Brilio.net - Idul Fitri merupakan momentum besar yang dirayakan oleh umat Islam. Dari segi definisi, Idul Fitri berasal dari dua kata yakni "id" yang berarti kembali dan "al fitri" yang artinya suci. Karena itulah kita sering mendengar bahwa waktu Idul Fitri adalah waktu di mana seluruh Muslim yang menemuinya kembali suci.
Idul Fitri juga dijuluki sebagai Hari Kemenangan karena Muslim telah berhasil menjalankan ibadah puasa selama satu bulan penuh. Untuk mensyukurinya, Idul Fitri banyak digunakan sebagai ajang silaturahmi dan menjalankan amalan-amalan sunnah lainnya.
Dalam hadits, Rasulullah juga telah menjelaskan amalan-amalan sunnah di Hari Raya Idul Fitri. Apa saja? Berikut hadits tentang Hari Raya Idul Fitri dan amalan sunnahnya sebagaimana di himpun brilio.net dari berbagai sumber pada Selasa (12/5).
1. Idul Fitri disambut dengan kegembiraan.
foto: freepik.com
Datangnya Idul Fitri sebaiknya disambut dengan perasaan yang gembira. Sebagaimana dalam hadits. Dari Anas radhiyallahu’anhu, ia berkata, Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam datang ke Madinah dan pada saat itu penduduk Madinah memiliki dua hari dimana mereka bermain-main (bersenang-senang) pada kedua hari tersebut, maka Rasulullah bertanya, "Dua hari apakah ini?", mereka menjawab, "pada masa jahiliyyah kami bersenang-senang pada kedua hari ini". Maka Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam bersabda, "Sesungguhnya Allah telah menggantikan bagi kalian yang lebih baik dari kedua hari tersebut, yaitu hari Idul Adha dan Iedul Fithri." (HR. Ahmad)
2. Makan sebelum melaksanakan sholat Idul Fitri.
foto: freepik.com
Berbeda dengan Idul Adha, seorang Muslim justru dianjurkan untuk makan terlebih dahulu sebelum melaksanakan sholat Idul Fitri. Sebagaimana diterangkan dalam hadits dari Anas radhiyallahu’anhu, dia berkata, "Dahulu Nabi shallallahu’alaihi wasallam tidak keluar pada pagi hari ‘Idul Fithri, sampai beliau memakan beberapa kurma, dan beliau memakannya dalam jumlah ganjil." (HR.Al Bukhari)
3. Mengeraskan takbir pada hari raya.
foto: freepik.com
Kemudian disunnahkan untuk mengeraskan takbir sebagaimana hadits ‘Abdullah bin ‘Umar radhiyallahu’anhuma, ia berkata, "Sesungguhnya Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam dahulu keluar dari rumahnya pada dua hari raya. Beliau mengangkat suaranya dengan tahlil dan takbir".
Kemudian dari Nafi’, ia berkata "Sesungguhnya Ibnu ‘Umar ketika keluar pada pagi hari Iedul Fithri dan hari Iedul Adha, beliau mengeraskan takbir hingga sampai di tempat shalat, kemudian bertakbir sampai imam datang, lalu bertakbir dengan takbirnya imam tersebut (mengikuti takbir imam)".
Adapun lafadz takbir yang bisa dikumandangkan sebagai berikut.
"Allahu akbar, Allahu akbar, Laa Ilaaha Illallah, wallahu akbar, Allahu akbar, walillahil hamd"
Artinya:
"Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, Tidak ada sesembahan yang berhak disembah dengan benar selain Allah, dan Allah Maha Besar, dan bagiNya semua pujian”
4. Berjalan kaki ke tempat sholat dan melewati jalan yang berbeda.
foto: freepik.com
Saat mendatangi tempat pelaksanaan sholat Id kita dianjurkan untuk berjalan kaki sebagaimana hadits yang diriwayatkan oleh hadits ‘Ali radhiyallahu’anhu, ia berkata, "Termasuk dari ajaran Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah keluar pada hari raya dengan berjalan kaki". (HR.At-Tirmidzi)
Ketika mau pulang, disunnahkan untuk melewati jalan yang berbeda dengan jalan yang dilalui saat berangkat. Hal ini sebagaimana dalam hadits Jabir radhiyallahu’anhu, dia berkata, "Dahulu pada hari raya, Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam melalui jalan yang berbeda (untuk pergi dan pulangnya)". (HR. Al Bukhari)
5. Melaksanakan sholat Ied.
foto: freepik.com
Selanjutnya disunnahkan untuk melaksanakan sholat Id pada waktu matahari terbit dan meninggi. Sholat ini terdiri dari dua rakaat. Pada rakaat pertama, terdapat tujuh takbir zawaid, kemudian pada rakaat kedua terdapat lima takbir zawaid.
Selesai sholat kemudian dilanjutkan dengan khutbah. Tata cara sholat Ied ini sesuai dengan hadits yang diriwayatkan oleh Aisyah, ia berkata, "Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam dahulu bertakbir pada hari Iedul Fithri dan Idul Adha, pada (rakaat) pertama tujuh kali takbir dan pada (rakaat) kedua lima kali takbir." (HR. Abu Dawud)
Dalam riwayat lain disebutkan pula bahwa disunnahkan untuk membaca surah Qaf dan Al Qomar, sebagaimana dalam hadits.
Dari 'Ubaidullah bin 'Abdillah, bahwa Umar ibnu al-Khaththab radhiyallahu'anhu bertanya kepada Abu Waqid al-Laitsiy, "Surat apakah yang dibaca oleh Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam pada hari Iedul Adha dan Iedul Fithri? Lalu ia menjawab, "Pada dua hari raya tersebut beliau membaca surat Qaf dan Al Qomar"
6. Jika hari hara Idul Fitri bertepatan dengan sholat Jumat maka boleh tidak melaksanakan sholat Jumat dan menggantinya dengan sholat Dzuhur.
foto: freepik.com
Hal ini sebagaimana dijelaskan dalam hadits Ibnu ‘Abbas radhiyallahu’anhuma, dari Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam, beliau bersabda, "Telah terkumpul dua hari raya pada hari kalian ini, barang siapa yang mau maka itu sudah mencukupinya dari shalat Jum’at, dan sesungguhnya kita akan memadukan (dua hari raya tersebut), insyaAllah." (HR.Ibnu Majah)
Recommended By Editor
- Bacaan takbir dan manfaat mengumandangkannya saat Idul Fitri
- Tata cara sholat Idul Fitri beserta niat, doa, & tuntunan sunahnya
- 9 Spanduk ucapan Idul Fitri ini kocaknya mengundang senyum
- 5 Potret salat Idulfitri zaman pendudukan Jepang, dijaga ketat
- 10 Inspirasi baju koko ala seleb Tanah Air, simpel dan elegan