Brilio.net - Menjadi seorang atlet profesional yang kerap mengikuti event kelas dunia butuh persiapan matang. Nggak main-main, semua diawali sejak usia dini. Atlet kelas dunia juga harus berlatih dengan serius berbulan-bulan sebelum bertanding.
Usut punya usut, menjadi altet professional yang bisa memecahkan rekor dunia tak hanya bermodal rajin berlatih. Di balik itu semua, ada perhitungan sains yang kompleks. Alasannya? Tubuh manusia menyimpan potensi tersembunyi yang menunggu untuk diungkap.
Sebelum rutin latihan, atlet harus menjalani serangkaian tes dan pengujian klinis. Setelah semua usai, pelatih bisa meracik program latihan yang memang didesain khusus untuk tubuh sang atlet. Semua itu demi memacu dan menjaga kondisi tubuh agar tetap prima saat bertanding.
Penasaran apa yang harus dilakukan seorang atlet untuk bisa bersaing dan memecahkan rekor dunia? Yuk simak ulasan brilio.net dari berbagai sumber, Senin (6/6)
1. Memilih waktu yang tepat untuk berlatih.
foto: shutterstock.com
Bagi seorang atlet, latihan menjadi salah satu faktor penting untuk mencapai hasil maksimal. Pemilihan waktu berlatih yang tepat ternyata bisa membuahkan hasil terbaik.
Beberapa penelitian menunjukkan waktu terbaik untuk performa fisik adalah sore menjelang malam hari. Hal ini sangat sangat berpengaruh bagi atlet terutama pelari. Alasannya adalah hormon-hormon tertentu yang menunjang latihan fisik keluar pada rentang waktu ini.
2. Ada waktu untuk "Menyembuhkan diri".
foto: shutterstock.com
Yang dimaksud dengan menyembuhkan diri yakni beristirahat cukup untuk memulihkan kondisi setelah bertanding. Tidur yang cukup adalah kunci bagi seorang atlet untuk mencapai kinerja puncak. Begadang sering dikaitkan dengan menurunnya performa seorang atlet profesional.
3. Manfaatkan sport genomics.
foto: shutterstock.com
Ternyata latihan fisik saja tidak cukup, atlet profesional harus memiliki program yang sesuai dengan genetika. Sport Genomics dapat memberikan pemahaman yang lebih baik tentang tubuh diri sendiri dan bagaimana variasi genetik mempengaruhi respon terhadap olahraga. Tes Prodia Sport Genomics bisa merencanakan program pelatihan yang lebih efisien dan optimal, serta memberikan informasi nutrisi yang tepat kaitannya dengan performa olahraga. Sehingga tercapai performa yang optimal dan menghindari cedera.
Dalam tujuan kompetitif dan prestasi, pendekatan sport genomics dapat membantu pelatih dan dokter untuk memprediksi keberhasilan atlet, merencanakan program pelatihan yang lebih efisien dan optimal, serta memberikan informasi nutrisi yang tepat kaitannya dengan performa olahraga.
Singkatnya untuk mencapai tujuan olahraga, tidak cukup dengan hanya berolahraga secara teratur. Penting untuk mengenali diri sendiri dan bagaimana variasi genetik mempengaruhi olahraga sehingga dapat berolahraga dengan lebih percaya diri dan juga bisa terhindar dari cedera.
Tes Prodia Sport Genomics bersifat preventif dan disarankan untuk konsultasi dengan dokter spesialis kedokteran olahraga agar mendapatkan rekomendasi program latihan guna mencapai manajemen kesehatan yang optimal. Informasi lebih lanjut kunjungi www.prodia.co.id atau hubungi layanan WhatsApp Kontak Prodia +62 855-1500-830.
4. Peran penting hormon.
foto: shutterstock.com
Hormon dan proses biologis dapat memengaruhi hal-hal seperti kekuatan dan fleksibilitas otot serta kontrol saraf dan motorik. Salah satu hormon kunci yang berperan adalah hormon pertumbuhan manusia, atau HGH.
Sementara versi sintetis sering dikaitkan dengan doping. Peningkatan kadar HGH dapat memengaruhi segalanya mulai dari kapasitas olahraga hingga kepadatan tulang dan massa otot, memberikan dorongan ekstra selama kompetisi atletik.
5. Aklimatisasi tubuh
foto: shutterstock.com
Aklimatisasi merupakan suatu upaya penyesuaian fisiologis atau adaptasi terhadap suatu lingkungan baru. Hal ini didasarkan pada kemampuan organisme untuk dapat mengatur morfologi, perilaku, dan jalur metabolisme biokimia di dalam tubuhnya untuk menyesuaikannya dengan lingkungan.
Proses penyesuaian atau aklimatisasi ini penting agar tubuh seorang atlet tidak kaget. Jika terlalu mendadak, tubuh atlet bisa mengalami cedera. Oleh karena itu, sebelum bertanding, program latihan umumnya didesain agar menyerupai kondisi lapangan saat hendak bertanding. Program latihan ini bisa berjalan beberapa hari atau berbulan-bulan sebelumya.
Recommended By Editor
- TEGUK optimalkan digitalisasi untuk terus berkembang di tengah pandemi
- Air mineral berkualitas nggak perlu mahal, hanya ±Rp 1.000 per liter
- 5 Filter TikTok bareng bestie ini meriahkan Halal Bihalal, siap FYP
- 4 Cara meng-highlight rambut dalam sesi photoshoot, hasil bak model
- 5 Teknik memotret nail arts, simpel dan gampang masuk FYP TikTok