Brilio.net - Seperti yang telah kita ketahui bersama, Indonesia memiliki beragam budaya. Bahkan, di era saat ini tak jarang ditemukan dalam suatu wilayah, ada seseorang yang memiliki budaya berbeda dari kelompoknya namun masih bisa untuk bersosialisasi dan berinteraksi.
Ini yang sering disebut dengan asimilasi. Menurut Sari dan Rizki dalam bukunya yang berjudul "Komunikasi Lintas Budaya", asimilasi atau assimilation adalah proses sosial yang timbul bila ada golongan-golongan manusia dengan latar belakang kebudayaan yang berbeda dan saling bergaul langsung secara intensif dalam waktu yang lama. Sehingga dari kebudayaan golongan-golongan tersebut masing-masing akan merubah sifat khasnya dan menjadi unsur kebudayaan campuran.
Pada dasarnya, manusia merupakan makhluk sosial yang membutuhkan interaksi dengan manusia lainnya. Dalam kehidupan bermasyarakat tentu saja manusia harus bisa bersosialisasi sehingga dapat membaur dan menciptakan ikatan-ikatan antara sesama manusia.
Agar memahami lebih jauh terkait dengan asimilasi, brilio.net telah merangkumnya dari berbagai sumber pada Rabu (9/3).
1. Ciri-ciri asimilasi.
foto: freepik.com
Proses sosial tersebut dikategorikan pada asimilasi apabila memiliki ciri-ciri di antaranya sebagai berikut.
a. Berkurangnya perbedaan disebabkan karena adanya usaha-usaha untuk mengurangi serta juga menghilangkan perbedaan antar individu atau juga kelompok.
b. Mempererat kesatuan tindakan, sikap, serta perasaan dan juga memperhatikan kepentingan dan tujuan bersama.
c. Tiap-tiap individu sebagai kelompok dalam melakukan interaksi secara langsung serta intensif secara terus-menerus.
2. Proses terbentuknya asimilasi.
foto: freepik.com
Proses terbentuknya asimilasi dalam masyarakat dapat terjadi jika memuat hal-hal seperti yang dijelaskan di bawah ini.
a. Kelompok atau golongan manusia dengan latar belakang kebudayaan yang berbeda-beda.
b. Saling bergaul atau bersosialisasi secara langsung dan dilakukan dengan intensif untuk waktu yang lama.
c. Kebudayaan masing-masing kelompok tersebut saling berubah dan menyesuaikan diri.
3. Faktor pendukung terjadinya asimilasi.
foto: freepik.com
Berikut ini faktor-faktor pendukung atau pendorong yang mempermudah terjadinya asimilasi.
a. Toleransi di antara sesama kelompok atau individu yang berbeda kebudayaan.
b. Kesempatan yang sama dalam bidang ekonomi.
c. Sikap terbuka dari golongan yang berkuasa dalam masyarakat.
d. Kesediaan menghormati dan menghargai orang asing dan kebudayaan di bawahnya.
e. Persamaan unsur-unsur kebudayaan universal.
f. Perkawinan antar kelompok yang berbeda budaya.
4. Faktor penghambat terjadinya asimilasi.
foto: freepik.com
Faktor pendukung terjadinya asimilasi adalah rasa toleransi, saling menghargai, dan bersikap terbuka. Namun, sikap tersebut dapat terhalang oleh beberapa faktor, seperti di bawah ini.
a. Kurangnya pengetahuan mengenai kebudayaan yang dihadapi.
b. Perasaan takut terhadap kekuatan suatu kebudayaan yang dihadapi.
c. Memiliki perasaan bahwa suatu kebudayaan golongan atau kelompok tertentu lebih tinggi daripada kebudayaan golongan atau kelompok lainnya.
d. Terisolasinya kehidupan suatu golongan tertentu dalam masyarakat (biasanya golongan minoritas).
e. Perasaan superioritas pada individu-individu dari satu kebudayaan terhadap yang lain.
f. Gangguan dari golongan yang berkuasa terhadap golongan minoritas lain yang dapat mengganggu kelancaran proses asimilasi.
Sumber: Sari Puspita Wina dan Rizki Fajar Menati. 2021. Komunikasi Lintas Budaya. Sumatra Barat: CV Insan Cendekia Mandiri.
Recommended By Editor
- Batik, karya adiluhung Indonesia yang makin digemari milenial
- 6 Fakta Sigale-gale, boneka kayu yang mengandung unsur mistis
- 6 Tradisi penutup kepala wanita di dunia
- 7 Kebiasaan unik orang Indonesia saat makan, negara lain tak ada
- 15 Gestur tangan ini punya arti yang berbeda di setiap negara
- Kwangenrejo, kampung toleransi agama di tepian hutan jati Bojonegoro
- Tes ini dapat mengenali tantangan yang harus kamu atasi, coba yuk