Brilio.net - Setiap manusia pasti pernah suatu hari akan mendapatkan musibah. Musibah ini bisa saja datang karena ujian dari Allah atau bahkan bisa jadi suatu teguran untuk seseorang.
Musibah dapat datang kapan saja. Terbagi menjadi dua, musibah yang dialami seseorang tergolong ringan hingga berat. Meski tidak ada yang menginginkan, musibah tidak bisa tertolak. Pun demikian, musibah bisa terjadi pada semua orang tanpa pandang bulu.
Bagi orang beriman, musibah tidak boleh dilihat sebagai peristiwa negatif. Melainkan harus dipandang sebagai cobaan. serta ajang melatih diri untuk sabar dan tabah. Manusia juga diuji untuk tidak mudah berputus asa.
Allah SWT telah berjanji mengangkat derajat mereka yang menghadapi musibah dengan penuh kepasrahan dan akan mengganti apa yang hilang dari tangan mereka dengan yang lebih baik lagi. Dikutip dari brilio.net dari berbagai sumber pada Rabu (3/6), Allah menyampaikan berulang-ulang di dalam Alquran bahwa manusia sejatinya sedang diuji dan kelak manusia akan mendapatkan balasan atas apa yang dilakukannya di dunia.
Tak ada satupun manusia yang bisa terhindar dari musibah, bahkan nabi-nabi terdahulu pun selalu mendapat ujian dan cobaan yang keras, dan mereka diperintahkan untuk bisa memberikan teladan kepada manusia untuk bisa menghadapi berbagai cobaan tersebut.
- Doa saat terkena musibah
Saat terkena musibah, kita harus berdoa kepada Allah sambil berserah diri. Memasrahkan semuanya kepada Allah namun dengan tetap berusaha dan tidak putus asa agar segera dapat melewati musibah tersebut.
Doa yang dapat kita baca saat sedang menghadapi masalah dan supaya selamat dari musibah tersebut yaitu sebagai berikut yang merupakan surat Al Mukminun ayat 97-98.
Wa qur rabbi a'uzu bika min hamazaatisy-syayaatiin
Artinya:
Dan katakanlah: "Ya Tuhanku aku berlindung kepada Engkau dari bisikan-bisikan syaitan."
Wa a'uzu bika rabbi ay yahdurun
Artinya:
"Dan aku berlindung (pula) kepada Engkau ya Tuhanku, dari kedatangan mereka kepadaku."
- Dalil-dalil tentang ujian hidup manusia
Di dalam Alquran, Allah telah menjelaskan berulang kali mengenai ujian hidup yang akan dialami oleh manusia. Dan berikut ini ayat-ayat Allah mengenai ujian hidup.
1. Surat Al Baqarah ayat 214
Am hasibtum an tadkhulul-jannata wa lammaa ya'tikum masalullaziina khalau ming qablikum, massat-humul-ba'saa'u wad-darraa'u wa zulzilu hattaa yaqular-rasulu wallaziina aamanu ma'ahu mataa nasrullaah, alaa inna nasrallaahi qariib
Artinya:
"Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum datang kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu? Mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan bermacam-macam cobaan) sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya: "Bilakah datangnya pertolongan Allah?" Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat."
Dalam ayat di atas dijelaskan bahwa ujian adalah sebuah keniscayaan dalam hidup. Manusia bisa mendapatkan ujian dalam berbagai bentuk. Di sisi yang lain, manusia harus bisa bertahan menghadapi ujian tersebut dan bersabar untuk menghadapi berbagai goncangan dalam hidupnya.
2. Surat Al Anfat ayat 28
Wa'lamuu annamaa amwaalukum wa aulaadukum fitnatuw wa annallaaha 'indahuu ajrun 'aziim
Artinya:
"Dan ketahuilah, bahwa hartamu dan anak-anakmu itu hanyalah sebagai cobaan dan sesungguhnya di sisi Allah-lah pahala yang besar."
Ayat tersebut menjelaskan bahwa apa saja yang dicintai oleh manusia dapat menjadi ujian kehidupan baginya. Seperti harta dan anak.
3. Surat Al Baqarah ayat 155
Wa lanabluwannakum bisyai'im minal-khaufi wal-ju'i wa naqsim minal-amwaali wal-anfusi was-samaraat, wa basysyiris-saabiriin
Artinya:
"Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar."
Dalam ayat di tersebut dijelaskan bahwa ketakutan, kelaparan, kemiskinan, harta, dan jiwa adalah hal-hal yang menjadi ujian. Sering kali ada manusia yang meninggalkan kehidupan akhirat demi mengejar hal tersebut, bahkan menjadikannya sebagai tujuan utama. Sedangkan orang-orang yang bersabar menjalani kehidupan dunia dengan kesederhanaan, ketaqwaan, dan perasaan tawaqal menyerahkan kepada Allah SWT.
4. Surat Al Anbiya ayat 21
Amittakhazuu aalihatam minal-ardi hum yunsyirun
Artinya:
"Apakah mereka mengambil tuhan-tuhan dari bumi, yang dapat menghidupkan (orang-orang mati)?"
Dalam Alquran surat Al Anbiya ayat 21 dijelaskan bahwa yang dapat menjadikan ujian bagi manusia tak hanya hal buruk saja, namun hal baik juga dapat menjadi ujian seorang muslim. Yang buruk maka hal ini menjadi ujian apakah orang tersebut bisa bersabar sedagkan yang baik tentu menjadi ujian apakah orang tersebut akan berlaku sombong dan angkuh. Semuanya memiliki nilai masing-masing di hadapan Allah dan baik buruk semuanya dihadapan Allah adalah yang paling bertaqwa.
- Doa saat melihat orang lain terkena musibah
Dalam hadis riwayat At-Tirmidzi, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam (SAW) pernah bersabda: "Ujian senantiasa menimpa orang mukmin pada diri, anak dan hartanya hingga ia bertemu Allah dengan tidak membawa satu kesalahan pun atasnya."
Tak hanya kita mendoakan diri saat terkena musibah, kita juga harus mendoakan orang lain yang terkena musibah dan sebisa mungkin membantu seseorang yang sedang kesusahan karena dalam musibah. Doa yang dapat kita panjatkan saat melihat orang lain terkena musibah yang telah diajarkan oleh Nabi Muhammad yaitu sebagai berikut:
An Ibni umaro qoola qoola rosulullahi shollallahu alaihi wasallama man fajiahu shoo hibubalaa im faqoo lalhamdulillahilladzi aafaa nii mimmaabtalaa kabihi wafadndolanii ala kasiirin mimman kholaqo tafndiilan uufiya min ndalikal balaa ikaa inanmaa kaana
Artinya:
Dari Ibnu Umar dia berkata, Rasulullah SAW bersabda: "Barangsiapa dikejutkan oleh orang yang tertimpa musibah, kemudian dia mengucapkan: "Segala puji bagi Allah yang telah menyelamatkanku dari musibah yang menimpamu, dan memberi kelebihan kepadaku atas semua yang di ciptakan-Nya dengan kelebihan yang sempurna." Maka dia akan diselamatkan dari musibah itu bagaimanapun juga." (Hadis Sunan Ibnu Majah No. 3882)