Brilio.net - Pastinya istilah bucin sudah nggak asing lagi didengar. Banyak orang yang dicap sebagai bucin akibat terlalu cinta dengan pasangan. Tak hanya itu, bucin juga sering dijadikan julukan untuk orang yang dianggap sedang mabuk cinta. Ketika kedua pasangan saling mencintai tanpa mempedulikan keadaan sekitar hingga rela melakukan apa saja untuk satu sama lain, pasti itu akan disebut dengan bucin atau budak cinta.
Akan tetapi nggak selalu bucin salah, karena ketika seseorang mengungkapkan perasaan sayangnya kepada pasangan, bisa jadi ini adalah cara dia menghargai pasangannya. Bucin juga nggak melulu tentang dimabuk asmara, selagi nggak berlebihan hal tersebut sangat wajar. Justru dengan seseorang berani mengutarakan perasaannya kepada pasangan, si kekasih akan merasa lebih diakui.
Bucin memang tidak selalu merugikan orang lain, bahkan bisa menjadi fenomena yang kerap dijumpai bagi pasangan. Namun, tingkat bucin setiap orang bisa berbeda-beda. Jadi jangan sampai karena malu dijuluki bucin, jadi bikin sikap romantis kamu luntur ke pasangan. Apalagi bagi kamu yang telah menjalin hubungan dalam waktu yang lama.
Nah, bagi kamu yang masih penasaran dengan arti bucin, simak penjelasan lengkap mengenai ciri-ciri dan penyebab bucin, dirangkum brilio.net dari berbagai sumber pada Rabu (14/9).
Arti bucin.
foto: freepik.com
Bucin merupakan singkatan dari 'budak cinta'. Istilah yang populer ini tidak memiliki pengertian di Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Hal tersebut dikarenakan bucin hanya dikategorikan sebagai bahasa prokem saja atau istilah gaul di tengah masyarakat.
Berangkat dari kata 'budak' yang digambarkan sebagai seseorang yang selalu menuruti perintah dari majikan atau tuannya. Kamu bisa menggambarkan sosok bucin atau budak cinta ini sebagai seseorang yang rela berkorban dalam bentuk apa saja untuk pasangan yang dicintainya, baik harta, jiwa, maupun raga.
Sikap seperti rela berkorban dan menjadi penurut di hadapan pasangan ini dilakukan untuk menarik perhatian orang yang dicintai. Secara psikologis, hal ini wajar terjadi, terutama di kalangan anak muda yang berada pada fase awal jatuh cinta. Pada fase tersebut, seseorang cenderung lebih melihat sisi positif orang yang disukai dan menganggap kekurangannya sebagai hal yang menarik, lucu serta menggemaskan.
Biasanya momen bucin sering ditemukan pada tiga bulan awal pasangan menjalin hubungan. Meski demikian, jiwa bucin bisa terus ada pada diri seseorang tanpa batasan waktu, bahkan bisa juga dialami oleh seseorang yang tak terikat pada komitmen tapi menyimpan perasaan cinta yang begitu dalam.
Ciri-ciri bucin.
foto: freepik.com
Berikut beberapa ciri-ciri ketika seseorang bucin.
1. Punya pasangan.
Ciri yang pertama, biasanya seorang bucin memiliki pasangan. Pasangan ini tak terbatas pada hubungan pacaran atau pernikahan, bahkan ketika seseorang sedang PDKT atau masih sekadar gebetan. Pada intinya, sikap bucin akan muncul ketika seseorang sedang dimabuk asmara. Bahkan, rela mengalah dan menuruti berbagai keinginan orang yang dicintai.
2. Rela berkorban untuk pasangan.
Biasanya seseorang yang sedang bucin akan sangat rela melakukan apa saja untuk pasangannya. Sekilas, ciri ini juga bisa kamu lihat sebagai sifat seseorang yang penurut. Orang bucin rela meninggalkan kepentingannya demi memenuhi keinginan pasangan.
3. Sulit diajak ketemu oleh teman.
Ciri selanjutnya, orang sedang bucin akan cenderung lebih sulit untuk meluangkan waktu dengan teman-temannya. Hal ini ada hubungannya dengan rela melakukan apa saja untuk pasangannya. Dikarenakan ia sibuk memenuhi kebutuhan pasangannya, maka ia lupa dengan temannya. Meski tak sedang bersama atau LDR, seorang bucin akan tetap menjadikan pasangannya sebagai prioritas. Dia akan lebih senang menghabiskan waktu dengan orang yang dicintai walau hanya lewat video call.
Faktor penyebab bucin.
foto: freepik.com
Setelah mengetahui arti bucin dan ciri-cirinya, kamu juga perlu mengetahui faktor penyebab seseorang bisa bucin. Ada dua faktor yang bisa menjadi penjelasan mengenai penyebab bucin, antara lain:
1. Faktor kimia.
Faktor yang pertama adalah faktor kimia, yang menjelaskan mengenai bagaimana otak manusia yang pada dasarnya diprogram untuk jatuh cinta dengan orang lain. Ketika seseorang jatuh cinta, maka akan terjadinya produksi hormon dopamin pada otak secara masif yang membuat seseorang candu akan cinta. Ketika seseorang jatuh cinta mereka akan terus menerus bahagia dan segala hal yang dilakukan dengan pasangannya akan terasa menyenangkan dan membuatnya puas akan hal tersebut.
2. Faktor psikologis.
Faktor yang kedua, yaitu faktor psikologis, hal ini dapat dilihat melalui seseorang yang memiliki harga diri rendah atau keadaan mental secara emosional yang lemah kemungkinan besar menjadi budak cinta atau bucin.
Dampak negatif bucin.
Menjadi seseorang bucin, seringkali datang dengan konsekuensi yang akan diterima orang tersebut. Berikut beberapa dampak negatif dari seorang bucin.
- Tujuan hidup dikesampingkan, hal ini disebabkan seseorang yang bucin akan fokus pada pasangannya dan tujuan yang ingin dicapainya dalam hidup akan dikesampingkan atau bahkan dilupakan karena masalah percintaan yang belum tentu akan menghasilkan hal positif.
- Terluka secara psikologis, karena kehilangan logika seorang bucin rela melakukan apa saja untuk pasangannya, seringkali ia tidak sadar bahwa perilaku tersebut akan melukainya dalam jangka panjang dan menimbulkan kondisi psikologis yang semakin parah.
- Kritik dari orang sekitar, seringkali perbuatan yang dilakukan orang bucin melewati batas wajar dan ketika perbuatannya dilihat orang lain maka akan mendatangkan kritikan atau bahkan hingga dirundung. Namun, tetap saja orang bucin walaupun sudah diperingati orang lain, kesadarannya tetap rendah karena mereka tidak peduli dan merasa yang paling penting adalah pasangannya.
Recommended By Editor
- Pengertian mukjizat menurut Islam, ketahui unsur-unsur dan jenisnya
- Pengertian psikologi, ketahui fungsi, syarat, dan ruang lingkupnya
- Arti prioritas dan cara penerapannya dalam kehidupan
- FGD adalah, pahami pengertian dan karakteristiknya
- Pengertian teks editorial adalah, pahami ciri, jenis, dan struktur