Brilio.net - Menteri Perdagangan, Enggartiasto Lukita baru-baru ini menghebohkan publik dengan menyebutkan bahwa kerupuk termasuk kedalam daftar bahan pangan dan furnitur yang akan dibarter dengan pesawat sekaliber Sukhoi.

Pernyataan sang menteri tersebut memang nggak serius, melainkan hanya lelucon saja. Karena saat itu ada wartawan yang bertanya dan listnya memang banyak. "Tidak (ditukar dengan kerupuk), itu gara-gara ada wartawan yang nanya. Saya bilang listnya banyak, listnya apa saja? Ya dari crumb rubber, CPO, kopi, teh, bahan makanan. Kerupuk termasuk? Ya termasuk, tapi ambil anglenya kerupuk. Terus dilanjuti kerupuk apa pak? Kerupuk udang," ujar Mendag Enggar sebagaimana dikutip dari Merdeka.com.

Indonesia menurut rencana akan menukar 11 pesawat Sukhoi dari Rusia seharga Rp 7,6 triliun. Artinya satu pesawat saja mampu mencapai harga Rp 690 miliar.

Meski apa yang diucapkan Menteri Perdagangan hanyalah lelucon, bolehlah kita berandai-andai jika memang pesawat Sukhoi akan dibarter dengan kerupuk, berapa kerupuk yang mesti ditukar agar bisa bawa pulang satu pesawat? Nih brilio kasih dua perbandingannya buat kamu.

1. Satu pesawat setara dengan 1,3 juta kerupuk.

Antara kerupuk dan Sukhoi  2017 brilio.net
foto: wikipedia & Blogspot/The Mahir


Dengan harga 1 buah pesawat Sukhoi Rp 960 miliar, dan harga satu keping kerupuk Rp 500, Maka perlu lebih dari 1 juta keping untuk dibarter. Kirimnya ke Rusia pakai apa ya?

2. Bisa ke bulan!

Antara kerupuk dan Sukhoi  2017 brilio.net
foto: Instagram/@Onecak


Dikutip dari Instagramnya @onecak, jumlah kerupuk yang mesti dibarter kalau disusun malah bisa sampai ke bulan! Akhirnya astronot bisa makan kerupuk.

Tapi, tentunya duit miliaran tidak ditukar dengan kerupuk doang.

Akun Facebook RBTH Indonesia menuliskan bahwa kerupuk hanya salah satu dari berbagai komoditas yang akan dibarter dengan pesawat sukhoi seperti kelapa kopi, gula dan karet.

Lanjutnya, mereka juga mengatakan bahwa kita orang Indonesia harusnya patut berbangga karena hal kecil seperti kerupuk bisa dihargai sebegitu besarnya oleh masyarakat negara lain. Dalam hal ini: Rusia.