Brilio.net - Salah satu sikap terpuji dan dikenal dengan sifat yang dimiliki para dari rasul adalah amanah. Amanah sering dikaitkan hubungan manusia dengan manusia dan manusia dengan Sang Pencipta. Orang yang memiliki sifat amanah adalah sosok yang dapat dipercaya dan bertanggung jawab terhadap kepercayaan yang diberikan kepadanya.
Dalam kehidupan sehari-hari sifat amanah sangatlah penting untuk dimiliki. Sebab, jika ia orang yang amanah maka ia akan dipandang sebagai orang yang bijaksana dan tanggung jawab. Namun, jika seseorang mengkhianati amanahnya, maka ia akan dipandang sebagai sosok yang sulit untuk dipercaya.
Bahkan, setiap umat Islam dituntut untuk selalu bersikap amanah. Sebab, Islam mengancam mengganjar neraka bagi orang yang mengingkari amanah yang sudah ia emban. Amanah menjadi salah satu indikator seorang manusia. Orang yang memiliki iman akan selalu berupaya menjaga amanah dengan sebaik-baiknya. Bahkan Rasulullah bersabda;
"Tidak sempurna iman seseorang yang tidak amanah, dan tidak sempurna agama orang yang tidak menunaikan janji." (HR. Ahmad).
Lebih lanjut, berikut penjelasan lengkapnya mengenai arti amanah, hikmah, dan dalilnya sebagaimana dirangkum brilio.net dari berbagai sumber pada Kamis (21/7).
Arti amanah.
foto: pexels.com
Dalam buku berjudul 25 Rahasia Bisnis Laris Manis Ala Rasulullah yang ditulis oleh Rusydie Anwar, secara etimologis, kata amanah berasal dari akar kata amuna yang artinya jujur atau dapat dipercaya. Dari akar kata inilah terbentuk beberapa pengertian lain seperti aman, menyelamatkan, perlindungan, dan sebagainya.
Secara definisi, amanah merupakan kata dari bahasa Arab yang diserap bahasa Indonesia. Asal kata amanah dalam Alquran bermakna "menepati janji dan pertanggungjawaban". Sementara, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), menerjemahkan amanah adalah sesuatu yang dipercayakan atau dititipkan kepada orang lain.
Menyadur dalam buku Akhlak Mulia Sebagai Konsep Pembangunan Karakter yang ditulis oleh Mubarok, mendefinisikan amanah sebagai sikap mental yang di dalamnya terkandung unsur kepatuhan kepada hukum (baik hukum agama maupun hukum positif), tanggung jawab kepada tugas, kesetiaan pada komitmen, keteguhan dalam memegang janji, kesucian dalam tekad, dan kejujuran terhadap diri sendiri.
Hikmah dari sifat amanah.
foto: pexels.com
Amanah merupakan sifat wajib Rasulullah SAW dan para nabi. Sebagai umat Islam, sifat dari Rasulullah patutnya untuk dicontoh dan menjadi tauladan. Masih melansir dari buku 25 Rahasia Bisnis Laris Manis Ala Rasulullah yang ditulis oleh Rusydie Anwar, ada dua hikmah dari sifat amanah yang dimiliki oleh Rasulullah.
Yang pertama, sifat amanah yang dimiliki oleh Rasulullah menjadi jaminan bahwa ajaran-ajaran Islam yang dibawanya adalah benar dan berasal dari Allah. Tidak adanya keraguan terhadap kebenaran ajaran yang dibawa Rasulullah. Sebab, beliau memiliki sifat amanah yang sempurna. Sifat ini juga menjadi tauladan bagi umatnya.
Hikmah yang kedua, sifat amanah Rasulullah adalah tertutupnya kemungkinan melakukan penyelewengan terhadap apa yang diperintahkan oleh Allah SWT. Artinya, setiap muslim yang memiliki sifat amanah akan menjaga segala perbuatannya dari keburukan atau hal-hal yang dilarang Allah.
Manusia yang memiliki sifat amanah kepada orang lain, sesungguhnya ia telah berbuat baik kepada diri sendiri. Berikut ini hikmah memiliki sikap amanah antara manusia dengan manusia.
- Orang yang memiliki sifat amanah, jika ia dipercaya, maka orang lain akan menghargai sosok tersebut, diberi posisi yang mapan di masyarakat, dan dihormati oleh lingkungan sekitar.
- Sosok yang amanah akan menarik simpati dari orang lain. Jika ia membutuhkan bantuan, orang lain akan bersedia untuk menolongnya.
- Sesuai dengan janji Allah, orang yang memiliki sifat amanah akan diberi kemudahan dalam kehidupannya, baik itu di kehidupan dunia maupun di akhirat.
- Secara psikologis, sifat amanah bisa membebaskan manusia dari rasa bersalah, meningkatkan rasa percaya diri, dan terhindar dari kecemasan.
Dalil amanah dalam Alquran dan hadits.
foto: pexels.com
1. Surat Al Baqarah ayat 283.
"Dan jika kamu dalam perjalanan sedang kamu tidak mendapatkan seorang penulis, maka hendaklah ada barang jaminan yang dipegang. Tetapi, jika sebagian kamu mempercayai sebagian yang lain, hendaklah yang dipercayai itu menunaikan amanatnya (utangnya) dan hendaklah dia bertakwa kepada Allah, Tuhannya. Dan janganlah kamu menyembunyikan kesaksian, karena barangsiapa menyembunyikannya, sungguh, hatinya kotor (berdosa). Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan."
2. Surat Al-Anfal ayat 27.
"(yaitu) orang-orang yang melanggar perjanjian Allah setelah (perjanjian) itu diteguhkan, dan memutuskan apa yang diperintahkan Allah untuk disambungkan dan berbuat kerusakan di bumi. Mereka itulah orang-orang yang rugi."
3. HR. Ahmad.
"Laa iimaana liman laa amaanata lahu walaa diina liman laa ahdahu."
Artinya:
"Tidak sempurna iman seseorang yang tidak amanah, dan tidak sempurna agama orang yang tidak menunaikan janji". (HR. Ahmad).
4. HR. Bukhari dan Muslim.
Dari Ibnu Umar RA dari Nabi SAW sesungguhnya bersabda; "Setiap orang adalah pemimpin dan akan diminta pertanggungjawaban atas kepemimpinannya. Seorang kepala negara adalah pemimpin atas rakyatnya dan akan diminta pertanggungjawaban perihal rakyat yang dipimpinnya." (HR. Bukhari dan Muslim)
5. Surat An Nisa ayat 58.
"Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanah kepada yang berhak menerimanya dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil..."