Brilio.net - Setiap orang pasti memiliki keinginan atau harapan yang besar di dalam hidupnya. Maka tak heran, jika seseorang akan terus berusaha keras supaya dapat mewujudkan keinginan tersebut. Meski demikian, terkadang kenyataan tidak sesuai dengan apa yang diharapkan atau tidak sesuai dengan ekspektasi.
Dalam kehidupan tentu saja kita sering mendengar kata ekspektasi. Kata ekspektasi kerap digunakan saat seseorang berhasil mewujudkan atau mencapai apa yang diinginkan atau justru sebaliknya. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) ekspektasi adalah pengharapan.
Sederhananya, ekspektasi adalah harapan atau sesuatu yang diinginkan supaya dapat terjadi. Akan tetapi, tidak semua ekspektasi bisa menjadi kenyataan meski telah diupayakan semaksimal mungkin.
Nah, untuk memahami lebih dalam mengenai ekspektasi, berikut ini brilio.net telah merangkum dari berbagai sumber, arti ekspektasi dan cara mengelolanya supaya tidak mengganggu kesehatan mental, Selasa (16/8).
Arti ekspektasi.
foto: freepik.com
Kata 'ekspektasi' berasal dari bahasa Inggris, yaitu expectation dengan kata dasar expect yang memiliki arti menyangka atau mengharapkan. Jika disimpulkan, ekspektasi adalah harapan besar bahwa sesuatu akan terjadi atau bisa jadi masalah di masa yang akan datang.
Seperti yang sudah disinggung sebelumnya, ekspektasi adalah suatu harapan atau keyakinan yang diharapkan menjadi kenyataan di masa mendatang. Memang, dalam mencapai ekspektasi tersebut diperlukan tindakan nyata. Pasalnya, apabila memiliki ekspektasi tinggi namun tidak melakukan dengan usaha yang maksimal, bisa jadi ekspektasi tersebut akan gagal. Selain itu, banyak orang yang tidak siap untuk menerima konsekuensi jika kenyataan tidak sesuai dengan ekspektasi.
Pengertian ekspektasi menurut para ahli.
- Sutisna (2001).
Ekspektasi adalah suatu kepercayaan atau keyakinan individual sebelumnya tentang berbagai hal yang seharusnya terjadi pada situasi tertentu.
- Boeree (2005).
Ekspektasi adalah harapan kesenangan yang tidak konstan, yang timbul dari gagasan tentang sesuatu di masa mendatang. Adapun kesenangan tersebut ada yang diwujudkan dengan tindakan, namun juga ada yang tidak diwujudkan.
- Fleming dan Levie (1981).
Ekspektasi adalah sebuah keinginan, cita-cita, maupun harapan terhadap suatu hal. Adapun keinginan tersebut akan diraih dengan tingkah laku serta tindakan yang nyata.
Cara mengelola ekspektasi.
foto: freepik.com
Setelah mengetahui arti dari ekspektasi, berikut ini penjelasan mengenai cara mengelola ekspektasi supaya tidak membawa dampak yang buruk bagi kesehatan.
1. Mencoba sabar.
Pada dasarnya, memang menerima realitas yang terjadi seringkali menyesakkan hati. Namun, disitulah peran kesabaran sangat besar. Cobalah untuk bersabar, baik terhadap diri sendiri, situasi, atau bahkan orang di sekitarmu. Dengan bersabar dan memahami situasi yang ada, setidaknya bisa membuat hati dapat menerima realita dengan lapang dada serta dapat menjalani tanpa terpaksa.
2. Jadikan ekspektasi realitas.
Setiap manusia menginginkan sesuatu hal yang lebih, tapi tidak semua yang diinginkan tersebut bisa terpenuhi. Maka, usahakan untuk melihat situasi dan kondisi secara nyata. Selalu sesuaikan dengan kondisi yang ada, sebelum kamu berekspektasi.
3. Kurangi ekspektasi pada orang lain.
Kamu perlu mengurangi ekspektasi terhadap orang lain, sebab kamu tidak dapat meminta orang lain untuk bertindak sesuai apa yang diinginkan. Sekalipun kamu memiliki 'power' terhadap orang lain, namun kamu tetap tidak bisa mengatur segala sikap dan tindakan orang yang ada di sekitar.
4. Beradaptasi.
Selanjutnya, untuk mengelola ekspektasi yang berlebihan, lebih baik bersikap adaptif terhadap ekspektasi. Tujuannya, supaya kamu dapat menikmati proses yang dijalani, tanpa perlu merasa terbebani dengan segala hal yang sedang dicapai. Apabila cara ini dilakukan, maka rasa stres serta tekanan yang bisa berdampak pada mental breakdown bisa diatasi.
5. Memaafkan diri sendiri.
Memang, terkadang realita tidak sejalan dengan ekspektasi, apalagi jika disebabkan oleh diri sendiri. Maka dari itu, cobalah untuk belajar memaafkan diri sendiri. Cobalah untuk berpikir positif bahwa manusia memang kerap melakukan kesalahan dalam hidupnya. Dengan memaafkan diri sendiri, kamu akan semakin mudah untuk menerima realita yang ada.
Sumber: Adams, Sony. 2019. Penuh (Andalah yang Memutuskan Gelas itu Setengah Kosong atau Setengah Penuh). Penerbit Anak Hebat Indonesia.
Recommended By Editor
- Realita vs ekspektasi 10 makanan cepat saji ini bikin lapar hilang
- 10 Potret wedding cake gagal ini bikin pengantin cemberut seharian
- Beli lemari di online shop Rp 400 ribu, barang yang datang bikin syok
- Potret 12 baju di online shop ini lucunya bikin customer ragu beli
- 10 Potret ekspektasi vs realita kue kering, bikin senyum miris