Brilio.net - Panggung persaingan Pilgub DKI Jakarta semakin panas. Salah satu buktinya adanya debat kubu Anies Baswedan dan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) soal proyek pembersihan sungai di Jakarta.

Anies menyatakan program pembersihan sungai tersebut dipelopori oleh mantan Gubernur Fauzi Bowo. Namun, Ahok menyuruh Anies untuk mencari data soal program tersebut di Google dengan keyword khusus. Keyword yang dimaksud adalah 'Sungai di Jakarta bersih karena Foke' maka yang muncul 'Sungai di Jakarta bersih karena Ahok'. Keyword itu dikatakan Ahok berasal dari kirimian seseorang yang iseng kepadanya.

Uniknya, jika keyword itu coba diketik di mesin pencarian Google dengan mengganti nama daerahnya tetap yang muncul 'Sungai di (daerah tertentu) bersih karena Ahok'. Kalai nggak percaya coba ganti daerahnya dengan Bekasi, Temanggung, Malang, serta kota lainnya.

Fenomena ini membuat banyak netizen menduga jika itu perbuatan tim sukses Ahok di dunia maya. Mereka beropini jika ini salah satu bentuk perang media sosial antar kubu kandidat gubernur DKI.

ahok foke   2016 brilio.net

Praktisi IT, Dedek R menyatakan itu bukan bikinan kelompok tertentu. Fenomena tersebut memang otomatis di mesin pencarian.

"Itu otomatis dari algoritma search engine. Misalnya kita salah nulis sesuatu mesti 'dibenerin' dengan kata-kata yang sering digunakan," kata Dedek R.

Senada, seorang netizen sekaligus Co-Founder Awesometrics (perusahan dalam bidang data di dunia siber), Ismail Fahmi melalui akun Faceboknya memberikan penjelasan yang lebih detail. Simak penjelasannya berikut ini seperti dikutip brilio.net, Senin (3/10).

Google "Did you mean"

Lagi rame soal Google "Did you mean", salah satunya aku lihat di thread diskusinya Ainun Najib.

Coba cari "sungai bersih karena foke", maka Google akan menyarankan ... Did you mean: sungai bersih karena ahok?
Tapi, coba aja ganti "sungai" dengan subyek2 lain, seperti istana, mecca, rumahku, bahkan pluto. Hasilnya sama, Google akan ngasih saran: Did you mean: XXXX bersih karena ahok.

Bagaimana sih algoritma Google "Did you mean" ini bekerja? Ini bukan karena kemiripan kata, yg bisa diukur dengan algoritma Lavensthein Distance. Punya Google ini menggunakan "Statistical Machine Learning" -- baca: http://stackoverflow.com//how-does-the-google-did-you-mean

Jadi, itu tergantung dari query yang diajukan oleh orang2 sebelumnya, yang memiliki kemiripan, dan yang menghasilkan results yang mirip. Semakin sering orang tanya sebuah query, maka itu akan dijadikan rekomendasi oleh Google.

Jadi, rekomendasi Google itu BUKAN FAKTA.

Nah, penjelasan Ismail Fahmi ini tampaknya sangat logis. Semoga nggak bikin kamu tambah bingung ya?