Brilio.net - Untuk kamu para penikmat seni, jangan sampai kelewatan dengan ajang pameran seni bergengsi kebanggaan kota gudeg ini. Kamu akan senang dan terhibur ketika melihat beberapa karya para seniman yang terpampang di ARTJOG MMXIX. Kali ini pameran seni kontemporer tersebut mengusung tema besar Arts in Common yang diselenggarakan pada 25 Juli sampai 25 Agustus 2019.
Karya seni yang ditampilkan di ARTJOG tahun ini diketahui memiliki banyak dimensi kritik. Banyak pesan yang bisa diambil dari deretan karya tersebut. Meski secara visual tak banyak orang yang paham, namun hal itu tak menghalangi antusiasme pengunjung untuk berswafoto. Tak sedikit pula, yang memotret tiap karya seni yang dipamerkan dengan gawainya masing-masing.
Seperti salah satu pengunjung bernama Elok Jessica (26) yang terlihat antusias saat menyaksikan salah satu karya di ARTJOG MMXIX tersebut. Instalasi pertama yang ia jamahi adalah Taman Organik Oh Plastik milik Handiwirman Saputra yang terpampang di halaman depan Jogja Nasional Museum. Saat melihat karya tersebut, mahasiswa master lulusan Universitas Gajah Mada ini terpukau.
"Pembuatannya pasti rumit ya. Tapi keren banget sih, konsepnya," ujar Elok kepada brilio.net sambil melanjutkan aktivitas memotretnya.
foto: Brilio.net/Farika Maula
Tak hanya karya milik Handiwirman Saputra, salah satu karya seniman yang ditunggu pada ARTJOG MMXIX ini adalah milik Agan Harahap. Bagaimana tidak, pria yang berdomisili di Jogja ini diketahui memang sudah berkali-kali mengecoh warganet melalui karya foto editannya yang hasilnya selalu bikin terpukau warganet. Tak heran, jika ia didapuk ikut meramaikan gelaran seni tersebut.
Keikutsertaan Agan Harahap di ARTJOG MMXIX ini memang sudah yang kesekian kalinya. Menurut pengakuannya, ia seringkali diundang untuk mengikuti pagelaran seni kontemporer tersebut. Agan juga mengatakan bahwa tahun ini ia cukup serius menggarap karyanya. Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, Agan mengaku tak terlalu ambil pusing terkait tema yang ditentukan panitia.
"Aku pasti diundang (ARTJOG) kok. Ini kali ke empat atau kelima ya. Aku lupa," ujar Agan saat berbincang-bincang dengan brilio.net di Jogja National Museum (JNM) belum lama ini.
"ARTJOG sebelumnya aku nggak terlalu konsen ke tema. Kalau artjog sekarang nih, lebih mikir. Agak lama prosesnya sampai di teror orang ARTJOG," lanjutnya sembari terkekeh.
foto: Brilio.net/Farika Maula
Bagi kamu yang sering melihat karyanya di media sosial pasti juga auto mengamini bahwa seniman visual ini tak perlu diragukan lagi kemampuan rekayasa fotonya. Selain mumpuni, karya Agan Harahap tersebut sekaligus menggoda budaya literasi masyarakat yang rendah di tengah tsunami informasi media sosial yang menjadi lahan subur kabar palsu.
Dalam berbagai kesempatan, dirinya kerap membuat beragam foto parodi para politisi dan tokoh publik dalam atau luar negeri. Menjadi lebih istimewa, sebab ia menggabungkan foto mereka dengan beberapa sosok dan tempat yang tak terduga. Alih-alih menjadi hiburan, beberapa karya Agan Harahap yang antimainstream itu justru menuai polemik.
Mulai dari parodi penangkapan Angelina Jolie hingga foto Ahok yang dicium oleh Miley Cyrus dan Megan Fox. Foto-foto tersebut nyatanya mampu mengecoh publik. Banyak yang percaya bahwa editan foto itu asli. Hal itu sontak membuat geger warganet beberapa waktu lalu. Apalagi saat itu situasi politik sedang memanas.
Maka tak heran juga, jika beberapa tahun lalu brilio.net membuat judul artikel 5 Foto editan Agan Harahap ini bikin netizen ketar-ketir. Sebab, dari beberapa foto parodinya mampu membuat warganet percaya. Sedang banyak warganet juga tak mengonfirmasi kebenarannya. Namun itulah karyanya. Karya yang kritis nan menggelitik. Seolah menjadi warna baru di dalam dunia seni.
Jika selama ini Agan lekat dengan karya-karya manipulasi foto publik figur, di ARTJOG MMXIX kali ini ia menampilkan sesuatu yang berbeda. Agan Hararap lebih mengangkat tentang konsep mitos, legenda dan cerita rakyat. Tema tersebut berangkat dari kegelisahannya terhadap anggapan yang selama ini berkembang di masyarakat.
foto: Brilio.net/ Farika Maula
Pasalnya, masyarakat masih menganggap mitos, legenda dan cerita rakyat sebagai sesuatu yang taken for granted dalam kehidupan sehari-hari. Nah, pada ARTJOG MMXIX kali ini Agan berusaha menciptakan mitos, legenda dan cerita yang ia narasikan sendiri. Inspirasinya kali ini hadir dari anaknya yang sedang melihat video YouTube yang berkaitan dengan laut.
Saat diwawancara oleh tim brilio.net, Agan pun seolah sigap dengan pertanyaan yang akan dilontarkan.
"Aku entah kenapa dapet wangsit. Kayaknya seru deh, mengangkat mitos, legenda dan cerita rakyat. Karena hal tersebut kayak anjuran kan di masyarakat? Nah, berdasarkan penemuan itu, aku membuat mitos dan legendaku sendiri aja," cerita Agan.
"Kebetulan anakku juga lagi tergila-gila sama YouTube yang berhubungan sama laut, ikan paus, gurita dll. Oh, ternyata ada lho, kehidupan ikan paus yang belum banyak kita tahu. Kayak mengeluarkan bunyi untuk berkomunikasi atau panggilan untuk kawin," lanjutnya.
Bahkan Agan mengaku cerita-cerita yang ia buat saat ini bersumber dari rekaannya sendiri. Tak butuh waktu lama, hanya dalam tiga pekan saja Agan mampu membuat karya seni yang bernilai.
"Aku bikin-bikin aja, yang namanya legenda kan nggak harus ada kebenarannya. Bisa di mana-mana aja," pungkasnya.
Di pameran ARTJOG MMXIX kali ini karya Agan memang bisa dibilang berbeda dengan yang pernah ia buat sebelumnya. Padahal seperti yang kita tahu, karya Agan di media sosial tak banyak menyentuh persoalan mitos, legenda dan cerita rakyat.
Dalam pamerannya kali ini Agan tak sendiri, ia mendapuk penulis Andries Sembiring, pendeta Disraedon Bill Romero Sihaloho S.Si (Teol.) dan musisi Philip Darsono.
Nah, untuk kamu yang penasaran dengan karya seniman lain, kamu bisa langsung hadir di ARTJOG MMXIX kali ini. Untuk harga, jangan khawatir kamu hanya perlu merogoh kocek sebesar Rp 50 ribu untuk satu orang. Sementara untuk anak usia 3-12 tahun dikenakan biaya Rp 25 ribu. Dan gelaran ARTJOG MMXIX kali ini buka setiap hari dengan harga tiket yang sama.
foto: Instagram/@artjog.id