Brilio.net - Beda dari yang lain, Pemkab Banyuwangi menggelar kompetisi startup bertema pertanian. Ajang bernama Agribusiness StartUp Competition ini akan jadi wadah anak muda untuk terjun ke bisnis pertanian.

"Sering saya bilang, jangan semua ingin jadi YouTuber, pegawai bank, PNS. Liriklah sektor pertanian yang punya prospek cerah," ujar Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas seperti dilansir Brilio.net dari Merdeka, Rabu (10/4).

Agribusiness StartUp Competition ini sendiri memiliki dua kategori. Kategori pertama meliputi usaha rintisan bisnis pertanian yang telah berjalan maksimal tiga tahun. Kategori kedua adalah kompetisi proposal rencana bisnis (business plan). Bidangnya juga sangat beragam. Peserta bisa datang dari pertanian, perkebunan, peternakan, perikanan, dan berbagai produk olahannya.

Banyuwangi_startuppertanian  2019 brilio.net

foto: Merdeka.com

"Kompetisi ini memperebutkan hadiah modal kerja Rp 150 juta. Peserta terseleksi juga akan mengikuti berbagai workshop dan mentoring, mulai soal manajemen bisnis pertanian, leadership, hingga pemasaran digital dari para pakar dan pengusaha pertanian sukses. Sehingga rintisan usahanya makin terarah dan berdaya saing," ujar Anas.

"Dalam proposal, para peserta diwajibkan memberi gambaran dampak positif bisnis yang dikembangkannya. Misalnya, berapa jumlah tenaga kerja yang terserap dan persebaran manfaatnya bagi warga. Khusus kategori business plan harus membuat proposal perencanaan bisnisnya. Akan dinilai sejauh mana proposal tersebut dapat diterapkan," ungkap Kepala Dinas Pertanian Arief Setiawan.

Bisnis pertanian sampai sekarang memang jarang dilirik anak muda. Anas mengatakan bahwa 61% petani berusia lebih dari 45 tahun dan 72% berpendidikan SD. Data yang dihimpun dari Sensus Pertanian BPS tersebut juga menyebutkan bahwa jumlah rumah tangga petani menurun dari 79,5 juta pada 2008 menjadi 63,6 juta di 2013.

Anas juga menambahkan bahwa produk beras merah organik yang dikembangkan anak muda Banyuwangi bisa diekspor hingga ke luar negeri. Menurutnya, bisnis pertanian sangat cerah prospeknya di bidang pertanian.

"Maka kita perlu kreatif melahirkan generasi muda petani inovatif, visioner, melek teknologi. Kompetisi ini salah satunya. Peserta kami batasi usia 17-30 tahun agar target anak mudanya tercapai," tegas Anas.

Kepala Dinas Pertanian Arief Setiawan juga berharap bahwa kompetisi ini akan jadi ajang anak muda menunjukkan kreativitas. "Silakan anak-anak muda berkreasi. Bikin bisnis olahan beras, pengembangan perikanan organik, peternakan, sayur, buah, dan sebagainya," ujarnya.