Brilio.net - Setiap manusia terlahir dengan keunikan dan bentuk tubuh yang berbeda-beda. Beberapa orang terlahir dengan tubuh kurus, gendut, tinggi, pendek, dan sebagainya. Pada dasarnya bentuk tubuh ini menjadi salah satu nikmat Tuhan yang patut untuk disyukuri. Akan tetapi, tak dapat dipungkiri bahwa beberapa bentuk tubuh menjadi standar ideal, baik laki-laki atau perempuan.
Seperti yang diketahui bersama, istilah body shaming sudah umum didengar bahkan diucapkan. Body shaming merupakan suatu perilaku atau tindakan mengkritik dan mencela fisik, tubuh diri sendiri maupun orang lain dengan cara yang negatif.
Contoh body shaming seperti halnya penyebutan bentuk tubuh gendut atau kurus, pesek, dan lain sebagainya yang berkaitan dengan penampilan fisik seseorang.
Body shaming juga menjadi salah satu bentuk bullying atau perundungan sebab dapat dilakukan siapapun, bahkan orang-orang terdekat seperti keluarga, saudara, dan teman. Tak bisa dipungkiri, orang yang jauh sekalipun bisa melakukan ini, dengan cara melalui komentar negatif yang diberikan warganet di media sosial.
Body shaming akan terus terjadi, jika setiap orang menetapkan dan mempercayai bahwa penampilan fisik cantik dan tampan dengan aspek seperti, kulit yang putih, badan tinggi, rambut lurus, tubuh kurus, wajah mulus tanpa jerawat. Kondisi ini justru akan berdampak buruk pada korban body shaming, sebab dapat membuat rasa percaya diri mereka luntur. Bahkan buruknya, dapat meninggalkan trauma emosional yang parah, serta mengganggu kesehatan mental.
Lebih lanjut, berikut ulasan mengenai body shaming, jenis, dan dampaknya bagi kesehatan mental. Seperti dilansir brilio.net dari berbagai sumber pada Kamis (30/6).
Arti body shaming.
Dilansir menurut laman resmi Association of Anorexia and Associated Disorders (ANAD), body shaming dapat dimanifestasikan dalam berbagai cara, antara lain mengkritik penampilannya sendiri melalui penilaian atau membandingkan dengan orang lain, mengkritik penampilan orang lain di depannya, dan mengkritik penampilan orang lain tanpa sepengetahuan orang tersebut.
Dalam artian lain, body shaming yaitu menghina bentuk fisik orang lain yang tidak sesuai dengan standar ideal yang ada. Misalnya, mengejek orang yang gendut dengan nama hewan yang bertubuh besar seperti gajah, sedangkan orang yang kurus diolok-olok seperti papan.
Perlakuan body shaming bisa didapat dari mana saja, termasuk saudara, teman, maupun musuh, dan bahkan di zaman yang serba canggih ini body shaming bisa didapatkan dari media sosial.
Alasan seseorang melakukan body shaming biasanya karena minder dengan dirinya sendiri, kurang bahagia dalam hidupnya, memiliki keluarga dengan pola didik yang tidak sehat, dan sifat sombong yang tertanam dalam dirinya.
Body shaming erat kaitannya dengan penampilan fisik atau tubuh seseorang. Bahkan komentar yang negatif mengenai aspek-aspek fisik seseorang juga tergolong dalam body shaming. Berikut jenis body shaming.
1. Berat badan.
Kebanyakan orang mengalami body shaming, disebabkan dengan berat badannya. Mungkin seseorang juga merasa malu jika memiliki tubuh yang terlalu besar atau bahkan terlalu kecil, sehingga tak jarang orang lain melakukan body shaming terhadap berat badannya.
Dalam buku berjudul "Asesmen dan Intervensi Psikososial" yang ditulis Edi Fandi, bentuk body shaming berat badan digolongkan menjadi dua yaitu fat shaming, adalah komentar negatif terhadap orang-orang yang memiliki badan gemuk atau plus size. Sementara skinny atau thin shaming, adalah komentar yang diarahkan pada laki-laki atau perempuan yang memiliki badan kurus atau terlalu kurus.
2. Rambut tubuh.
Jenis selanjutnya yaitu body shaming yang mengomentari rambut tubuh berlebih yang dimiliki seseorang seperti halnya pada lengan dan kaki. Body shaming mengenai hal ini sebenarnya sudah ditunjukkan sejak zaman dahulu, dijelaskan dalam buku "Encyclopedia of Body Adornment" ditulis DeMello Margo, bahwa orang pada zaman mesir kuno, menganggap tubuh seorang perempuan yang mulus dan tidak memiliki rambut, dianggap sebagai standar kecantikan perempuan.
Kemudian, orang Romawi dan Yunani beranggapan bahwa kulit yang bersih dari rambut tubuh melambangkan tubuh awet muda. Hingga standar kecantikan tersebut tumbuh dan berkembang di tengah-tengah masyarakat, sehingga dapat menimbulkan suatu stigma pada perempuan yang memiliki rambut pada tubuhnya.
3. Warna kulit.
Standar kecantikan di Indonesia atau negara lainnya, membuat banyak perempuan maupun laki-laki berlomba-lomba untuk mengubah warna kulit aslinya. Hal ini disebabkan karena seseorang yang memiliki warna kulit yang tidak sesuai dengan standar maka akan dinilai tidak cantik atau tidak tampan.
Misalnya, beberapa orang menganggap kulit yang putih cerah dan mulus memiliki standar kulit ideal. Sehingga orang yang memiliki warna kulit cenderung gelap seringkali mendapatkan body shaming. Komentar negatif yang sering dilontarkan seperti halnya, "dekil banget" dan lain sebagainya.
4. Wajah.
Jenis body shaming selanjutnya yaitu pada wajah, tak sedikit perempuan maupun laki-laki menjadi korban body shaming, sebab bentuk wajahnya dianggap tidak sesuai standar. Sehingga orang lain akan mengomentari sesuatu hal yang negatif, seperti halnya hidung pesek, memiliki jerawat, pipi tembam, dan sebagainya.
Pada dasarnya body shaming merupakan tindakan buruk yang berdampak negatif pada korban. Bisa saja pelaku body shaming tidak mengetahui dan merasa acuh, padahal komentar negatif yang diberikan membuat kesehatan mental korban terganggu. Berikut ini dampak buruk yang didapat dari korban body shaming bagi kesehatan mentalnya.
1. Depresi.
Body shaming akan menyebabkan korban mengalami depresi, terutama pada kalangan anak-anak muda. Sebab tindakan ini sangat menyakiti harga diri seseorang. Bahkan setelah itu, seseorang dapat merasa marah, putus asa, merasa tidak percaya diri, dan bahkan membenci tubuhnya sendiri.
2. Gangguan makan.
Efek body shaming juga dapat memicu gangguan makan seperti bulimia dan anoreksia. Tindakan body shaming bisa mendorong psikologis seseorang untuk enggan menjaga berat badan yang sehat. Bahkan korban body shaming yang diolok gendut atau kurus bisa saja frustasi dan justru makan semakin berlebihan. Atau, kondisi ini juga bisa bikin korban sama sekali tidak makan sampai mengalami kurang gizi (malnutrisi) berat.
3. Gangguan kecemasan.
Bagi seseorang yang mengalami body shaming secara terus-menerus, maka akan merasa tidak percaya diri. Selain itu, dia akan merasa kasihan pada diri sendiri, karena sering kali merasa kurang sempurna dengan standar kecantikan di masyarakat. Jika tidak segera mendapatkan pertolongan medis, korban bisa mengalami gangguan kecemasan parah dan memicu serangan panik.
Cara menghentikan body shaming.
Setelah mengetahui jenis dan dampak dari body shaming, maka ada beberapa cara yang bisa kamu lakukan untuk menghentikan body shaming.
1. Belajar menjadi pribadi yang lebih baik.
Perilaku body shaming bisa menyakiti hati seseorang, bila kamu merasa hanya bercandaan dan bukan suatu masalah, maka ini saatnya untuk mengubah pola pikir. Sebab bercanda yang membawa fisik tidaklah etis, justru akan membuat orang merasa jengkel saat mendengarnya.
2. Sadari bahwa tidak ada manusia yang sempurna.
Pahamilah bahwa tidak ada manusia yang sempurna di dunia ini, sebab penampilan seseorang tidaklah sama dengan diri kamu dan bukan berarti ada yang lebih buruk dan lebih baik. Maka sadarlah bahwa setiap orang memiliki kekurangan yang tidak perlu disalahkan dari hal tersebut.
3. Berhenti memikirkan orang lain.
Pahami bahwa kamu memiliki kegiatan yang lebih penting daripada sibuk mengomentari atau mengurusi urusan orang lain, sebaiknya fokus dengan diri sendiri.
Recommended By Editor
- Arti toxic beserta ciri-ciri dan cara mengatasinya
- Spionase adalah penyelidikan secara rahasia, ini penjelasannya
- Fanatisme adalah kepercayaan pada suatu ajaran, ini penjelasannya
- Kolonialisme adalah penjajahan, ketahui definisi dan tujuannya
- Terasering adalah teknik bercocok tanam, pahami jenis dan fungsinya