Adab menuntut ilmu.
foto: freepik.com
1. Niat karena Allah.
Sebelum menuntut ilmu, hal pertama yang harus dilakukan adalah niat karena Allah. Sebagaimana Rasulullah bersabda dalam sebuah hadits, yang berbunyi;
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda, "Barangsiapa yang menuntut ilmu syar'i yang semestinya ia lakukan untuk mencari wajah Allah dengan ikhlas, namun ia tidak melakukannya melainkan untuk mencari keuntungan duniawi, maka ia tidak akan mendapat harumnya aroma surga pada hari kiamat." (HR. Ahmad)
2. Selalu berdoa.
Ketika hendak menuntut ilmu alangkah baiknya berdoa, supaya diberi kemudahan dalam menyerap ilmu dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari. Allah SWT berfirman, yang artinya;
dan katakanlah: "Ya Rabbku, tambahkanlah kepadaku ilmu pengetahuan." [QS. Thaha/20:114]
3. Selalu bersungguh-sungguh.
Saat menuntut ilmu hendaknya seseorang harus bersungguh-sungguh supaya mendapatkan ilmu yang bermanfaat. Mencari ilmu diibaratkan dengan perasaan tidak pernah kenyang sehingga kamu selalu berkeinginan untuk menambah ilmu dan pengetahuan.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, "Dua orang yang rakus yang tidak pernah kenyang: yaitu (1) orang yang rakus terhadap ilmu dan tidak pernah kenyang dengannya dan (2) orang yang rakus terhadap dunia dan tidak pernah kenyang dengannya." (HR. Al-Baihaqi)
4. Selalu rendah hati.
Kebanyakan orang yang berilmu lantas sombong dengan apa yang telah dimiliki, karena merasa lebih tinggi daripada orang lain. Hal ini tentu saja salah, seorang yang berilmu seharusnya selalu rendah hati dan menjadikan ilmu tersebut dapat bermanfaat untuk diri sendiri dan orang lain. Seperti pada hadits berikut ini,
Imam Mujahid mengatakan, "Dua orang yang tidak belajar ilmu: orang pemalu dan orang yang sombong." (HR. Bukhari secara muallaq)
5. Mendakwahkan.
Ilmu yang bermanfaat adalah ilmu yang dapat disebarkan kepada orang lain, seperti firman Allah pada surat At-Tahrim, yang artinya;
"Wahai orang-orang yang beriman! Peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar dan keras, yang tidak durhaka kepada Allah terhadap apa yang Dia perintahkan kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan." (QS. At-Tahrim: 6)