Brilio.net - Attitude merupakan sikap, perilaku, atau tingkah laku yang dimiliki seseorang dalam melakukan interaksi dengan orang lain. Memiliki attitude sangatlah penting bagi diri sendiri sekaligus orang sekitar.
Dalam kehidupan sehari-hari, attitude sering diartikan dalam artian lebih sempit, yaitu menyangkut etika dan kesopanan. Memiliki attitude sangat berpengaruh terhadap kehidupan setiap manusia.
Attitude merupakan komponen penentu dari perilaku karena keduanya memiliki hubungan dengan persepsi, kepribadian, dan perilaku. Attitude merupakan keadaan mental yang dipelajari dan diorganisasikan melalui pengalaman, menghasilkan pengaruh yang spesifik terhadap respons seseorang terhadap orang lain objek dan situasi yang berhubungan.
Adanya attitude menjadi salah satu sikap yang dihasilkan dari pengalaman atau didikan baik dari orang tua, pendidikan, dan lainnya sehingga membentuk attitude yang baik. Maka dari itu, attitude menjadi sangat penting dalam kehidupan sehari-hari, sebagai bentuk yang menggambarkan ciri, karakter, dan kepribadian manusia.
Lebih lanjut, berikut brilio.net rangkum dari berbagai sumber pada Rabu (22/6), pahami definisi, fungsi dan faktor pembentuk attitude dalam diri setiap individu.
Definisi attitude.
foto: freepik.com
Attitude menurut kamus Oxford dalam buku berjudul Seni Menjadi Pribadi yang Diterima dan Disukai Di mana pun dan Kapanpun, adalah 'a settled way of thinking or feeling about something', dengan kata lain, attitude adalah sikap dan tingkah laku seseorang dalam berinteraksi dengan kondisi sekitarnya. Secara sederhana attitude adalah respons mental seseorang kepada orang lain, tempat, suatu keadaan, dan segala sesuatu di dalam hidupnya.
Berikut ini definisi attitude menurut para ahli.
1. W.J. Thomas.
Attitude adalah suatu kesadaran individu yang menentukan perbuatan-perbuatan yang nyata ataupun yang mungkin akan terjadi dalam kegiatan-kegiatan sosial.
2. Katz dan Stotland.
Attitude adalah kombinasi dari reaksi atau respons kognitif (respons perceptual dan pernyataan mengenai apa yang diyakini), respons afektif (respons pernyataan perasaan yang menyangkut aspek emosional), dan respons konatif (respons berupa kecenderungan perilaku tertentu sesuai dengan dorongan hati).
3. Chaplin.
Menurut Chaplin, attitude adalah predisposisi atau kecenderungan yang relatif stabil dan berlangsung terus-menerus untuk bertingkah laku atau bereaksi dengan cara tertentu terhadap objek, lembaga, atau persoalan tertentu.
4. La Pierre.
Attitude adalah pola perilaku tendensi atau kesiapan diri seseorang tersebut dalam melakukan adaptasi termasuk dalam menyesuaikan diri. Terkait dengan cara untuk beradaptasi ada yang sederhana dan ada yang rumit, tergantung dari masing-masing orang. Sebab attitude bentuk respons dari stimulus sosial yang dihadapinya.
5. Soetarno.
Attitude adalah pandangan perasaan seseorang yang umumnya diikuti dengan kecenderungan dalam bertindak terhadap objek tertentu. Jadi objek yang disasar sebagai stimulus, dan attitude adalah respons dari orang tersebut.
Fungsi attitude.
foto: freepik.com
Menurut Katz, attitude memiliki beberapa fungsi dalam kehidupan, berikut ini fungsi dari attitude.
1. Fungsi instrumental.
Fungsi instrumental berkaitan dengan saran dan tujuan. Orang akan memandang seberapa jauh objek sikap dapat digunakan sebagai sarana atau alat dalam rangka mencapai tujuan. Apabila objek sikap dapat membantu seseorang untuk mencapai tujuannya, maka orang akan bersifat positif terhadap objek tersebut.
2. Fungsi pertahanan ego.
Fungsi pertahanan ego merupakan sikap yang dapat diambil oleh seseorang untuk mempertahankan egonya. Attitude ini akan diambil oleh seseorang pada waktu orang yang bersangkutan merasa dirinya atau egonya terancam.
3. Fungsi ekspresi nilai.
Pada dasarnya sikap diri seseorang merupakan jalan bagi individu untuk mengekspresikan nilai yang ada pada dirinya. Dengan mengekspresikan diri, maka seseorang akan mendapatkan kepuasan serta dapat menunjukkan kepada dirinya. Dengan individu mengambil sikap tertentu akan menggambarkan keadaan sistem nilai yang ada pada individu bersangkutan.
4. Fungsi pengetahuan.
Dalam fungsi ini setiap individu memiliki dorongan untuk berusaha mengerti dengan pengalaman-pengalamannya. Ini menandakan bahwa, apabila seseorang memiliki sikap tertentu terhadap suatu objek, maka akan menunjukkan tentang pengetahuan orang terhadap objek sikap yang bersangkutan.
Faktor-faktor pembentuk attitude.
foto: freepik.com
Pembentukan attitude tidak secara otomatis, tapi melalui berbagai proses. Proses ini berlangsung dalam interaksi manusia dan berkaitan dengan objek tertentu. Berikut ini faktor pembentuk attitude seseorang.
1. Pengalaman pribadi.
Untuk dapat menjadi dasar pembentukan sikap, pengalaman pribadi harus meninggalkan kesan yang kuat. Maka dari itu, sikap akan lebih mudah terbentuk apabila pengalaman pribadi tersebut terjadi dalam situasi yang melibatkan faktor emosional. Dalam situasi yang melibatkan emosi, maka penghayatan akan pengalaman lebih mendalam dan lebih lama membekas.
2. Pengaruh orang lain yang dianggap penting.
Orang lain di sekitar merupakan salah satu di antara komponen yang ikut memengaruhi sikap manusia. Seseorang yang dianggap penting akan banyak memengaruhi pembentukan sikap manusia terhadap sesuatu. Adapun orang yang biasanya dianggap penting bagi individu adalah orang tua, orang yang status sosialnya lebih tinggi, teman sebaya, teman dekat, guru, dan lain sebagainya.
3. Pengaruh kebudayaan.
Kebudayaan mempunyai pengaruh besar terhadap pembentukan sikap manusia terutama kebudayaan di mana manusia itu hidup dan dibesarkan. Karena kebudayaan telah menanamkan garis pengarah sikap manusia terhadap suatu masalah. Kebudayaan memberi corak pengalaman individu yang menjadi anggota kelompok masyarakatnya.
4. Media massa.
Sebagai sarana komunikasi, berbagai media massa dapat mempunyai pengaruh yang besar dalam pembentukan opini dan kepercayaan orang. Pada dasarnya media massa akan menyampaikan informasi dan memberi pesan yang berisi sugesti, sehingga dapat mengarahkan opini seseorang. Informasi baru mengenai sesuatu hal dapat memberikan landasan kognitif baru bagi terbentuknya sikap terhadap sesuatu hal.
5. Lembaga pendidikan dan lembaga agama.
Kedua lembaga tersebut memberikan pengaruh dalam pembentukan sikap karena keduanya meletakkan dasar pengertian dan konsep moral dalam diri individu.
Pemahaman akan baik dan buruk, garis pemisah antara sesuatu yang boleh dan tidak boleh dilakukan, diperoleh dari pendidikan dan keagamaan. Karena pada dasarnya, moral dan ajaran agama dapat membentuk sistem kepercayaan maka, faktor ini dapat berperan dalam menentukan sikap individu.
Sumber: Ningrum, Restia. 2019. Seni Menjadi Pribadi yang Diterima dan Disukai Dimanapun dan Kapanpun. Penerbit Anak Hebat Indonesia.
Recommended By Editor
- Produsen adalah penghasil barang atau jasa, ini penjabarannya
- Ekosistem adalah sebuah sistem ekologi, pahami komponen dan jenisnya
- Kosakata adalah perbendaharaan kata, pahami pengertian dan jenisnya
- Profit adalah keuntungan, ini pengertian, unsur dan jenis-jenisnya
- Transmigrasi adalah perpindahan penduduk, ini sejarah dan tujuannya