Brilio.net - Seperti yang diketahui, saat ini influencer sudah sangat merebak di media sosial. Influencer mulai ramai dibicarakan sejak ada platform media sosial Instagram, YouTube, dan lainnya. Saat ini influencer sudah dianggap sebagai profesi.
Influencer adalah pengguna media sosial yang mempunyai pengikut ratusan hingga jutaan. Seorang influencer memiliki pengaruh untuk membuat sebuah percakapan, diskusi, hingga membuat para pengikutnya membeli apa yang dipromosikan. Influencer bisa merupakan selebriti, blogger, YouTuber, selebgram, atau artis papan atas.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), istilah yang cukup dekat dengan influencer adalah pemengaruh. Dalam artian, pemengaruh berarti memiliki kekuatan untuk mempengaruhi atau mengubah pola perilaku, pemikiran, dan sebagainya.
Influencer menjadi sebuah strategi pemasaran yang dilakukan oleh seseorang, sehingga mampu meningkatkan brand awareness serta penjualan dengan target pemasaran yang telah ditentukan.
Lebih lanjut, dirangkum brilio.net dari berbagai sumber, berikut penjelasan mengenai influencer pada Jumat (8/4).
foto: freepik.com
Secara umum jenis influencer dibedakan dari jumlah pengikut atau followers dan media yang digunakan untuk melakukan promosi produk. Berikut ini jenis influencer.
a. Mega Influencer.
Mega influencer adalah orang-orang yang memiliki banyak follower di jejaring media sosial. Meskipun belum adanya aturan terkait batasan antara jenis pengikut, namun pandangan umum menyebutkan bahwa mega influencer ini memiliki lebih dari 1 juta pengikut setidaknya di satu platform media sosial.
b. Macro Influencer.
Macro influencer memiliki follower lebih dari 250.000 hingga lebih dari 1 juta. Kategori ini sering disebut "big fish" di media sosial. Kelompok micro influencer terdiri dari dua tipe, yaitu selebriti yang belum mencapai kesuksesan besar dan pakar online yang sukses.
c. Micro Influencer.
Kekuatan dari micro influencer adalah keterikatan (engagement) dengan pengikutnya. Influencer micro memiliki audiens yang lebih spesifik pada topik tertentu, dengan memahami audiensnya, seorang micro influencer mampu membuat konten yang lebih relevan dengan pengikutnya. Biasanya micro influencer memiliki jumlah pengikut rentang 1000 sampai dengan 40.000 orang.
d. Nano Influencer.
Nano influencer hanya memiliki sedikit pengikut, tetapi mereka cenderung ahli dalam bidang khusus atau sangat terspesialisasi. Namun, nano influencer ini memiliki kurang dari 1000 pengikut.
foto: freepik.com
a. Membuat produk jadi pusat perhatian, biasanya untuk membuat produk atau jasa menjadi pusat perhatian dengan menggandeng seseorang yang sedang viral sebagai influencer. Dalam artian, seorang influencer selalu menjadi pusat perhatian pengikutnya.
b. Membuat konsumen lebih percaya pada produk atau jasa, ketika mempromosikan produk menggunakan cara konvensional perlu waktu yang lama, sehingga perlu public figure atau influencer untuk membangun kepercayaan konsumen pada sebuah produk.
c. Meningkatkan penjualan, karena semakin banyak orang yang mengetahui produknya, maka semakin besar kemungkinan penjualan yang bisa dihasilkan.
d. Menjangkau lebih banyak konsumen, jika pemasaran produk dilakukan oleh influencer melalui media sosial, blog, Youtube, Instagram, dan lainnya maka akan menjangkau lebih banyak konsumen.
e. Membangun kedekatan dengan konsumen, karena menggunakan jasa influencer bisa membangun kedekatan konsumen dengan brand. Salah satu cara untuk membangun kedekatan adalah menggunakan public figure yang benar-benar menyukai produk atau jasa.
Recommended By Editor
- Dikira warung makan, aksi rombongan turis nyasar ke hajatan ini viral
- Berapakah usia mentalmu berdasarkan kebiasaanmu bermedia sosial?
- Cara cek orang yang unfollow kita di Instagram, bisa tanpa aplikasi
- Tidak bisa masuk aplikasi Instagram? Ini penyebab dan cara mengatasi
- Perbedaan aplikasi TikTok dan TikTok Lite, pahami sebelum download
- 11 Aplikasi messenger gratis populer di Android, serta cara menginstal