Brilio.net - Sekitar 4.200 penari meramaikan Indonesia Menari yang digelar di empat kota, Jakarta, Solo, Bandung, dan Semarang, Minggu (11/11). Mereka terdiri dari penari kelompok maupun individu. Acara besutan Bakti Budaya Djarum Foundation ini memang selalu ditunggu masyarakat pecinta budaya di Indonesia.
Kegiatan tahunan yang dilakukan sejak 2012 ini dimulai serentak pada pukul 13.00 WIB dengan konsep indoor yang tersebar di beberapa area, yakni di Grand Indonesia (Jakarta), Mall The Park (Solo), dan 23 Paskal Shopping Centre (Bandung). Khusus untuk Kota Semarang, Indonesia Menari diselenggarakan secara outdoor pada pukul 16.00 WIB di Taman Indonesia Kaya.
Para peserta yang terdiri dari perorangan, berbagai komunitas generasi muda, sanggar tari, komunitas pecinta tari, sekolah, dan universitas di Indonesia ini bersama-sama menari dan menunjukkan kemampuan mereka.
Indonesia Menari di Jakarta/ foto: Brilio.net/ Yani Andriansyah
Antusiasme masyarakat pun begitu besar. Di Jakarta misalnya, dari 3.000 pendaftar, kuota yang tersedia hanya 1.500. Sisa pendaftar yang tidak bisa ikut di Jakarta terpaksa harus mengikutinya di kota lain. Di Jakarta, Indonesia Menari digelar dengan konsep indoor di sejumlah area di Grand Indonesia, Jakarta Pusat.
Sedangkan di Bandung, dari 1.200 peserta yang mendaftar ulang, ada yang khusus datang dari Bangka Belitung. Sementara di Solo, dari 1.200 peserta yang mendaftar ulang, datang dari beragam daerah di sekitarnya, seperti Yogyakarta, Kudus, Boyolali, Malang, bahkan Palembang.
“Antusiasme masyarakat begitu besar. Makanya untuk tahun ini kita menambah satu kota yakni Semarang. Untuk di Jakarta tahun depan mungkin saja kita mencari tempat yang lebih besar atau menambah kota,” ujar Program Director Bakti Budaya Djarum Foundation, Renitasari Adrian kepada Brilio.net usai acara Indonesia Menari di Grand Indonesia.
Renitasari Adrian/foto: Brilio.net/ Yani Andriansyah
Ditambahkan Renitasari, Indonesia Menari merupakan kegiatan positif yang perlu dijalankan secara konsisten setiap tahun untuk mengajak berbagai jenis elemen masyarakat menari bersama sebagai bentuk nyata kepedulian pada budaya Indonesia khususnya tarian.
“Kita ingin mendekatkan tari tradisional Indonesia ke masyarakat, khususnya anak-anak muda. Dulu ketika saya muda sanggar tari banyak ditemui di tiap kota. Sekarang orang tua yang ingin anaknya belajar tari Indonesia bingung. Makanya kita di Galeri Indonesia Kaya setiap bulan menggelar workshop tari gratis,” jelas Renitasari.
foto: Brilio.net/ Yani Andriansyah
Nah untuk menjaring minat generasi milenial, Galeri Indonesia Kaya sengaja mengemas tutorial tarian dalam bentuk digital memanfaatkan YouTube. Sehingga siapa pun bisa mempelajarinya dengan mudah. Selain itu kegiatan Indonesia Menari juga untuk menyeimbangkan masuknya budaya asing yang masuk begitu cepat lewat teknologi.
“Kita ingin menyeimbangkan kebudayaan Indonesia agar tidak dilupakan anak-anak muda. Paling tidak telinga mereka kita biasakan untuk mendengar dan melihat tarian asli Indonesia. Kita berharap apa yang kita lakukan menjadi inspirasi bagi pihak lain untuk melakukan kegiatan yang sama agar budaya kita tetap menjadi tuan rumah di negeri sendiri,” tambah Renitasari.
foto: Brilio.net/ Yani Andriansyah
Tidak heran jika pada tahun ke-7 penyelenggaraan Indonesia Menari, semakin banyak permintaan dari para pecinta seni untuk menyelenggarakan Indonesia Menari di daerahnya. Setelah digelar secara serempak untuk pertama kalinya di 3 kota tahun lalu, tahun ini Indonesia Menari menambah satu kota lagi yakni Semarang.
Gelaran Indonesia Menari di kota ini dilakukan di Taman Indonesia Kaya yang diresmikan pada 10 Oktober 2018. Taman Indonesia Kaya merupakan taman dengan panggung seni pertunjukan terbuka pertama di Jawa Tengah yang memberikan warna baru bagi Kota Semarang.
Sekitar 300 penari menari bersama. Malah penyelenggaraan perdana Indonesia Menari 2018 di Semarang, dari 300 peserta individu yang telah mendaftar ulang, ada yang datang dari Kalimantan dan Palembang lho.
“Kegiatan ini ternyata disambut dengan sangat antusias oleh masyarakat yang menjadi suatu penghargaan dan pemacu semangat kami untuk terus berusaha menginspirasi masyarakat khususnya generasi muda untuk mencintai ragam musik dan tarian daerah,” ujar Renitasari.
Acara ini juga akan diramaikan dengan kehadiran para pekerja seni yang turut menari bersama dalam kemeriahan Indonesia Menari 2018 di masing-masing kota. Aktor Dimas Beck dan Ify Alyssa menari bersama ribuan peserta di Jakarta. Sedangkan Bisma Karisma dan Gloria Jessica menari bersama para peserta di Bandung. Lalu Rafael dan Marsha Aruan meramaikan Indonesia Menari 2018 di Solo.
Perpaduan tradisional dan modern
Indonesia Menari 2018 dilangsungkan dengan bentuk tarian massal koreografi yang menggabungkan beberapa gerakan tari tradisional nusantara dan tarian modern dengan durasi 4 menit yang diiringi musik aransemen Pongky Prasetyo yang menggabungkan lagu daerah dari Riau (Soleram), Kalimantan Selatan (Ampar-Ampar Pisang), Jawa Tengah (Cublak-Cublak Suweng), dan Papua (Yamko Rambe Yamko).
Tahun ini, koreografi Indonesia Menari 2018 dikonsep Ufa Sofura yang telah menggeluti dunia tari sejak usia 17 tahun. Kecintaannya pada dunia tari membawanya mengikuti beberapa kursus tari singkat di luar negeri, seperti di Singapura, Jepang, Amerika Serikat, dan Jerman.
Ketekunannya pada dunia tari juga mengantarkannya meraih beragam prestasi dan memberikannya kesempatan untuk ikut serta dalam berbagai pentas tari, baik di dalam maupun luar negeri. Ia juga terpilih menjadi koreografer acara resepsi host country pertemuan tahunan 2018 International Monetary Fund (IMF) dan Kelompok Bank Dunia (World Bank) di Bali.
“Saya sudah terlibat dalam Indonesia Menari ini sejak beberapa tahun sebelumnya dan saya bersyukur tahun ini dipercaya untuk menciptakan koreografi Indonesia Menari 2018 yang menggabungkan unsur tradisional dan modern dengan perbandingan yang seimbang. Saya mengambil lebih kepada ciri khas dari daerah yang digunakan untuk musik, seperti misalnya gerakan tangan naik turun dikenal dari Papua dan mengombinasikannya dengan gerakan lain yang lebih energik,” ujar Ufa.
foto: Brilio.net/ Yani Andriansyah
Para peserta diwajibkan mengikuti gerakan tari yang telah dikonsep Ufa. Namun gerakan ini terbuka untuk dikreasikan peserta kelompok misalnya berkreasi di pola lantai (blocking), variasi tinggi rendah pada setiap gerakan.
Menariknya, acara ini juga memperebutkan total hadiah ratusan juta rupiah dalam bentuk subsidi yang dapat digunakan untuk kebutuhan kelompok tersebut. Seperti yang dilakukan Sanggar Andika, Juara 1 Kategori Kelompok Indonesia Menari 2016.
Kelompok ini menggunakan subsidi untuk mendanai kostum dan keperluan lainnya untuk menjalankan misi budaya dalam memperkenalkan tarian Indonesia ke Taiwan dan ke Republik Ceko. Di dalam negeri, mereka juga kerap mengikuti berbagai lomba tari tradisional dan baru saja menorehkan prestasi menjadi Juara 1 Lomba Jaipong.
Demikian juga dengan Rentak Harmoni yang meraih Juara Kelompok Favorit Indonesia Menari 2014 dan kembali mencoba peruntungan di Indonesia Menari 2015 dan berhasil meraih Juara 2 Kategori Kelompok. Mereka menggunakan hadiah ini untuk mendanai program musikal mereka di mana sebagian hasil penjualan tiket tersebut didonasikan untuk membantu pendidikan di daerah terpencil Tanah Air.
Sedangkan Sanggar Ratih Ayu yang meraih Juara 1 Kategori Kelompok Indonesia Menari 2013 menggunakan subsidi ini untuk kebutuhan kostum dan keperluan sanggar dalam mempersiapkan kelompok mereka ke berbagai kompetisi tari lainnya, yang menorehkan sejumlah prestasi-prestasi baru bagi Sanggar Ratih Ayu.
Nah berikut daftar pemenang Indonesia Menari 2018 di Jakarta, Bandung, Solo, dan Semarang.
Jakarta
Kategori Individu:
foto: Istimewa
- Faiha Raisa Fitri
- Muhamad Suharyanto
- Befatia Aisarahmadani
- Rizki Arfan
- Nuke Fernanda
Kategori Kelompok:
foto: Istimewa
Juara 1: SHIVA NATARAJA
(mendapatkan Rp 25.000.000 dalam bentuk subsidi)
Juara 2: PIC A BOO
(mendapatkan Rp 20.000.000 dalam bentuk subsidi)
Juara 3: KENAR’S CREW
(mendapatkan Rp 15.000.000 dalam bentuk subsidi)
Juara Favorit: SENITRA DANCE STUDIO
(mendapatkan Rp 10.000.000 dalam bentuk subsidi)
Bandung
Kategori Individu:
foto: Istimewa
- Widhia Nur Fauziah
- Sonia Putri Nur Illahi
- Fajri Utami Meylestari
- De Intan Fitria
- Dewi Zara Anzaly
Kategori Kelompok:
foto: Istimewa
Juara 1: D & D Dancer
(mendapatkan Rp 25.000.000 dalam bentuk subsidi)
Juara 2: MOVE ON DANCE PRO
(mendapatkan Rp 20.000.000 dalam bentuk subsidi)
Juara 3: TIDAS GAP
(mendapatkan Rp 15.000.000 dalam bentuk subsidi)
Juara Favorit: CUPCAKE DANCE CREW
(mendapatkan Rp 10.000.000 dalam bentuk subsidi)
Solo
Kategori Individu:
foto: Istimewa
- Zahra Putri Rahmadhani
- Tania Artpriend Novadella
- Diah Dwi Nugroho
- Diah Ayuning Kusuma W
- Rina Damayanti
Kategori Kelompok:
foto: Istimewa
Juara 1: Fla4licious Dancer
(mendapatkan Rp 25.000.000 dalam bentuk subsidi)
Juara 2: Gangsal Dance
(mendapatkan Rp 20.000.000 dalam bentuk subsidi)
Juara 3: Sanggar Tari Kembang Melati Unirow Tuban
(mendapatkan Rp 15.000.000 dalam bentuk subsidi)
Juara Favorit: Putri Nagari
(mendapatkan Rp 10.000.000 dalam bentuk subsidi)
Semarang
Kategori Individu:
foto: Istimewa
- Pipin Rianto
- Retno Ayu Wardany
- Heny Setianingrum
- R. Hawirya M.A
- Nayara Callista Nuansa Putri
Recommended By Editor
- Fakta unik tentang pertumbuhan sneakers di Jakarta, kamu pakai juga?
- 5 Fakta mengejutkan anak muda Indonesia, paling bahagia di dunia lho
- 15 Foto langka dan jadul penari Bali era 1900-1930, cantiknya alami
- 25 Tempat wisata di Kalimantan Tengah, berasa di Amazon
- Tradisi di Madura ini unik banget, siang malam tidur beralas pasir
- 7 Spot kece Taman Indonesia Kaya, ada gerbang mural yang instagramable