Brilio.net - Puasa merupakan ibadah yang termasuk dalam rukun Islam yang ketiga, setelah syahadat dan sholat. Secara hukum Islam, puasa terbagi menjadi dua, yakni wajib dan sunah.
Puasa wajib adalah puasa yang harus dilaksanakan oleh umat muslim, seperti puasa di bulan Ramadhan, puasa karena nadzar. Sedangkan puasa sunah adalah puasa yang apabila tidak dilaksanakan tidak berdosa, namun sangat dianjurkan untuk dilakukan.
Pada bulan Muharram terdapat banyak sekali amalan yang disunahkan Rasulullah, salah satunya puasa. Hal ini dikarenakan Muharram termasuk bulan yang dimuliakan. Saking mulianya, bulan ini dijuluki dengan syahrullah atau bulan milik Allah.
Bulan Muharram merupakan bulan pertama dalam penanggalan Hijriyah. Bulan ini istimewa dalam Islam dan penuh barokah dan rahmah.
Dalam Alquran surat At Taubah ayat 36 yang berbunyi:
Inna 'iddatasy-syuhuri 'indallaahisnaa 'asyara syahran fi kitaabillaahi yauma khalaqas-samaawaati wal-arda min-haa arba'atun hurum, zaalikad-diinul-qayyimu fa laa tazlimu fiihinna anfusakum wa qaatilul-musyrikiina kaaffatang kamaa yuqaatilunakum kaaffah, wa'lamuu annallaaha ma'al-muttaqiin
Artinya:
"Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah adalah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menganiaya diri kamu dalam bulan yang empat itu, dan perangilah kaum musyrikin itu semuanya sebagaimana merekapun memerangi kamu semuanya, dan ketahuilah bahwasanya Allah beserta orang-orang yang bertakwa."
Salah satu amalan yang disunahkan untuk dilaksanakan saat bulan Muharram adalah puasa. Dalam sebuah hadits, Rasulullah bersabda:
"Puasa yang paling utama setelah puasa Ramadhan adalah puasa pada bulan Allah, yaitu bulan Al-Muharram."
Macam-macam puasa sunah Muharram dan niatnya.
foto: freepik
1. Puasa Tasu'a.
Puasa Tasu'a diambil dari kata Tis'a yang artinya sembilan. Oleh karena itu, puasa ini dilaksanakan pada tanggal 9 Muharram. Puasa ini bisa dikerjakan seperti puasa sunah lainnya.
Bacaan niat puasa tasu'a:
Nawaitu shauma ghadin an ada'i sunnatit tasu'a lillahi ta'aalaa
Artinya:
"Aku berniat puasa sunah Tasu'a esok hari karena Allah."
2. Puasa Asyura.
Puasa asyura sangat dianjurkan pada tanggal 10 Muharram. Hari ke-10 Muharram ini adalah hari yang mulia.
Dari Abdullah bin Abbas radhiyallahu 'anhuma berkata:
"Ketika Rasulullah shallallahu 'alaihi wa salam melakukan puasa Asyura dan memerintahkan para sahabat untuk berpuasa Asyura, maka para sahabat berkata: "Wahai Rasulullah, ia adalah hari yang diagungkan oleh kaum Yahudi dan Nasrani."
Salah satu manfaat puasa Asyura adalah dapat menghapuskan dosa setahun yang lalu apabila dikerjakan dengan ikhlas niat karena Allah. Puasa ini bisa dikerjakan seperti puasa sunah lainnya.
Bacaan niat puasa asyura:
Nawaitu shauma ghadin an ada'i sunnati Asyura lillahi ta'aalaa
Artinya:
"Aku berniat puasa sunah Asyura esok hari karena Allah."
3. Puasa Ayyamul Bidh.
Dinamakan ayyamul bidh karena diambil dari kata Yauma yang berarti hari dan Bidh yang berarti putih. Puasa Ayyamul Bidh sering disebut dengan puasa putih.
Puasa ayyamul bidh adalah puasa sunah yang nilai amalannya sama dengan melaksanakan puasa sepanjang tahun.
Dalam suatu hadits, Rasulullah bersabda:
"Puasa pada tiga hari setiap bulannya adalah seperti puasa sepanjang tahun." (HR. Bukhari no. 1979).
Adapun anjuran untuk melaksanakan puasa putih adalah sebagai berikut:
"Jika engkau ingin berpuasa tiga hari setiap bulannya, maka berpuasalah pada tanggal 13, 14, dan 15 (dari bulan Hijriyah)." (HR. Tirmidzi no. 761 dan An Nasai no. 2425. Abu 'Isa Tirmidzi mengatakan bahwa haditsnya hasan).
Terdapat niat doa yang harus dibaca saat akan menunaikan ibadah puasa Ayyamul Bidh. Melafalkan niat berpuasa bisa dilakukan malam hari atau ketika makan sahur.
Namun, seorang muslim juga dapat melafalkan niat berpuasa setelah terbit fajar kalau lupa berniat ketika sahur.
Bacaan niat puasa ayyamul bidh:
Nawaitu shouma ghadin ayyamal bidhi sunnatan lillahi ta'ala.
Artinya:
"Saya niat berpuasa besok pada (ayyamul bidh) hari-hari putih sunah karena Allah Ta'ala."
4. Puasa Senin dan Kamis.
Seperti namanya, puasa Senin dan Kamis juga dilaksanakan setiap hari Senin dan Kamis saja. Syaikh Wahbah Az Zuhaili dalam Fiqih Islam wa Adillatuhu memasukkan puasa Senin dan Kamis dalam puasa sunah yang disepakati para ulama.
Dari Aisyah Radhiyallahu Anhu:
"Adalah Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam memperbanyak puasa pada hari Senin dan Kamis. (HR. Al-Tirmidzi, Al-Nasi dan Ibnu Majah. Hadits ini dishahihkan oleh Al-Albani)
Meski dapat dilakukan di bulan apa saja, puasa ini lebih mendatangkan keberkahan jika dilaksanakan saat bulan yang penuh kemuliaan seperti bulan Muharram. Seperti puasa sunah lainnya, menjalankan puasa Senin dan Kamis juga memiliki bacaan niat.
Bacaan niat puasa Senin dan Kamis:
Nawaitu Shouma Yaumal Itsnaini Sunnatal Lillaahi Ta'aalaa
Artinya:
"Saya niat puasa pada hari Senin, sunah karena Allah Ta'ala."
Niat tersebut di baca saat akan melakukan puasa sunah pada hari Senin. Sedangkan untuk puasa di hari Kamis, niatnya sebagai berikut:
Nawaitu Shouma Yaumal Khomiisi Sunnatal Lillaahi Ta'aalaa
Artinya:
"Saya niat puasa pada hari Kamis, sunah karena Allah Ta'ala."
Dari penjelasan di atas, bulan Muharram adalah bulan yang penuh keistimewaan. Karenanya, alangkah baiknya mengerjakan beberapa amalan sunah di bulan Muharram untuk mendapatkan keutamaan dari bulan tersebut.
Recommended By Editor
- Tata cara puasa Tarwiyah dan Arafah, lengkap dengan manfaatnya
- Apakah menangis bisa membatalkan puasa?
- Doa setelah sahur yang dibaca Rasulullah, manfaat & keutamaannya
- Tata cara membayar fidyah orang meninggal beserta niatnya
- Ketentuan membayar fidyah bagi ibu hamil dan syarat penerimanya
- Gosok gigi membatalkan puasa? Ini penjelasan dan hukumnya