Brilio.net - Kita pasti pernah mengalami hal di mana kita bertemu dengan orang-orang tak terduga di waktu yang tak terduga pula. Hal ini mungkin sama halnya seperti yang terjadi pada tokoh sosiolog, Imam B Prasodjo.
Kisahnya bermula ketika ia bertemu dengan montir panggilan 24 jam. Melalui akun Facebook-nya, Sosiolog sekaligus Dosen FISIP Universitas Indonesia ini mengisahkan ceritanya saat memesan montir panggilan yang ia peroleh dari internet.
"Saya lakukan karena di rumah ada rombongan tamu dari Jawa Tengah yang mobilnya mengalami gangguan radiator," ungkap Imam.
"Masalahnya saat itu sudah menunjukkan pukul 19.00. Saya tak tahu apakah ada bengkel buka di sekitar rumah. Padahal, para tamu harus pulang, kembali ke Jawa Tengah malam itu juga," lanjutnya.
Ia pun akhirnya mencoba untuk menghubungi nomor tersebut, dan 30 menit kemudian montir yang ia panggil datang berdua berboncengan memakai sepeda motor. Setelah keduanya turun dari motor, tanpa banyak cakap dua montir tersebut langsung bekerja dan selesai dalam waktu dua jam. Rombongan pun akhirnya bisa pulang ke Jawa Tengah.
Setelah rombongan pulang, Imam merasa tergelitik hatinya untuk mengetahui latar belakang montir panggilan 24 jam, dari mana asalnya dan siapa saja yang bergabung.
"Ada enam orang, Dengan sepeda motor, mereka mendatangi siapa saja yang memerlukan bantuan, baik siang maupun malam. Operasi mereka saat ini berada di sekitar Bekasi, Jakarta Timur dan Jakarta Selatan. Namun mereka dapat mendatangi pelanggan ke mana saja atas kesepakatan," begitu ungkap Imam, menceritakan kembali apa yang dijawab oleh Amrul dan Arif, dua montir tadi.
Amrul bercerita panjang lebar kepada Imam tentang bagaimana perjalanan bisnis rintisan montir panggilan 24 jam ini.
"Mereka menimba ilmu dari pengalaman praktek. Bukan teori sebagaimana layaknya terjadi di sekolah. Namun justru pengalaman kerja seperti itulah yang menjadikan Amrul dan teman-temannya siap pakai, dan berani membuka usaha ini. Amrul sendiri sebenarnya berlatar belakang SMK Elektro, bukan mesin. Namun ia bertahun-tahun bekerja di bengkel, pindah dari bengkel satu ke bengkel lain," kata Imam.
Terakhir, bengkel mereka berada di pinggir jalan daerah Kalimalang, daerah perbatasan Jakarta Timur dan Bekasi. Namun rintisan bengkel ini kandas akibat penggusuran. Bengkel Amrul cs pun terpaksa harus ditutup karena lokasinya yang akan dipakai untuk jalan tol.
"Menurut Amrul, mereka mencoba usaha montir panggilan karena langkah darurat. Pembangunan jalan tol yang megah melindas mata pencaharian mereka," lanjutnya.
Amrul sendiri mengaku melalui Imam bahwa mereka bermain-main dengan konsep montir panggilan baru satu tahun. "Habis mau gimana lagi, Kami harus makan," kata Amrul.
Melihat kegigihan dari kelompok montir ini, Imam pun segera tergerak untuk membantu usaha mereka. Salah satunya adalah mengajukan gagasan agar para montir ini mengenakan seragam dan identitas.
"Saya jelaskan pentingnya membangun kepercayaan dengan pelanggan yang meminta bantuan mereka, Menurut Amrul, mereka mencoba usaha montir panggilan karena langkah darurat. Apalagi bila bantuan itu diminta di malam hari. Jangan sampai pelanggan merasa was-was," pesan Imam kepada Imam dan Arif.
Mereka pun akhirnya berembuk bertiga dan mencoba untuk menentukan identitas diri sebagai montir. Mereka sepakat mengenakan seragam montir agar bisa lebih dikenal dan memberi rasa aman.
"Melalui belanja online, saya pun segera memesan pakaian kerja. Amrul memilih sendiri warna seragam yang ia inginkan. Saya pun menyumbang tulisan untuk dilekatkan pada baju dan topi mereka: AMRUL, TRUSTED 24 HOUR CAR SERVICE 081296057734," terang pendiri dan penggerak Yayasan Nurani Dunia ini.
foto: Facebook/Imam B Prasodjo
Akhirnya pada Selasa, 30 Agustus kemarin, seragam tersebut jadi dan Imam memanggil mereka untuk mengambil seragamnya. Imam mengaku kalau wajah Amrul dan Arif tampak berbahagia. Amrul hanya berkata: "Terimakasih Pak. Saya jadi tambah PD (Percaya Diri)," kata dia.
foto: Facebook/Imam B Prasodjo
Cerita yang Imam bagikan di Facebook miliknya tersebut pun hingga kini sudah mendapatkan ribuan likes dan juga komentar dari netizen. Kebanyakan dari warganet memuji dan trenyuh dengan apa yang dilakukan oleh Imam serta salut akan kegigihan montir-montir panggilan tersebut.
Kisah Imam bertemu dengan montir panggilan ini mengajarkan kita akan arti gigih untuk mencari peluang yang ada, serta untuk berbaik hati dengan sesama.
Recommended By Editor
- Pengunjung restoran ini beri tip Rp 16 juta, alasannya mengejutkan
- 5 Cara atur waktu ala orang-orang tersibuk ini simpel tapi efektif
- Salut, guru ini panjat tiang bendera di Thailand demi sang Merah Putih
- Kampanye anti diskriminasi, yang dilakukan supermarket ini inspiratif
- 10 Sosok ini dulunya dari keluarga miskin namun kini mengubah dunia