Brilio.net - Kesempatan untuk menginjakkan kaki ke tanah suci merupakan anugerah bagi banyak orang. Bagaimana tidak, biasanya orang muslim akan menganggap itu sebagai panggilan dari Allah SWT untuk menjalankan rukun islam yang kelima. Terlebih di Indonesia, butuh waktu bertahun-tahun untuk sampai pada giliran bisa berangkat haji.

Perjuangan tentang lika-liku untuk bisa naik haji juga dirasakan oleh Suparmin, seorang pria paruh baya asal Sragen. Pada 2024 ini, dia berkesempatan untuk berangkat bersama sang istri Sariyem. Di mana sebelumnya Suparmin sudah menanti puluhan tahun.

Dilansir dari kemenag.go.id, pasangan lansia ini berjuang mengumpulkan rupiah demi rupiah hanya untuk bisa mendaftar. Bahkan mereka telah melakukannya ketika masih muda. Kini Suparmin telah berumur 75 tahun.

Awalnya, Suparmin bekerja sebagai tukang tebang tebu selama 5 tahun. Penghasilan dari pekerjaan tidak cukup memenuhi kebutuhan hidupnya. Jangankan untuk daftar haji, untuk makan sehari-hari saja cukup sulit.

perjuangan Suparmin tukang ojek naik haji berbagai sumber

perjuangan Suparmin tukang ojek naik haji
kemenag.go.id

"Waktu itu untuk beli gaplek (makanan dari ketela) saja sulit," katanya dilansir oleh brilio.net pada Jumat (7/6).

Karena itu Suparmin berusaha memikirkan jalan keluar dengan mencari pekerjaan baru. Akhirnya sampailah pada keputusan bahwa dia beralih profesi sebagai tukang ojek. Dari situlah Suparmin mulai bisa mengumpulkan pundi-pundi rupiah yang cukup.

Dari hasil ngojek, Suparmin bisa memenuhi berbagai kebutuhan. Selain soal makan, Suparmin mengaku saat itu bisa membiayai sekolah ketiga anaknya. Meskipun, dia harus banting tulang lebih keras dengan menarik penumpang siang dan malam.

Selain sudah bisa membiayai keluarganya, Suparmin juga mulai melihat peluang besar untuk mendaftar haji. Dia merasa perlu menunaikan hukum Islam kelima tersebut. Karena itu, sedikit demi sedikit hasil dari ngojek disisihkan. Optimisnya begitu kuat, dia yakin suatu saat bisa menginjakkan kaki ke Tanah Suci.

"Sebagian penghasilan saya sisihkan untuk daftar haji bersama istri," katanya.

perjuangan Suparmin tukang ojek naik haji berbagai sumber

perjuangan Suparmin tukang ojek naik haji
fixabay.com

Karena bersungguh-sungguh melakoni pekerjaan, akhirnya pria tersebut mampu membeli seekor sapi. Suparmin berpikir untuk mencoba usaha ternak barangkali bisa menambah pundi-pundi rezeki. Benar saja, seiring berjalannya waktu akhirnya sapi yang dipelihara bertambah menjadi 3 ekor.

3 Ekor sapi tersebut diputuskan untuk dijual oleh Suparmin. Kemudian pada 2012, hasil penjualan sapi itu digunakan Suparmin dan istri untuk mendaftar haji.

"Waktu itu saya senang sekali. Akhirnya saya bisa mewujudkan keinginan saya untuk daftar haji bersama istri," tuturnya.

Setelah mendaftar, kondisi ekonomi Suparmin kian membaik. Dia menganggap bahwa ini adalah rezeki yang Allah berikan dari keberkahannya mendaftar haji. Usahanya semakin berkembang bahkan bisa membeli sebuah kios di pasar. Pada kios itu dia dan istri berjualan dan mendapatkan penghasilan yang lumayan.

Pada 2023, Suparmin dan istri memutuskan untuk umrah. Namun siapa sangka, setahun kemudian mereka berkesempatan menunaikan ibadah haji.

"Setahun sebelum jadwal berangkat haji, ndelalah saya ada rezeki dan saya pakai untuk umroh bersama istri," ujar pria berusia 75 tahun tersebut.

"Alhamdulillah tahun ini kami bisa berangkat menjalankan ibadah haji bersama istri ke tanah suci," Pungkasnya.