16. Contoh teks monolog tentang menghadapi ketakutan.
foto: freepik.com
Aku ingin bercerita tentang bagaimana aku menghadapi ketakutan. Aku yakin kalian semua pasti punya ketakutan masing-masing, seperti ketakutan akan gelap, hantu, ular, atau hal-hal lain yang membuat kalian merinding. Aku juga punya ketakutan yang sangat besar. Aku sangat takut akan tinggi. Aku tidak bisa naik pesawat, lift, atau bahkan tangga tanpa merasa pusing dan mual. Aku selalu merasa seperti akan jatuh dan mati jika berada di tempat yang tinggi.
Ketakutan aku akan tinggi membuat aku tidak bisa menikmati banyak hal dalam hidup. Aku tidak bisa bepergian ke tempat-tempat yang jauh atau indah. Aku tidak bisa melihat pemandangan kota dari gedung-gedung pencakar langit. Aku tidak bisa mencoba wahana-wahana seru di taman bermain. Aku bahkan tidak bisa naik ke atap rumahku untuk melihat bintang-bintang.
Suatu hari, aku mendapat tugas dari guru bahasa Inggris untuk membuat presentasi tentang impianku. Aku harus mempresentasikan impianku di depan kelas dengan menggunakan bahasa Inggris. Aku sangat bingung dan bimbang. Apa impianku? Apa yang ingin aku lakukan dalam hidup? Aku merasa tidak punya impian sama sekali karena ketakutanku.
Aku akhirnya memutuskan untuk mencari inspirasi di internet. Aku mengetik kata kunci “impian” di mesin pencari Bing dan menemukan banyak artikel, video, dan gambar tentang impian orang-orang di seluruh dunia. Aku melihat ada orang-orang yang bermimpi untuk menjadi dokter, penulis, astronot, atau hal-hal lain yang hebat. Aku juga melihat ada orang-orang yang bermimpi untuk pergi ke tempat-tempat yang eksotis, seperti Paris, New York, atau Maldives.
Aku merasa kagum dan iri dengan orang-orang itu. Mereka begitu berani dan percaya diri untuk mengejar impian mereka. Mereka tidak takut akan apa pun yang menghalangi mereka. Mereka tidak takut akan kegagalan, penolakan, atau bahaya. Mereka hanya fokus pada tujuan mereka dan berusaha keras untuk mencapainya.
17. Contoh teks monolog tentang dikhianati sahabat.
foto: freepik.com
"Kekecewaan dan duka"
Aku tak pernah menyangka bahwa sahabatku sendiri yang mengkhianatiku. Sahabat yang selama ini kucurahkan segala isi hatiku. Sahabat yang selama ini kubantu dalam segala kesulitannya. Sahabat yang selama ini kubela dalam segala masalahnya.
Aku merasa sakit hati dan kecewa. Aku merasa ditusuk dari belakang dan ditinggalkan begitu saja. Aku merasa dibohongi dan dimanfaatkan tanpa rasa terima kasih. Aku merasa dipermainkan dan diremehkan tanpa rasa hormat.
Apa salahku padanya? Apa dosaku padanya? Apa kurangnya aku padanya? Apa alasan dia mengkhianatiku?
Apakah karena dia iri dengan prestasiku? Apakah karena dia dengki dengan kebahagiaanku? Apakah karena dia benci dengan kepribadianku? Apakah karena dia ingin mengambil alih segala yang milikku?
Dia telah merebut pacarku yang sangat kucintai. Dia telah menyebarkan gosip-gosip jahat tentangku. Dia telah mengadu domba aku dengan teman-teman lainnya. Dia telah menghancurkan reputasi dan karirku.
Dia telah menghancurkan persahabatan kami yang sudah terjalin lama. Dia telah menghancurkan kepercayaan dan harapanku padanya. Dia telah menghancurkan impian dan cita-citaku bersamanya. Dia telah menghancurkan hidupku.
Aku benci dia. Aku benci dia dengan segenap hatiku. Aku benci dia dengan segenap jiwaku. Aku benci dia dengan segenap ragaku.
Tapi, aku juga sedih. Aku sedih kehilangan sahabatku yang dulu begitu baik padaku. Aku sedih kehilangan sahabatku yang dulu begitu dekat denganku. Aku sedih kehilangan sahabatku yang dulu begitu berarti bagiku.
Apa yang harus kulakukan? Apa yang harus kukatakan? Apa yang harus kurasakan?
Haruskah aku memaafkannya? Haruskah aku melupakannya? Haruskah aku membalasnya?
Atau haruskah aku … meninggalkannya?
18. Contoh teks monolog tentang cerita fabel.
foto: freepik.com
"Moral sebuah kisah"
Aku adalah seekor kancil yang cerdik dan lincah. Aku tinggal di hutan yang luas dan hijau. Aku suka berpetualang dan mencari makanan yang lezat. Aku juga suka menolong teman-teman hewan yang membutuhkan bantuanku.
Suatu hari, aku sedang berjalan-jalan di pinggir sungai. Aku melihat ada buah mangga yang besar dan manis di pohon. Aku ingin sekali memakannya, tetapi aku tidak bisa memanjat pohon. Aku berpikir keras bagaimana cara mendapatkan buah mangga itu.
Tiba-tiba, aku melihat ada seekor buaya yang sedang berenang di sungai. Aku pun mendapat ide jenaka. Aku berteriak kepada buaya, “Hai, Buaya! Apa kabar? Kamu mau ikut makan buah mangga bersamaku?”
Buaya itu terkejut mendengar suaraku. Dia berpaling ke arahku dan bertanya, “Kancil, apa yang kamu lakukan di sini? Bukankah kamu tahu bahwa ini adalah wilayahku? Kamu tidak takut aku akan memakanku?”
Aku menjawab dengan santai, “Oh, tidak usah khawatir, Buaya. Aku tidak akan mengganggumu. Aku hanya ingin menawarkanmu sesuatu yang enak. Lihatlah, di pohon itu ada buah mangga yang besar dan manis. Aku yakin kamu juga suka buah mangga, kan?”
Buaya itu tertarik dengan kata-kataku. Dia memang suka buah mangga, tetapi dia jarang bisa memakannya karena dia tidak bisa memanjat pohon. Dia bertanya, “Benarkah ada buah mangga di pohon itu? Bagaimana cara kamu mendapatkannya?”
Aku berkata dengan licik, “Mudah saja, Buaya. Kamu hanya perlu membantuku sedikit. Kamu bisa berbaring di tanah dan membuka mulutmu lebar-lebar. Aku akan melompat ke atas mulutmu dan meloncat ke pohon. Lalu, aku akan memetik buah mangga dan melemparkannya ke mulutmu. Bagaimana? Apakah kamu mau bekerja sama denganku?”
Buaya itu tergiur dengan rencanaku. Dia berpikir bahwa ini adalah kesempatan bagus untuk mendapatkan buah mangga tanpa susah payah. Dia tidak menyadari bahwa aku sedang menipunya. Dia setuju dengan rencanaku dan berkata, “Baiklah, Kancil. Aku mau bekerja sama denganmu. Ayo, cepat lakukan!”
Aku pun tersenyum puas. Aku melompat ke atas mulut buaya dan meloncat ke pohon. Aku memetik buah mangga yang besar dan manis itu dan memakannya dengan lahap. Sementara itu, buaya menunggu dengan sabar di bawah pohon.
Setelah kenyang, aku berkata kepada buaya, “Terima kasih, Buaya. Kamu telah membantuku mendapatkan buah mangga yang lezat ini. Sayang sekali, kamu tidak bisa menikmatinya bersamaku. Karena itu, aku akan memberimu hadiah spesial.”
Buaya itu penasaran dengan hadiah yang akan kuberikan padanya. Dia bertanya, “Hadiah apa yang akan kamu berikan padaku, Kancil? Apakah kamu akan memberiku sebagian dari buah mangga itu?”
Aku menjawab dengan sinis, “Tentu saja tidak, Buaya. Kamu kira aku bodoh? Hadiah yang akan kuberikan padamu adalah ini!” Lalu, aku meludahi mulut buaya dengan keras.
Buaya itu marah dan kesal sekali. Dia merasa ditipu dan dilecehkan olehku. Dia berteriak dengan geram, “Kancil, kamu sangat jahat! Kamu telah mengkhianatiku! Kamu harus membayar mahal atas perbuatanmu!”
Aku tertawa terbahak-bahak dan berkata dengan mengejek, “Hahaha… Buaya bodoh! Kamu kira aku akan memberimu buah mangga? Mimpi saja! Kamu harus tahu bahwa aku adalah kancil yang cerdik dan lincah. Kamu tidak akan pernah bisa menangkapku!”
Lalu, aku melompat dari pohon dan berlari secepat kilat. Aku meninggalkan buaya yang merasa malu dan bingung. Aku merasa senang dan bangga karena berhasil menipu buaya yang bodoh itu.
Pesan moral dari cerita fabel ini adalah: jangan mudah percaya dengan orang yang tidak dikenal, apalagi yang menawarkan sesuatu yang terlalu bagus untuk menjadi kenyataan. Karena bisa jadi, itu adalah jebakan atau tipuan yang akan merugikan kita. Juga, jangan sombong dan meremehkan orang lain, karena bisa jadi, mereka lebih cerdik dan lincah daripada kita.
19. Contoh teks monolog tentang musikalisasi puisi.
foto: freepik.com
"Aku dan karyaku"
Aku adalah seorang penyair yang mencintai musik. Aku mencintai musik karena musik bisa menambah keindahan dan kedalaman pada puisiku. Aku mencintai musik karena musik bisa membawa aku ke dunia imajinasi dan ekspresi.
Aku sering melakukan musikalisasi puisi. Aku sering mengubah puisiku menjadi syair lagu yang bisa kusanyikan dengan iringan alat musik. Aku sering memilih alat musik yang sesuai dengan tema dan suasana puisiku. Aku sering menciptakan melodi yang harmonis dengan kata-kata puisiku.
Aku percaya bahwa musikalisasi puisi adalah salah satu cara untuk mengapresiasi puisi. Aku percaya bahwa musikalisasi puisi bisa membuat puisiku lebih mudah dipahami dan dinikmati oleh pendengar atau penonton. Aku percaya bahwa musikalisasi puisi bisa membuat puisiku lebih hidup dan berkesan.
Aku ingin berbagi salah satu contoh musikalisasi puisiku. Aku ingin berbagi puisi yang berjudul “Hujan” yang sudah kumusikalisasikan dengan gitar akustik. Aku ingin berbagi rasa yang kurasakan saat menulis dan menyanyikan puisi ini.
Ini adalah lirik lagu dari puisiku:
Hujan, hujan, turunlah perlahan Basahi bumi yang haus akan kasih sayang Hujan, hujan, turunlah pelan-pelan Sirami hati yang kering akan cinta sejati
Hujan, hujan, bawalah harapan Bersihkan jiwa yang kotor oleh dosa-dosa Hujan, hujan, bawalah kesempatan Ubahlah nasib yang suram oleh ujian-ujian
Hujan, hujan, jadilah saksi Dari segala rahasia yang terpendam di dada Hujan, hujan, jadilah teman Dari segala kesepian yang menyelimuti jiwa
Hujan, hujan, turunlah terus Jangan berhenti sebelum semua menjadi indah Hujan, hujan, turunlah selalu Jangan pergi sebelum semua menjadi bahagia
Aku akan mencoba membuat gambar seni untuk puisi ini. Tunggu sebentar ya.
20. Contoh teks monolog tentang pengalaman liburan.
foto: freepik.com
"Liburan di Bali"
Aku baru saja pulang dari liburan yang sangat menyenangkan. Aku pergi ke Bali bersama keluargaku selama seminggu. Aku sangat senang bisa menikmati keindahan alam dan budaya Bali yang kaya dan beragam.
Aku menginap di sebuah hotel yang nyaman dan mewah di kawasan Kuta. Dari hotel, aku bisa melihat pemandangan pantai yang indah dan ombak yang menggulung. Aku juga bisa berjalan-jalan di sekitar hotel dan menemukan banyak toko, restoran, dan tempat hiburan.
Aku mengunjungi banyak tempat wisata di Bali, seperti Tanah Lot, Uluwatu, Ubud, Bedugul, dan Kintamani. Aku melihat candi-candi yang megah dan sakral, sawah-sawah yang hijau dan terasering, danau-danau yang tenang dan sejuk, serta gunung-gunung yang tinggi dan berapi. Aku juga melihat berbagai kesenian dan kebudayaan Bali, seperti tari-tari tradisional, lukisan-lukisan khas, patung-patung unik, dan upacara-upacara adat.
Aku juga mencoba banyak aktivitas seru di Bali, seperti berenang di pantai, berselancar di ombak, menyelam di laut, rafting di sungai, naik gajah di hutan, dan bersepeda di desa. Aku merasakan sensasi yang luar biasa dan menantang. Aku juga mencoba banyak makanan lezat di Bali, seperti nasi campur, ayam betutu, babi guling, sate lilit, dan jaje bali. Aku merasakan cita rasa yang khas dan menggugah selera.
Aku sangat puas dengan liburan ini. Aku mendapatkan pengalaman yang berharga dan tak terlupakan. Aku belajar banyak hal tentang Bali yang membuatku kagum dan terpesona. Aku juga mendapatkan kenangan yang indah bersama keluargaku yang membuatku bahagia dan bersyukur.
Recommended By Editor
- 7 Ide menu makan siang ala rumahan, lezat, tidak bikin bosan dan mudah dibuat
- 5 Cara mendapatkan Kartu Indonesia Pintar (KIP), pelajar wajib tahu
- 9 Resep makanan tradisional Indonesia, enak, sederhana, dan mudah dibuat di rumah
- 7 Cara cek NISN secara online, mudah, cepat, dan nggak pakai ribet
- 10 Resep masakan Jepang yang enak dan mudah dibuat di rumah
- 95 Motto hidup Islami pendidikan, sebagai penyemangat menuntut ilmu
- 95 Motto hidup pendidikan, tingkatkan semangat belajar
- 5 Aplikasi cepat fasih berbahasa Inggris secara lisan dan tulisan
- 9 Alasan mengapa kamu harus berpikir kritis untuk mengatasi masalah