Brilio.net - Setelah kurang lebih sepekan kebakaran hutan dan lahan, hujan akhirnya sempat mengguyur sejumlah daerah di Riau. Namun ada momen yang membuat warga Desa Pulau Muda, Kecamatan Teluk Meranti, Kabupaten Pelalawan heboh. Pasalnya warga di sana merasakan hujan es.
Kejadian ini bermula ketika butiran kristal lunak ini jatuh kemudian terdengar bunyi jelas di atas atap. Seusai hujan reda, masyarakat pun mencoba keluar rumah dan mencari tahu apa yang sebenarnya turun dari langit.
Dilansir dari liputan6.com, warga kaget ketika mengambil serpihan hujan itu di tanah. Beberapa warga sempat mengabadikan dan menyebarkan videonya ke media sosial dan aplikasi Whatsapp.
"Ini adalah hujan es yang turun tadi di Desa Pulau Muda, Teluk Meranti," ucap pengambil video itu seperti dikutip dari liputan6.com, Selasa (24/9).
Perekam butiran hujan es menyebut hal ini belum pernah terjadi di daerahnya. Dia pun merasa heran mengapa hujan yang sudah lama tidak turun membawa butiran es.
"Hujan es ini membuat heboh warga, ini dia butirannya yang seperti salju," ucap perempuan tadi.
Beberapa warga lainnya menyebut hujan es ini sebagai peringatan Tuhan bagi masyarakat sekitar. Apalagi saat ini tengah marak kebakaran lahan di Riau, termasuk Pelalawan.
"Mau kiamat lagi ini, Tuhan sudah memberi peringatan," celetuk seorang warga di video itu.
Sementara itu, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) stasiun di Pekanbaru menyebut hujan es di Pelalawan turun pukul 13.00 WIB. Kejadian ini disebut sebagai fenomena cuaca alamiah yang biasa terjadi.
Menurut Analis BMKG Yudistira, hujan es biasanya turun disertai kilat ataupun petir serta angin kencang. Biasanya terjadi saat musim pancaroba atau peralihan dari kemarau ke hujan serta sebaliknya.
"Durasinya singkat. Sehari sebelum turun, udara pada malam hingga pagi hari terasa panas dan gerah akibat radiasi matahari cukup kuat disertai kelembaban udara cukup tinggi," terang Yudistira.
Di lokasi hujan es, tambah Yudistira, mulai pukul 10.00 WIB tumbuh cumulus (awan putih berlapis-lapis). Di antara awan tersebut ada satu jenis awan yang mempunyai batas tepinya sangat jelas berwarna abu-abu menjulang tinggi seperti bunga kol.
Tahap berikutnya, awan tersebut akan cepat berubah warna menjadi abu-abu kehitaman yang dikenal dengan awan Cumulonimbus. Pepohonan di sekitar lokasi mulai bergoyang cepat.
"Akan terasa sentuhan udara dingin di sekitar tempat kita berdiri. Biasanya hujan yang pertama kali turun adalah hujan deras tiba-tiba, apabila hujannya gerimis maka kejadian angin kencang jauh dari lokasi," terang Yudistira.
Recommended By Editor
- Mobil Oksigen, udara bersih bagi warga yang terkena kabut asap
- Kisah pria suku anak dalam di Jambi meninggal gara-gara kabut asap
- Jokowi tinjau kebakaran hutan, perubahan sepatunya jadi sorotan
- Viral, pria Malaysia gunakan bra untuk lindungi diri dari kabut asap
- Dampak kabut asap, belasan ribu masyarat di Riau terkena ISPA