Brilio.net - Dalam keadaan normal, pada siang hari matahari menyinari bumi sehingga permukaan bumi menjadi hangat dan pada malam hari permukaan bumi mendingin.
Akan tetapi, akibat adanya efek rumah kaca, sebagian panas yang harusnya dipantulkan permukaan bumi terperangkap oleh gas-gas rumah kaca di atmosfer. Hal ini jadi alasan mengapa suhu bumi semakin hangat dari tahun ke tahun.
Efek rumah kaca mampu menghangatkan bumi hingga rata-rata 59 derajat Fahrenheit atau 15 derajat Celcius sehingga membuat kehidupan di bumi menjadi lebih baik dan layak huni.
Tanpa adanya efek rumah kaca, dunia hanya akan menjadi tempat yang beku dan tidak dapat dihuni. Untuk beberapa kondisi, efek rumah kaca mungkin menguntungkan, tetapi lebih banyak dampak merugikannya.
Adapun untuk penjelasan lebih dalam tentang efek rumah kaca, kamu bisa membaca pengertian dari para ahli, penyebab, efek yang timbul, dan cara menanggulanginya.
Dihimpun brilio.net dari berbagai sumber,Rabu (13/04), berikut ini penjelasan mengenai pengertian efek rumah kaca, penyebab, dampak, dan cara mencegahnya.
Asosiasi Energi New Mexico, Amerika Serikat (AS)
foto : pixabay.com
Efek Rumah Kaca adalah kejadian saat panas di bumi terperangkap karena terhalang oles gas emisi seperti karbon dioksida pada atmosfer. Gas emisi tersebut kebanyakan berasal dari asap kendaraan dan pabrik serta kebakaran hutan.
Pengertian Efek Rumah Kaca Menurut Ahli
Badan Perlindungan Lingkungan (AS)
Efek rumah kaca adalah proses meningkatnya suhu rata-rata permukaan bumi karena lapisan atmosfer bumi yang kian menipis bahkan bocor. Hal ini menjadikan cuaca di bumi makin panas karena sinar matahari tidak lagi terhalang oleh lapisan atmosfer.
Dewan Pertahanan Sumber Daya Alam
Efek rumah kaca adalah krisis lingkungan dan kemanusiaan yang sedang terjadi di bumi. Suhu permukaan bumi kian meningkat akibat terperangkap oleh gas karbon dioksida yang makin banyak dari hari ke hari, dan menjadikan bumi makin panas dan rawan akan bencana.
Penyebab Efek Rumah Kaca
foto : pixabay.com
Gas-gas yang berkontribusi pada efek rumah kaca antara lain, uap air (H2O), karbondioksida (CO2), metana (CH4), ozon (O3), nitrous oksida (N2O), CFC (Chloro Fluoro Carbon), dan HFC (Hidro Fluoro Carbon).
Sebenarnya, gas-gas ini diperlukan agar bumi tidak terlalu dingin. Namun, sejak revolusi industri, gas-gas seperti karbon dioksida, methana, dan gas berbahaya lainnya menjadi makin bertambah di atmosfer sehingga konsentrasinya makin meningkat akibat ulah manusia.
Jika konsentrasi gas-gas rumah kaca makin meningkat di atmosfer, maka efek rumah kaca akan makin besar.
1. Penebangan liar dan pembakaran hutan.
Keberadaan tumbuhan sangat bermanfaat bagi manusia. Selain sebagai sumber makanan, tumbuhan bisa digunakan sebagai media untuk mengurangi efek rumah kaca karena untuk melakukan fotosintesis, tumbuhan membutuhkan karbondioksida dan uap air.
Semakin maraknya penebangan liar, akan menjadikan berkurangnya media untuk mengurangi efek rumah kaca. Tak hanya itu, pembakaran hutan secara besar-besaran juga menjadi penyebab meningkatnya efek rumah kaca.
Jika hutan dibakar, akan terbentuk hasil samping berupa gas rumah kaca seperti CO2. Gas ini akan dilepaskan ke udara dan menjadi penahan radiasi sinar matahari.
2. Penggunaan bahan bakar fosil secara berlebihan.
Penggunaan bahan bakar fosil, seperti minyak bumi dan batu bara yang terlalu berlebihan tak hanya berdampak buruk pada kualitas udara, tetapi juga dapat meningkatkan konsentrasi gas rumah kaca di atmosfer.
3. Pencemaran laut.
Lautan dapat menyerap karbon dioksida dalam jumlah yang besar. Sayangnya, akibat pencemaran laut oleh limbah industri dan sampah, laut menjadi tercemar sehingga banyak ekosistem di dalamnya yang musnah. Hal ini menyebabkan laut tidak dapat menyerap karbon dioksida lagi.
4. Industri pertanian.
Penggunaan pupuk non organik untuk meningkatkan hasil pertanian ternyata membawa dampak buruk bagi lingkungan. Penggunaan pupuk tersebut bisa menghasilkan gas rumah kaca, seperti nitrous oksida (N2O) yang nantinya dilepaskan ke udara.
5. Limbah rumah tangga.
Limbah rumah tangga jika dibiarkan akan menghasilkan gas methana dan karbon dioksida yang dihasilkan dari bakteri-bakteri pengurai sampah.
6. Industri peternakan.
Limbah industri peternakan, seperti kotoran sapi, ternyata bisa menghasilkan gas rumah kaca, seperti karbondioksida (CO2) dan metana (CH4). Makin banyak limbah peternakan yang dibiarkan begitu saja, makin besar pula gas rumah kaca yang dilepaskan ke udara.
Dampak Efek Rumah Kaca
foto : ilustrasi/pixabay.com
Sebaiknya, kita bergerak untuk menanggulangi efek rumah kaca yang berbahaya. Jika tidak, dampaknya makin besar dan mengancam kehidupan.
- Pertama, dampak efek rumah kaca adalah pemanasan global. Hal ini mengancam seluruh ekosistem akibat kenaikan suhu bumi.
- Dampak kedua adalah mencairnya es di kutub yang juga mengancam ekosistem. Kondisi ini menyebabkan kenaikan air laut sehingga menenggelamkan daerah-daerah rendah.
- Ketiga, laut akan semakin asam karena konsentrasi gas-gas rumah kaca yang meningkat. Asamnya air laut akan mematikan terumbu karang dan ekosistem lainnya.
- Keempat, menipisnya lapisan ozon membuat sinar ultraviolet yang berbahaya sampai ke permukaan bumi.
Cara Menanggulangi Meningkatnya Efek Rumah Kaca
foto : pixabay.com
1. Hemat energi listrik.
Gunakan pemakaian listrik seperlunya saja. Dengan begitu kamu berkontribusi dalam upaya mengurangi pemakaian batu bara yang bisa menimbulkan emisi gas karbondioksida di udara.
2. Beralih dari pupuk non organik ke pupuk organik.
Untuk meningkatkan hasil pertanian tidak harus menggunakan pupuk kimia atau non organik. Menggunakan pupuk organik dengan kadar yang optimal juga bisa membuat hasil pertanian melimpah.
Apabila penggunaan pupuk non organik bisa dikurangi, maka emisi gas N2O juga akan berkurang.
3. Menggunakan bahan bakar ramah lingkungan.
Penggunaan bahan bakar ramah lingkungan masih jarang ditemukan di Indonesia. Adapun bahan bakar yang ramah lingkungan antara lain panel surya dan bahan bakar listrik.
Bahan bakar tersebut dikatakan ramah karena tidak menghasilkan polutan yang berbahaya bagi lingkungan.
4. Mengolah limbah peternakan.
Limbah merupakan satu di antara penyumbang gas rumah kaca, terlebih limbah peternakan. Untuk mengurangi emisi karbondioksida maupun metana, limbah bisa diolah menjadi biogas. Biogas ini bisa dimanfaatkan sebagai sumber energi alternatif pengganti bahan bakar fosil.
5. Menggalakkan reboisasi.
Penanaman kembali hutan yang telah ditebang merupakan satu di antara solusi untuk mengatasi emisi gas rumah kaca di udara. Seperti diketahui, tumbuhan akan menyerap karbondioksida dan uap air sebagai bahan baku fotosintesis.
6. Batasi penggunaan plastik.
Plastik merupakan senyawa polimer yang sulit terdegradasi di dalam tanah. Untuk mengurangi limbah plastik di dalam tanah, satu di antara cara termudah adalah dengan membakarnya.
Nah, pembakaran itu akan menghasilkan gas karbondioksida dalam jumlah besar. Untuk itu, batasi penggunaan plastik dengan cara membawa botol air minum sendiri atau membawa tas kain saat berbelanja.
Recommended By Editor
- Organisasi adalah, ini pengertian, unsur, jenis, dan manfaatnya
- Pengertian teks tanggapan, ciri, tujuan, fungsi, & struktur penulisan
- Negosiasi adalah: Pengertian, Manfaat, dan Tujuannya
- Tiroid adalah kelainan fungsi kelenjar, ini penjelasan lengkapnya
- Pengertian ancaman, tujuan, jenis, dan cara mengatasinya