Brilio.net - Ahmad Fuadi, penulis novel seperti Negeri 5 Menara dan Ranah 3 Warna meluncurkan satu novel terbaru yang berjudul Anak Rantau dalam perhelatan ASEAN Literary Festival 2017.

Sejauh ini, penjualannya masih terbatas di toko buku online. Dalam kesempatan tersebut, Ahmad Fuadi membocorkan trik untuk menghasilkan novel-novel yang selalu diterima dengan baik oleh khalayak.

4 Rahasia Ahmad Fuadi, penulis novel best seller Negeri 5 Menara   2017 brilio.net/Ahada Ramadhana

foto: brilio.net/Ahada Ramadhana

Nah, berikut beberapa rahasia menulis dari pria yang pernah menjadi wartawan Voice of America (VOA) tersebut yang disampaikan pada Sabtu (5/8) di Batavia Market kompleks Kota Tua Jakarta, sebagaimana diwartakan reporter brilio.net Ahada Ramadhana.

1. Temukan tujuan menulis dari kata 'Why'.

Menurut Ahmad Fuadi, menulis adalah perjalanan ke dalam, bukan ke luar. Maksudnya, sebelum menulis terlebih dahulu harus menentukan tujuan mengapa harus menulis. Ini akan dapat menentukan kualitas dari apa yang ditulis.

"Kalau kita tahu kenapa kita menulis, kekuatan kita untuk cerita itu akan lebih ada. Jika energi itu kuat akan memberikan kekuatan ke orang lain," terangnya.

2. Tentukan tema besar tulisan lewat kata 'What'.

Yang harus ditemukan adalah apa yang menginspirasi dari kegiatan menulis. Kata 'What' bisa menjadi pertanyaan besar untuk memperoleh cerita yang menarik sesuai keinginan.

3. Riset untuk menemukan konflik yang kuat.

Yang membuat buku menjadi menarik untuk dibaca adalah adanya konflik yang kuat. Hal itu bisa didapatkan dengan melakukan riset. Konflik tak melulu pertentangan antara tokoh utama dengan antagonis. Tetapi bisa berupa pertentangan dalam diri tokoh utama sendiri.

"Konflik jadi kunci cerita. Kalau konflik lemah, cerita menjadi tidak menarik," ungkapnya.

4. Jika ingin menulis, menulis saja. Jangan ditunda.

Menurutnya, banyak orang terhambat untuk mulai menulis karena terlalu memikirkan kalimat yang bagus dan sastrawi. Padahal, menurut Ahmad Fuadi, itu bukanlah hal yang utama.

"Itu bisa didapat sambil jalan. Yang paling penting riset yang dalam dan kuat. Banyak yang punya cerita yang baik, tapi tak pernah dituliskan. Nulis itu nggak usah ditunda-tunda," terangnya.

Novel Anak Rantau berkisah seorang perantau Hepi, bersama penembak jitu Attar, dan Zen si penyayang binatang. Mereka bertualang mendatangi sarang jin, menghadapi pria bermata harimau, serta menyusup ke markas pembunuh. Ahmad Fuadi bermaksud menyadarkan bahwa pada hakikatnya semua orang di dunia ini merupakan perantau.

"Kehidupan ini hanyalah sementara dan semua akan kembali ke kehidupan yang lebih abadi," tandasnya.