Brilio.net - Demensia adalah istilah luas yang menggambarkan hilangnya kemampuan berpikir, mempengaruhi memori dan daya ingat, perhatian, penalaran logis, dan kemampuan mental lainnya yang dapat mengganggu kehidupan sehari-hari. Dalam arti lain demensia merupakan penurunan fungsi kognitif.
Secara umum demensia bukanlah penyakit, sebaliknya demensia merupakan sekelompok gejala yang disebabkan oleh kondisi lainnya. Dilansir dari webMD, bahwa sekitar 5%-8% demensia menyerang seseorang yang berumur di atas 65 tahun dan memiliki beberapa bentuk demensia. Bahkan separuh orang yang berusia 80-an menderita demensia.
Seseorang yang menderita demensia akan mempengaruhi cara berpikir, bahasa yang digunakan, dan perilaku. Dilansir dari Healthline, beberapa jenis demensia bersifat progresif. yang artinya seseorang akan menjadi lebih buruk dari waktu ke waktu. Penyakit paling umum yang dapat mempengaruhi seseorang menderita demensia adalah alzheimer.
Meski begitu, ada beberapa penyebab lain dari demensia. Gejala demensia akan membaik dengan pengobatan, namun banyak juga penderita demensia nggak bisa disembuhkan.
Lebih lanjut, dirangkum brilio.net dari berbagai sumber, berikut ini gejala dan penyebab dari demensia, Minggu (20/3).
1. Jenis-jenis demensia.
foto: freepik.com
Sebagian besar kasus demensia adalah gejala penyakit tertentu. Penyakit yang berbeda dapat menyebabkan berbagai jenis demensia. Dilansir dari healthline, berikut ini jenis demensia yang paling umum.
a. Penyakit alzheimer, menurut asosiasi alzheimer, penyakit alzheimer membuat kasus demensia hingga 60%-80%.
b. Demensia vaskular, demensia jenis ini disebabkan oleh kurangnya aliran darah ke otak.
c. Penyakit parkinson, jika seseorang yang menderita penyakit demensia lanjut dapat mengembangkan demensia. Gejala jenis ini termasuk masalah pada penalaran, depresi, serta peningkatan iritabilitas.
d. Demensia frontotemporal, jenis demensia ini dipengaruhi oleh perubahan di bagian depan dan samping otak. Gejala termasuk kesulitan dengan bahasa dan perilaku.
2. Gejala demensia.
foto: freepik.com
Penderita demensia akan mengalami kesulitan dalam berpikir dan mengingat sehingga dapat mempengaruhi kemampuan dalam mengatur kehidupan sehari-hari. Gejala demensia bervariasi tergantung penyebabnya, namun berikut ini gejala yang paling umum dari penderita demensia.
a. Masalah memori jangka pendek, seperti halnya pikun, lupa menaruh barang, hingga menanyakan sesuatu yang berulang-ulang.
b. Masalah pada komunikasi, penderita demensia akan sulit untuk berbicara dan mengeluarkan kata-kata.
c. Perubahan kepribadian, seperti halnya depresi, perasaan gelisah, dan perubahan suasana hati.
d. Kesulitan dalam penalaran atau pemecahan suatu masalah.
e. Masalah pada kemampuan visual dan spasial, hingga menyebabkan penderita demensia bisa saja tersesat saat mengemudi.
f. Kelesuan, seseorang yang menderita demensia akan merasa kehilangan minat pada aktivitas yang dulu disukai.
g. Kebingungan, pada tahap awal penderita demensia mungkin akan sering merasa bingung, mengalami kesulitan mengingat wajah, dan lainnya.
3. Penyebab demensia.
foto: freepik.com
Demensia disebabkan karena kerusakan atau hilangnya sel saraf dan koneksinya di otak. Demensia dapat mempengaruhi seseorang dengan cara dan gejala yang berbeda, tergantung pada area otak yang rusak. Berikut ini beberapa penyebab dari demensia, diantaranya.
Penyakit Neurodegeneratif.
Neurodegeneratif memiliki arti bahwa, neuron secara bertahap akan berhenti berfungsi. Hal ini akan mempengaruhi koneksi neuron lainnya yang disebut sinapsis. Sinapsis merupakan cara pesan diteruskan ke otak. Jika fungsi ini terputus, akan mengakibatkan berbagai penyebab, seperti berikut ini.
- Penyakit alzheimer, penyakit ini memiliki plak dan kusut. Plak adalah gumpalan protein yang disebut beta-amiloid, sedangkan kusut merupakan kusut berserat yang terbuat dari protein. Penyakit alzheimer adalah penyebab paling umum dari demensia.
- Penyakit parkinson.
- Demensia vaskular, demensia jenis ini disebabkan oleh kerusakan pada pembuluh darah yang memasok darah ke otak. Masalah pembuluh darah dapat menyebabkan stroke atau mempengaruhi otak dengan cara lain.
- Demensia frontotemporal, ini merupakan sekelompok penyakit yang ditandai rusaknya sel-sel saraf dan hubungannya di lobus frontal dan temporal otak.
Penyebab lain dari demensia, adalah sebagai berikut.
- Gangguan otak struktural.
- Gangguan metabolisme, seperti kekurangan B12, gangguan ginjal dan hati.
- Tumor atau infeksi otak tertentu.
- Efek samping obat.
4. Cara mencegah demensia.
foto: freepik.com
Pada dasarnya belum ada cara pasti yang dapat mencegah demensia, tetapi ada beberapa langkah yang dapat dilakukan oleh seseorang yang menderita demensia. Berikut ini cara pencegahan demensia.
a. Jaga pikiran tetap aktif, aktivitas yang dapat merangsang mental, seperti membaca, memecahkan teka-teki dan bermain kata dapat menunda timbulnya demensia dan mengurangi efeknya.
b. Aktif secara fisik dan sosial, dengan cara beraktivitas fisik seperti olahraga, berinteraksi dengan sosial dapat mengurangi gejala demensia.
c. Vitamin yang cukup, seseorang dengan kadar vitamin D rendah dalam darah, akan memungkinkan penyakit alzheimer. Maka dari itu, kamu bisa mengkonsumsi vitamin D melalui makanan tertentu dan paparan sinar matahari.
d. Berhenti merokok, pada usia paruh baya dan lebih tua merokok dapat meningkatkan risiko demensia dan kondisi pembuluh darah. Maka dengan berhenti merokok dapat meningkatkan kesehatan dan mengurangi resiko demensia.
Recommended By Editor
- Hipertensi adalah tekanan darah tinggi, kenali gejala dan penyebabnya
- 11 Sayuran ini tinggi protein, bisa jadi pengganti daging
- Anemia adalah kurangnya sel darah merah, kenali gejala dan penyebabnya
- 7 Minuman ini rutin dikonsumsi Amanda Rawles, bantu cegah jerawat
- Makanan sehat 5 seleb usai sembuh dari kanker, Feby Febiola makan buah
- 7 Cara minum kopi ini aman buat lambung, cocok bagi penderita maag
- Ulkus dekubitus adalah luka pada kulit, kenali gejala dan penyebabnya