Brilio.net - Warga terlihat bergerombol di sebuah selokan yang memiliki panjang kurang lebih 300 meter. Mereka sibuk mengobrol sembari melempar pelet sebagai makanan ikan. Sementara di depan warung kecil di pinggir selatan selokan, beberapa anak Sekolah Dasar (SD) terlihat asyik menikmati jajanan dan pemandangan selokan yang tampak sedap dipandang mata bak di Jepang.
Dulunya pemandangan indah itu jauh dari bayangan. Warga cuek buang sampah sembarang di selokan. "Wah selokannya dulu ambyar, kotor, buang sampahnya pada di sini semua," kata Bayu Rumianto (37) warga RT 69 RW 14 Kampung Dukuh, Kelurahan Gedongkiwo, Kecamatan Mantrijeron, Kota Yogyakarta beberapa waktu lalu.
Bau selokan yang dulu ia rasakan kini telah berkurang. Air selokan yang menurutnya penuh sampah kini terlihat mendingan setelah adanya 15 ribu ikan nila yang dibudidaya warga setempat.
Lokasi selokan berada di antara RT 69 (sisi utara) dan RT 62 (sisi selatan)/foto: Gufron/brilio.net
"Perubahan paling menyolok yang dirasakan saat berada di sini yaitu senang, rileks dan waktu pulang bisa tersenyum. Kalau dulu mana ada yang mau datang, lihat kondisi (banyak sampah) mereka pada lari," tambahnya.
Menurut ayah dua orang anak ini, berkat kesadaran masyarakat selokan dengan konsep budidaya ikan ini bisa lestari. Warga tak menunggu satu sama lain saat membersihkan, meski ada beberapa warga yang ditunjuk sebagai bagian kebersihan selokan.
Sumiran terlihat duduk mengamati ikan di selokan/foto: Gufron/brilio.net
Sumiran (37), warga yang ditunjuk untuk mengurusi selokan membenarkan perubahan yang terjadi di lingkungannya sejak selokan bersih dan penuh dengan ikan. "Warga di sini melihat selokan banyak sampah, sehingga bagaimana agar sampah tidak dibuang di selokan. Dengan adanya budidaya ikan nila ini warga semakin peduli dengan adanya selokan ini," kata pengurus Mina Julantoro Asri ini.
Menurut ayah tiga anak itu, selokan di desanya kini menjadi salah satu tempat yang disukai warga untuk berkumpul. Selain sebagai tempat budidaya ikan, selokan itu kini menjadi tempat wisata edukasi. "Banyak dari Anak SD, TK hingga warga dari kampung lain datang ke sini, bahkan wisatawan Turki ada yang datang ke sini," tambahnya.
Beberapa anak SD terlihat asik memberi makan ikan/foto: Gufron/brilio.net
Buat pengunjung yang ingin memberi makan ikan cukup membeli pelet langsung dari warga. Harganya seribu rupiah dalam satu ikat plastik. Nah saat disinggung brilio.net mengenai biaya yang harus dikeluarkan untuk mempercantik selokan tersebut, Sumiran mengaku butuh sekitar Rp 50 juta. Dana tersebut berasal dari bantuan Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Yogyakarta serta swadaya masyarakat.
Recommended By Editor
- Selalu ada kejutan, ini 4 fakta unik yang terjadi di ajang Oscar 2018
- Tak kalah sukses dari filmnya, 7 soundtrack ini berjaya di tangga lagu
- 12 Gaya memukau pria bertubuh raksasa, ada yang gendong empat wanita
- 8 Kreasi cake anti-gravitasi ini unik dan kreatif abis
- Butuh 2 tahun memotret 10 hewan buas langka ini, begini hasilnya