Brilio.net - Pemkab Banyuwangi belum lama ini resmi menambah jumlah Pasar Pelayanan Publik. Unit 'Pasar Pelayanan Publik' terbaru ini berdiri di Pasar Tradisional Kecamatan Rogojampi.

Pasar pelayanan ini diresmikan oleh Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas pada Kamis (19/12) lalu. Kehadiran pasar pelayanan ini akan memudahkan warga sekitar karena menerima pengurusan surat administrasi kependudukan dan dokumen perizinan yang berada di bawah otoritas pemkab.

"Pasar Pelayanan Publik untuk mendekatkan layanan ke warga. Sambil belanja bisa urus banyak hal di Pasar Pelayanan Publik, mulai dokumen kependudukan sampai beberapa jenis perizinan," ungkap Anas.

Unit pelayanan publik yang terintegrasi dengan pasar tradisional ini menempati lahan di sisi timur Pasar tradisional Rogojampi. Pasar tersebut telah direnovasi dengan desain yang lebih menarik.

Banyuwangi Pasar Pelayanan Publik  2019 Istimewa

foto: merdeka.com

Selain pasar pelayanan di Rogojampi, Banyuwangi juga telah mempunyai Mal Pelayanan Publik (MPP) sejak 2017 yang mengintegrasikan lebih dari 200 dokumen atau izin pada satu tempat. Hingga kini total ada 3 tempat pelayanan publik terpadu di Banyuwangi, yaitu MPP, Pasar Pelayanan Publik Genteng, dan Pasar Pelayanan Publik Rogojampi.

"Pembangunan pasar pelayanan publik ini adalah ikhtiar untuk memeratakan kualitas pelayanan sekaligus memudahkan warga dalam mengurus dokumen," ujar Anas.

Banyuwangi Pasar Pelayanan Publik  2019 Istimewa

foto: merdeka.com

"Ke depan akan dibangun di beberapa titik pasar di kecamatan-kecamatan lainnya," tambah Anas.

Menariknya, pasar pelayanan publik di Rogojampi ini memiliki konsep terintegrasi dengan pasar tradisional sekaligus public space yang ditujukan bagi area kegiatan para milenial.

"Jadi gedung pasar pelayanan publik ini ada dua lantai, lantai satu diisi dengan kios-kios pedagang pasar termasuk kantor layanan publik. Nah, di lantai duanya kita jadikan space untuk publik beraktivitas," jelas Anas.

Banyuwangi Pasar Pelayanan Publik  2019 Istimewa

foto: merdeka.com

Di lantai satu, terdapat aula yang dilengkapi dengan meja dan kursi. Sedangkan di lantai 2, akan digunakan sebagai public space yang ditujukan untuk kegiatan-kegiatan kaum millenial.

Khusus untuk space publik tersebut, lanjut Anas, bisa dipakai untuk berbagai kegiatan salah satunya untuk menyalurkan bakat dan kreativitas para millenial. Space publik ini juga nantinya bakal dilengkapi berbagai fasilitas penunjang.

"Mereka bisa berkreasi secara tematik, mungkin dibuat jadwal rutin bisa mingguan atau bulanan. Tempat ini juga bisa jadi co-working space tempat kolaborasi dan sebagainya. Selain itu space publik tersebut juga bisa dimanfaatkan pameran inovatif maupun potensi produk lokal yang ada disekitar," terang Anas.