Brilio.net - Umat Muslim di seluruh dunia tengah menjalani ibadah puasa selama bulan Ramadan. Sesuai tuntunan, umat muslim harus menahan untuk tidak makan dan minum dari waktu sahur hingga matahari terbenam.
Tapi tahukah kamu, umat muslim di sejumlah negara memiliki tantangan puasa tersendiri yang berbeda-beda. Tantangan tersebut berupa cuaca dan iklim yang panas yang tengah dialami negara-negara tersebut.
Seperti halnya negara-negara Skandinavia, seperti Kanada, Rusia, Alaska, hingga Norwegia. Negara-negara tersebut berada di atas Lingkaran Artktik, di mana matahari tidak terbenam selama berminggu-minggu pada waktu tertentu. Bahkan, waktu puasa di negara-negara tersebut melebihi 20 jam.
Ramadan yang bergantung pada kalender lunar membuat tempat-tempat tersebut mempunyai masalah yang berlawanan selama Ramadan yang jatuh pada musim dingin, di mana matahari tidak akan terbit selama lebih dari sebulan.
Lantas apa yang harus dilakukan umat Muslim di negara-negara tersebut agar tetap dapat menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadan di tengah kondisi cuaca yang tidak biasa tersebut? Dilansir brilio.net dari liputan6.com, Selasa (14/5), ada sebuah solusi yang dapat mengatasi permasalahan tersebut.
Solusinya yakni dengan mengabaikan posisi lokal matahari dan mengikuti waktu matahari terbit dan terbenam di negara lain yang lebih masuk akal.
Islamic Centre of Northen Norway, sebuah otoritas Muslim di Norwegia telah mengeluarkan fatwa yang memberikan pilihan kepada Muslim lokal untuk mengikuti waktu puasa di Makkah. The Assembly of Muslim Jurists of America juga membuat fatwa serupa dengan merekomendasikan umat Islam di Alaska untuk menggunakan patokan waktu matahari terbit dan terbenam dengan bagian negara lain.
Fatwa tersebut diperkuat dengan keputusan The Council of Senior Scholars Arab Saudi yang memutuskan bahwa umat Islam di negara yang mataharinya tidak terbenam selama musim panas dan tidak terbit selama muslim dingin untuk menetapkan waktu puasa berdasarkan negara terdekat, di mana waktu siang dan malam dapat dibedakan.
Di sisi lain, sejumlah negara memiliki waktu puasa yang lebih pendek karena faktor geografis. Antartika adalah daerah yang memiliki waktu puasa tercepat di dunia, yakni sekitar 8 jam 18 menit saja. Rata-rata waktu berpuasa di berbagai negara ialah delapan hingga 12 jam.