik.com

51. Ada temanku yang selalu terlambat datang,
Acara dimulai, dia baru beranjak dari rumah.
Kalau ditanya kenapa, jawabannya selalu sama,
"Traffic macet, bos, nggak bisa cepat!"

52. Temanku yang nggak bisa diem, selalu on fire,
Ngomong terus tanpa henti, lepas kendali.
Padahal, sebenarnya, kita butuh diam sejenak,
Biar telinga nggak meledak mendengarkan ceritanya!

53. Temanku yang ceria, selalu semangat,
Senyumnya melebihi matahari yang terbit.
Tapi sebenarnya, saya heran saja,
Darimana dia dapat pasokan energi tak terbatas?

54. Teman yang suka ngebacot, nggak bisa diem,
Kalau sudah mulai bicara, susah distop.
Tapi setelah lama, dia sendiri nggak tahu,
Apa yang dia bicarakan dari tadi pagi!

55. Temanku yang doyan selfie, tiap saat foto,
Kamera di tangan, senyum yang manis.
Tapi di balik tampilan yang begitu cantik,
Dia kadang-kadang nggak nyadar lagi di dunia nyata!

56. Temanku yang suka bikin keputusan dadakan,
Besok pagi liburan? Ya udah, berangkat!
Tapi saat sampai, baru deh nanya,
Mau nginep di mana, apalagi yang kita makan!

57. Temanku yang hobinya nyolong permen,
Kita beli satu, eh, dia makan setengahnya.
Tapi nggak apa-apa, kita jadi belajar,
Beli permen dua kali lipat biar nggak nyesel!

58. Temanku yang terkenal pelupa abis,
Lupa alamat rumah, lupa nama teman.
Tapi sebenarnya, dia punya alasan,
Biar nggak banyak kenangan, jadi nggak bingung!

59. Temanku yang suka jadi juru bicara,
Dimanapun dia ada, pasti berbicara.
Tapi sebenarnya, saya salut sama dia,
Berani tampil, meskipun kadang nggak nyambung!

60. Temanku yang hobinya ngomel dan protes,
Tapi dibalik itu, dia perhatian banget.
Selalu ingatkan kita, jadi lebih baik,
Walaupun cara penyampaian kadang-kadang keras!

61. Temanku yang selalu bawa bantal ke mana-mana,
Kursi keras, takut tidurnya terganggu.
Tapi sebenarnya, dia pintar banget,
Siap sedia buat nyenyak tidur di mana saja!

62. Temanku yang nggak pernah bisa move on,
Kisah lama selalu jadi topik utama.
Tapi sebenarnya, dia punya hati yang besar,
Berbagi pengalaman, buat kita semua ceria!

63. Temanku yang selalu bawa bekal ke kantor,
Ngirit banget, takut dompetnya jebol.
Tapi sebenarnya, dia pintar hemat,
Jadi bisa nabung buat liburan ke luar negeri!

64. Temanku yang selalu ngomongin diet,
Kalau ada yang makan burger, dia cuma salad.
Tapi sebenarnya, saya nggak habis pikir,
Diet sampai kapan, nikmati hidup, cuy!

65. Temanku yang selalu nyari sensasi,
Naik roller coaster, lompat dari tebing.
Tapi sebenarnya, dia punya keberanian,
Jadi inspirasi buat kita yang penakut!

Pantun 4 baris menyindir teman yang punya hutang.

Pantun kena mental penuh sindiran © Freepik

foto: freepik.com

66. Hutangmu sebesar gunung tinggi
Lupa bayar, hatimu beku dingin
Sebagai teman, harusnya tak begini
Bayarlah cepat, jangan jadi orang pelit

67. Uangmu tertunda, seperti kisah tak tuntas
Hutangmu bermuram di hati yang terluka
Bayar sebelum persahabatan putus
Jangan biarkan hutangmu jadi riwayat buruk

68. Hutangmu menggelayut, seperti benalu
Kau lupa bayar, seperti melupakan janji
Persahabatan pun jadi terbelah
Kembalikan uang, agar damai di hati

69. Uangmu menghilang, hutangmu bertebar
Sebagai teman, takkan kubiarkan
Bayarlah sebelum jadi beban berat
Agar persahabatan tak jadi terbawa arah

70. Hutangmu bagai bayangan yang mengejar
Uangmu menguap, lupa memperhatikan
Bayar sekarang, janganlah berlarut-larut
Supaya tak hilang kepercayaan di mata teman

71. Uangmu terlupa, hutangmu terlantar
Sebagai teman, ini bukan akhir
Bayarlah sebelum jadi bahan gurauan
Agar persahabatan tetap indah dan nyaman

72. Hutangmu seperti angin yang lewat
Tak terasa, tapi tetap ada
Bayarlah sebelum jadi badai
Supaya persahabatan tak jadi masalah besar

73. Uangmu entah ke mana, hutang tak tersentuh
Sebagai teman, ini perlu ditegaskan
Bayarlah sebelum jadi cerita
Agar persahabatan tak terguncang

74. Hutangmu tumbuh seperti lumut di batu
Bayarlah sebelum menjadi beban
Persahabatan ini harus dijaga
Jangan biarkan hutangmu merusaknya

75. Uangmu menghilang, hutang tak hilang
Sebagai teman, ini harus diatasi
Bayarlah sebelum kepercayaan sirna
Agar persahabatan tetap damai

76. Hutangmu bagai bayangan yang panjang
Uangmu terbang entah ke mana
Bayarlah sebelum jadi masalah
Supaya persahabatan tak merana

77. Uangmu terlupakan, hutang tak terurus
Sebagai teman, ini tak seharusnya
Bayarlah sebelum hubungan retak
Agar persahabatan tak jadi rapuh

78. Hutangmu seperti beban di pundak
Bayarlah sebelum menjadi urusan besar
Sebagai teman, ini permintaan sederhana
Agar persahabatan tetap bersinar terang

79. Uangmu bersembunyi, hutang tak berkesudahan
Sebagai teman, ini peringatan
Bayarlah sebelum persahabatan layu
Supaya tak terlalu banyak pertanyaan

80. Hutangmu seperti malam yang tak berujung
Uangmu terlupa, teman yang jadi dungu
Bayarlah sebelum persahabatan berakhir
Agar tak ada penyesalan di hati yang tulus