Brilio.net - Setiap manusia pastinya memiliki sifat dan perilaku yang berbeda-beda. Akan tetapi, sifat dan perilaku tersebut dapat dilihat dari sisi negatif maupun positif. Salah satu sikap negatif yang harus dihindari adalah playing victim. Sangat disayangkan, tak sedikit orang yang memiliki sifat playing victim. Kendati demikian, orang yang melakukan playing victim merupakan mereka yang memiliki masalah dengan cara berpikirnya.

Playing victim adalah sebuah sikap seseorang yang dengan sengaja menimpakan kesalahan kepada orang lain. Dalam artian lain, playing victim merupakan tindakan melempar kesalahan yang dilakukan kepada orang lain. Selain itu, arti lain dari victim mentality atau playing victim yaitu perilaku seseorang yang merasa dirinya sebagai korban dan melakukan kesalahan yang dilakukannya pada orang lain.

Pada dasarnya seseorang yang melakukan tindakan tersebut tahu, bahwa kesalahan itu adalah kesalahan yang dilakukannya sendiri. Bahkan, orang tersebut bisa mengaku sebagai korban, lantaran enggan mengakui kesalahan dan menghindari tanggung jawab sebagai pelaku.

Playing victim bisa dikatakan sebagai perilaku toxic dan bisa dianggap sebagai sesuatu penyimpangan. Sebab, seseorang yang melakukan tindakan ini biasanya dengan tujuan untuk memperoleh belas kasihan orang lain. Itu sebabnya, seseorang yang memiliki perilaku playing victim mengaku sebagai korban, meski kesalahan dilakukan oleh diri sendiri.

Nah, untuk dapat mengetahui lebih lanjut, berikut brilio.net telah rangkum dari berbagai sumber padaMinggu (10/7), ketahui tanda, penyebab, dan cara mengatasi playing victim.

Tanda perilaku playing victim.

<img style=

foto: freepik.com

1. Tidak mau bertanggung jawab.


Salah satu tanda seseorang berperilaku playing victim adalah selalu menghindar dari tanggung jawab. Bahkan seseorang yang memiliki sifat playing victim akan sangat sulit diberi tanggung jawab dan kepercayaan. Sebab, ia akan cenderung menyalahkan orang lain, tidak ingin dibebani tanggung jawab dengan banyak alasan, dan selalu menghindar dari kesalahan yang diperbuatnya.

2. Tidak memiliki kepercayaan diri yang tinggi.


Tanda seseorang memiliki sifat playing victim selanjutnya yaitu memiliki kepercayaan diri yang rendah. Umumnya, ia tidak memiliki pandangan positif terhadap kemampuan dirinya sendiri. Sebab, ia akan selalu menganggap bahwa dirinya sebagai korban dan orang yang tidak berani mengambil langkah.

3. Sering memanipulasi orang.


Biasanya seseorang yang memiliki perilaku playing victim senang memperlihatkan dirinya seolah-olah orang yang tak berdaya, untuk mendapatkan dukungan. Sehingga, membuat orang lain merasa bersalah atas sesuatu yang diperbuat, padahal bukan (orang lain) tersebut yang salah.

4. Dramatis.


Pelaku playing victim nggak peduli apapun yang terjadi. Karena ia akan menampakkan bahwa ada seseorang yang memperlakukannya dengan buruk. Drama ini akan diceritakan dari sudut pandang pelaku playing victim, sementara orang lain berada pada pihak yang sepenuhnya salah.

5. Tidak memikirkan solusi, hanya fokus pada masalah.


Seseorang yang memiliki sikap playing victim adalah mereka yang pesimis dan biasanya tidak memiliki inisiatif dalam membuat perubahan. Selain itu, ia juga lebih senang mengasihani diri sendiri dibanding menerima bantuan dari orang lain. Padahal, mengasihani diri sendiri dengan bersedih sepanjang waktu bukan sesuatu yang baik. Sebab, jika berlebihan dalam mengasihani diri sendiri akan berdampak buruk bagi kondisi mental seseorang.

Penyebab perilaku playing victim.

<img style=

foto: freepik.com

1. Memiliki gangguan kepribadian narsistik dan manipulasi.
Perilaku playing victim senang ketika menyalahkan orang lain dan berpura-pura menjadi korban. Hal tersebut bisa jadi sebagai sebuah tindakan yang senang ketika memanipulasi orang lain dengan tujuan mendapat simpati dan perhatian. Seseorang yang memiliki gangguan narsistik akan berpikir bahwa dirinya adalah orang yang penting dibanding yang lain.

2. Memiliki trauma.
Pengalaman masa lalu atau peristiwa kurang menyenangkan yang dialami menjadi salah satu bentuk rasa trauma. Bisa jadi dari rasa trauma tersebut membuat seseorang memiliki perilaku playing victim. Memang nggak semua orang yang menyimpan rasa trauma di masa lalu lantas bersikap demikian, ada juga sebagian orang yang nggak memiliki perilaku tersebut.

3. Memiliki pengalaman dikecewakan orang lain.
Penyebab seseorang melakukan playing victim adalah adanya pengkhianatan yang ia terima berkali-kali. Perasaan kecewa atas pengkhianatan yang diterima dari orang lain membuat ia sulit untuk memercayai orang lain. Maka dari itu, ia akan merasa bahwa dirinya seorang korban.

4. Sebagai upaya manipulasi.
Playing victim juga bisa menjadi salah satu perilaku yang disengaja. Tujuannya tentu saja ingin membuat orang lain merasa bersalah, menarik perhatian atau simpati, atau ada hal lain yang menjadi keinginan orang tersebut.

5. Memiliki dendam terhadap orang yang sukses.
Penyebab selanjutnya, bahwa sikap playing victim disebabkan karena adanya dendam terhadap orang lain yang lebih sukses darinya. Pada faktanya, perilaku playing victim menjadi salah satu cara bagi seseorang untuk melindungi diri. Hal ini dilakukan sebab ia tidak ingin dikalahkan oleh orang lain, sehingga muncul rasa iri dalam hatinya.

Cara mengatasi perilaku playing victim.

<img style=

foto: freepik.com

Ketika menghadapi seseorang yang memiliki perilaku playing victim, tentu saja nggak mudah. Karena akan membuat diri kamu sangat lelah dan merasa terus-menerus salah padahal tidak. Namun, bagi siapapun yang merasa memiliki sikap tersebut, bukan berarti ia adalah orang yang buruk, asalkan ada keinginan untuk mengubah dirinya menjadi lebih baik.

Berikut ini cara mengatasi perilaku playing victim.

1. Jaga emosi dan sabar.
Cara menyikapi orang dengan perilaku playing victim adalah tetap sabar dan jaga emosi. Karena jika kamu emosi, akan menjadi sebuah boomerang. Sehingga, mudah bagi perilaku playing victim menjadikannya sebagai senjata untuk memanipulasi.

2. Menjalin komunikasi dengan baik.
Ketika memulai percakapan dengan seseorang yang memiliki perilaku playing victim, berikan kesempatan padanya untuk mengungkapkan perasaannya. Kemudian, ajak ia supaya bisa mengekspresikan perasaan dalam hal yang lebih produktif.

3. Memberikan bantuan.
Cara mengatasi playing victim yaitu dengan mencoba menawarkan bantuan. Beberapa langkah yang bisa diambil seperti halnya, berdiskusi dengan orang tersebut untuk membantunya mencapai tujuan yang diinginkan dan mengakui kepercayaannya bahwa ia tidak dapat berbuat sesuatu terhadap situasi dan kondisi yang sedang dihadapinya.

4. Hindari mengikuti dramanya.
Kamu perlu mengatur emosi saat berinteraksi dengannya, bahkan kamu juga harus berusaha membatasi dari lingkaran pertemanan bersamanya.