Brilio.net - Pameran tunggal Yos Suprapto berjudul "Kebangkitan: Tanah untuk Kedaulatan Pangan" di Galeri Nasional terpaksa ditunda menjelang pembukaan. Sejumlah tamu undangan yang hadir pada 19 Desember 2024 kecewa karena ruang pameran tiba-tiba terkunci tanpa pemberitahuan sebelumnya.
Penundaan ini dipicu oleh ketegangan antara Yos dan kurator pameran, Suwarno Wisetrotomo, terkait lukisan-lukisan yang dianggap tidak sesuai tema. Masalah ini bahkan membuat kurator mundur dari posisinya karena perbedaan pandangan yang sulit dijembatani.
Situasi ini menuai banyak komentar, terutama karena karya-karya yang dipersoalkan memuat pesan simbolis terkait isu sosial, politik, dan ekonomi. Oscar Motulloh, seorang fotografer dan pengamat seni, menilai ini sebagai bentuk pembungkaman dalam dunia seni rupa di era pemerintahan saat ini.
Menurut Yos, lukisan tersebut tidak pernah bermasalah selama proses kuratorial hingga momen menjelang pembukaan. Ia merasa lukisan-lukisan itu menggambarkan realitas sosial secara apa adanya, meskipun memiliki muatan kritik terhadap kekuasaan.
"Saya tidak mau lagi berurusan dengan Galeri Nasional dan Kementerian Kebudayaan," ujarnya, dikutip brilio.net pada Sabtu (21/12).
Yos juga mengungkap bahwa dirinya menolak untuk menurunkan lukisan-lukisan tersebut, bahkan bersedia membatalkan keseluruhan pameran jika tuntutan itu tetap dipaksakan. Sikapnya mencerminkan keinginan kuat untuk menjaga integritas karyanya meskipun harus menghadapi konsekuensi besar.
"Saya rasa itu ekspresi kurator yang takut secara berlebihan," tambah Eros Djarot, yang turut hadir dalam pembukaan.
Berikut lima potret lukisan karya Yos Suprapto yang kontroversial dan gagal dipamerkan dihimpun brilio.net dari Instagram @cherikh_quintus pada Sabtu (21/12).
1. Karya ini menggambarkan seorang petani sedang memberi makan orang berdasi, yang tampak seperti representasi kelas elite. Menurut Yos, lukisan ini awalnya tidak dipermasalahkan hingga kurator tiba-tiba meminta agar karya tersebut dicoret dari pameran. Karya ini terlhat seperti menyuarakan ketimpangan antara para pekerja agraris dan kalangan elite ekonomi.
2. Potret seorang raja Jawa yang duduk di singgasana juga turut dipersoalkan karena isinya dianggap terlalu berani. Raja itu terlihat menginjak rakyat sembari sosok lainnya membawa senjata api, mencerminkan simbol kekuasaan yang represif. Tema ini diyakini oleh pengamat sebagai kritik tajam terhadap praktik pemerintahan yang otoriter.
3. Lukisan lain memperlihatkan petani menuntun seekor sapi berwarna merah menuju istana, namun gerak-gerik petani tampak tertutupi bayangan. Sapi merah menjadi elemen simbolis yang bisa dimaknai secara mendalam dalam konteks ekonomi maupun politik.
4. Karya terakhir menunjukkan sosok yang mengangkat singgasana hingga ke langit, seolah mengindikasikan supremasi kekuasaan yang tidak membumi. Komposisi visual ini terlihat sederhana tetapi sarat akan pesan yang mencerminkan kesenjangan antara rakyat biasa dan pemimpin mereka. Lukisan tersebut mengundang banyak interpretasi.
Recommended By Editor
- Sebutkan dan jelaskan macam macam pameran, pahami definisi, fungsi, dan contohnya
- Jelaskan macam-macam pameran, pahami definisi, fungsi, dan contohnya
- Persembahan Sasa untuk para pecinta otomotif di event Decemblar 2023
- Pameran budaya dan seni peringati 100 tahun Pak Koen, Bapak Antropologi Indonesia
- Jakarta Concert Week 2023, nonton konser multigenre spektakuler di tengah pameran otomotif
- Rayakan separuh abad, mie instan ini gelar acara seru Kolaboramie
- Pameran adalah: pengertian, tujuan, dan jenis-jenisnya