Brilio.net - Sebentar lagi seluruh umat muslim di dunia merayakan kemenangan, yakni menyambut Hari Raya Idul Fitri. Hari kemenangan ini memang begitu istimewa bagi umat muslim, selain bisa memanjatkan doa kepada Allah, di momen ini pun orang berkumpul untuk mempererat tali silahturahmi. Salah satu yang selalu dilakukan adalah melaksanakan sholat Idul Fitri. Semua orang datang berbondong dengan hati senang dan riang.
Takbir berkumandang di mana-mana, suasana begitu menyenangkan, sejuk dan damai. Banyak orang saling menyapa, berjabat tangan dan mengucapkan salam satu sama lain. Tentunya momen ini tidak sering dijumpai di hari-hari biasa.
Banyak orang mengucapkan 'taqabbalallahu minna wa minkum' dan menjawabnya dengan 'Minna Wa Minkum Taqabbal Ya Karim'. Kalimat ini memiliki arti, "Semoga Allah menerima (puasa dan amal) dari kami dan (puasa dan amal) dari kalian."
Ibnu Hajar Al-Aswalani di dalam kitab yang bernama Fathul Baari berpendapat bahwa “Para sahabat Rasullah shallallahu ‘alaihi wasallam apabila bertmu di hari raya, mereka mengucapkan kepada sebagian lainnya: taqabbalallahu minna wa minka,"
Imam Ahmad rahimahullah berkata,
foto: istimewa
"Tidak mengapa (artinya: boleh-boleh saja) satu sama lain di hari raya ‘ied mengucapkan: Taqobbalallahu minna wa minka."
Rasullah selalu mengajarkan hal-hal baik dan befaedah. Tak hanya memikirkan diri sendiri, namun Rasullah selalu mendoakan orang-orang yang dijumpainya, terutama para sahabatnya. Ketika Idul Fitri tiba, maka memberikan ucapan selamat Idul Fitri dan sekaligus mendoakan mereka merupakan ajaran Rasullah.
Ada beberapa riwayat yang menjelaskan mengenai tradisi sahabat saling mengucapkan selamat hari raya ini. Di antaranya riwayat imam Baihaqi dalam sunannya berikut ini:
Dari Khalid bin Ma’dan berkata, "Aku bertemu Watsilah bin al-asqa’ pada hari raya idul fitri lalu aku mengucapkan padanya ‘semoga Allah menerima ibadah aku dan kamu’.” Lalu Watsil pun bercerita, “Dulu aku bertemu Rasulullah Saw. pada hari raya idul fitri, lalu aku mengucapkan padanya ‘Semoga Allah menerima ibadahku dan engkau’, beliau pun menjawab, ‘Ya, semoga Allah menerima ibadahku dan engkau."
Juga ditemukan dalam riwayat berikut ini:
"Muhammad bin Ziyad berkata, “Saat itu aku sedang bersama abu umamah al-bahili dan sahabat Nabi yang lainnya. Apabila pulang dari salat ied mereka akan saling mengatakan ‘semoga Allah menerima ibadah (selama ramadhan) aku dan engkau’."
Keistimewaan Idul Fitri.
Selain menjadi hari yang paling ditunggu oleh seluruh umat Islam, Idul Fitri juga memiliki beberapa keistimewaan sebagai Hari Raya umat Islam. Berikut beberapa keistimewaan yang terdapat dalam Idul Fitri.
1. Membawa kebahagiaan dan kegembiraan.
foto: istimewa
Qul bifadlillaahi wa birahmatihii fa bizaalika falyafrahu, huwa khairum mimmaa yajma'un
Artinya:
"Katakanlah: "Dengan kurnia Allah dan rahmat-Nya, hendaklah dengan itu mereka bergembira. Kurnia Allah dan rahmat-Nya itu adalah lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan"."
Hari Raya Idul Fitri adalah hari ketika umat muslim di seluruh dunia berbahagia dan bergembira karena Allah/ Hal ini dikarenakan mereka telah berhasil menyempurnakan ibadahnya dan memperoleh pahala puasa.
2. Merupakan hari yang baik.
Dalam sebuah hadits, Rasulullah bersabda:
"Allah telah memberi ganti bagi kalian dua hari yang jauh lebih baik, yaitu Idul Fitri dan Idul Adha." (HR. Ab Daud dan An-Nasa’i dengan sanad hasan)
Hadits tersebut menjelaskan bahwa Idul Fitri merupakan hari yang lebih baik dari pada hari-hari lainnya.
3. Hari kembali berbuka.
Idul Fitri adalah hari untuk kembali berbuka. Hal ini didasarkan atas makna dari kata 'Id' dan 'fitri'. Kata 'Id' berasal dari kata aada – yauudu yang berarti 'kembali'. Sedangkan fitri dalam hal ini diartikan sebagai buka puasa untuk makan.
Fitri berarti buka puasa berdasarkan akar kata ifthar (sighat mashdar dari aftaro– yufthiru) dan didasarkan atas hadits berikut. Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, ia berkata:
"Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam tidaklah keluar pada hari Idul Fitri (ke tempat shalat) sampai beliau makan beberapa kurma terlebih dahulu. Beliau memakannya dengan jumlah yang ganjil." (HR. Bukhari)
4. Kembali suci.
Keistimewaan selanjutnya, Idul Fitri merupakan hari kembali suci. Hal ini berkaitan dengan makna kata 'fitri' yang berarti suci, dan bersih dari segala dosa-dosa. Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah bersabda:
"Barangsiapa berpuasa Ramadhan atas dasar iman dan mengharap pahala dari Allah, maka dosanya yang telah lalu akan diampuni." (HR. Bukhari dan Muslim)
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
"Barangsiapa mendirikan shalat malam di bulan Ramadhan karena iman dan mengharap pahala dari Allah, niscaya diampuni dosa-dosanya yang telah lalu." (HR. Bukhari dan Muslim)
5. Merupakan hari pembagian hadiah.
Idul Fitri merupakan hari pembagian hadiah. Pembagian hadiah ini artinya umat Islam yang telah satu bulan berpuasa serta mengerjakan amalan shaleh karena Allah maka akan memperoleh hadiah berupa ganjaran atau pahala atas ibadah yang telah ia kerjakan.