Brilio.net - Giant selama ini menjadi sarana berbelanja masyarakat Indonesia untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya. Setelah beberapa tahun melayani masyarakat Inonesia, kini perusahaan ritel multiformat PT Hero Supermarket Tbk. (HERO Group) akan menutup seluruh gerai Giant.

Setelah tutup, perusahaan akan memfokuskan bisnisnya ke merek dagang IKEA, Guardian, dan Hero Supermarket yang memiliki potensi pertumbuhan lebih tinggi dibandingkan Giant.

"Seperti bisnis mumpuni lainnya, kami terus beradaptasi terhadap dinamika pasar dan tren pelanggan yang terus berubah, termasuk menurunnya popularitas format hypermarket dalam beberapa tahun terakhir di Indonesia; sebuah tren yang juga terlihat di pasar global. Kami tetap meyakini bahwa sektor peralatan rumah tangga, kesehatan dan kecantikan, serta keperluan sehari-hari untuk kelas atas memiliki potensi pertumbuhan yang tinggi" kata Presiden Direktur PT Hero Supermarket Tbk Patrik Lindvall dalam keterangan tertulis di Jakarta, Selasa (25/5) yang telah brilio.net rangkum dari Liputan6.com, Senin (2/8).

Berikut fakta terkait penutupan Giant yang telah brilio.net rangkum dari berbagai sumber, Senin (2/8).

1. Tutup mulai 1 Juli 2021.

<img style=

foto: Liputan6.com

Sebagai bagian dari fokus baru perusahan, PT Hero Supermarket Tbk akan mengubah lima gerai Giant menjadi IKEA. Hal ini diharapkan dapat menambah aksesibilitas bagi pelanggan.

Gerai Giant lainnya dengan berat hati akan ditutup pada akhir Juli 2021, walaupun negosiasi terkait potensi pengalihan kepemilikan sejumlah gerai Giant kepada pihak ketiga masih berlangsung.

2. Diubah jadi Hero Supermarket.

<img style=

foto: Liputan6.com

Selain itu, PT Hero Supermarket Tbk. juga sedang mempertimbangkan untuk mengubah sejumlah gerai Giant menjadi Hero Supermarket.

"Selain itu, perseroan juga sedang mempertimbangkan untuk mengubah sejumlah gerai Giant menjadi gerai Hero Supermarket," tulis Direktur PT Hero Supermarket Tbk Hadrianus Wahyu Trikusumo dalam keterbukaan informasi BEI, Selasa (25/5) yang brilio.net lansir dari Liputan6.com, Senin (2/8).

3. Hero Group fokus mengembangkan merek dagang lain.

<img style=

foto: Liputan6.com

Keputusan penutupan gerai Giant ini karena Hero Group fokus mengembangkan merek dagang lain akan yang memiliki potensi bertumbuh lebih tinggi, seperti IKEA, Guardian, dan Hero Supermarket.

Dalam kurun waktu dua tahun, Hero Supermarket menargetkan akan menggandakan empat kali lipat jumlah gerai IKEA dibanding 2020. Selain itu juga membuka hingga 100 gerai Guardian baru hingga akhir 2022.

4. Karyawan akan mendapatkan kompensasi.

<img style=

foto: Liputan6.com

Adanya penutupan Giant ini berdampak pada nasib para karyawannya. Head of Corporate & Consumer Affairs, PT Hero Supermarket Tbk, Diky Risbianto, mengatakan hingga saat ini pihaknya belum bisa memastikan jumlah karyawan Giant yang akan terkena dampak dari penutupan seluruh gerai Giant tersebut.

"Saat ini, kami belum bisa memberi tahu jumlah pasti anggota karyawan kami yang terdampak karena bergantung kepada perubahan gerai Giant ke lini bisnis kami yang lain atau pengalihan kepemilikan ke brand ritel lain," kata dia yang dilansir dari Liputan6.com, Senin (2/8).

Rencana ini sudah diketahui oleh para karyawan. Ia memastikan setiap karyawan diperlakukan secara adil. Para karyawan di gerai Giant akan mendapatkan kompensasi sesuai dengan aturan yang berlaku.

5. Dampak penutupan Giant.

<img style=

foto: Liputan6.com

Dilansir brilio.net dari Liputan6.com, Senin (2/8), Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan, Oke Nurwan, angkat bicara tentang penutupan gerai giant milik PT Hero Supermarket Tbk.

Ia berharap agar tutupnya gerai Giant, tidak merambat dan memengaruhi sektor-sektor lainnya, terutama yang berkaitan dengan penyaluran produk Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM).

Menurutnya, penutupan beberapa gerai retail merupakan keputusan internal. Namun hal tersebut tentunya sangat disayangkan pemerintah.

"Tentunya sangat disayangkan, karena di tengah pandemi salah satu upaya untuk menjaga pertumbuhan ekonomi nasional adalah konsumsi rumah tangga yang kontribusinya sangat signifikan, yakni kurang lebih 59 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB)," jelas Oke.

6. Giant menyimpan kenangan bagi warganet.

Fakta Giant tutup  berbagai sumber

foto: Twitter/@pintuyangmalang

Para warganet pun merasa bersedih, karena memiliki banyak kenangan saat berbelanja di Giant. Para warganet ini pun memberikan berbagai reaksinya melalui media sosial seperti Twitter.

Warganet dengan akun Twitter @pintuyangmalang juga turut sedih dengan tutupnya seluruh gerai Giant di Indonesia. Karena bibinya sering berbelanja di sana dan mengaku telah dekat dengan beberapa kasir dan satpamnya.

"Giant resmi ditutup, bibinya syifa ikutan sedih. Belanja bulanan selalu disitu dia, ampe kasir n satpamnya pun dah kaya temannya sendiri. Hmm doakan aj yg terbaik bwt mereka."

Ada juga warganet dengan akun Twitter @enjebe_ yang mengenang jingle Giant karena menurutnya sangat menghibur. "Sedih banget seluruh gerai giant bakal resmi tutup akhir bulan ini. Padahal jingle giant sangat menghibur sekali," cuitnya.

Warganet lain dengan akun Twitter @SorryMomImDrunk juga mengungkapkan kenangannya berbelanja di Giant. Dalam cuitannya, netizen ini menceritakan kisahnya saat masih sekolah berbelanja dengan ibunya.

"Jadi inget pas kelas 3 sd ke Giant sama nyokap buat beli susu ade gua. Duit nyokap pas pasan dan gua minta jajan banyak wkwk, akhirnya nyokap gua ngalah cuma beli susu yang kardus kecil dan sisanya gua beli jajanan hahahah. Dan hari ini giant resmi tutup permanen," ceritanya.