Brilio.net - Indonesia merupakan negara yang kaya akan budaya dan keseniannya. Salah satu kesenian yang dimiliki Indonesia, yakni wayang. Pertunjukan ini sangat banyakdinikmati masyarakat di Indonesia.

Wayang di Indonesia sendiri sangat beragam, ada wayang kulit, wayang orang hingga wayang golek. Sehingga setiap ada pertunjukan wayang akan banyak penonton yang datang untuk menyaksikan pagelaran tersebut.

Namun kini, seiring berkembangnya zaman wayang sudah mulai kurang mendapat tempat di hati masyarakat, terlebih pada kalangan anak-anak dan anak muda. Hal tersebut mendorong seorang kakek berusia 90 tahun di Gresik, Jawa Timur untuk melestarikannya. Kakek yang biasa disapa Mbah Joni ini memiliki keinginan untuk melestarikan wayang dengan mengenalkan kepada anak-anak.

Dilansir dariKitabisa.com Mbah Joni merupakan penjual wayang karton. Setiap harinya, Mbah Joni berjualan wayang berbahan karton yang dibuatnya sendiri. Karena tenaganya tak sekuat dahulu lagi, kini Mbah Joni memilih menjajakan wayangnya di lapak pinggir jalan.

<img style=

foto: Instagram/@kitabisa.com

Harga wayangnya bervariasi, mulai dari Rp 5 ribu untuk ukuran kecil, Rp3 0 ribu ukuran sedang, dan Rp5 0 ribu untuk yang besar. Terkadang, ia menjualnya di bawah harga. Hal itu dilakukannya karena ia ingin orang-orang menjadikan wayang sebagai peninggalan sejarah orang Jawa.

"Kadang laku satu, dua, malah pernah ndak laku berhari-hari. Tapi cukuplah buat Mbah makan meskipun kadang harus berpuasa," kata Mbah Joni, Rabu (30/6).

Mbah Joni sendiri di Gresik hidup sebatang kara, hal ini karena anak-anaknya merantau ke kota besar untuk bekerja. Oleh sebab itu, Mbah Joni seringkali merasakan kesepian. Untuk menghilangkan kesepiannya, ia mengajak anak-anak yatim dan anak jalanan untuk belajar membuat wayang dan belajar memainkannya secara gratis.

<img style=

foto: Instagram/@kitabisa

"Ooo Anoman Obong.... Rahwana nyulik Dewi Sinta sangka tangan Arjuna..." suara Mbah Joni saat mendalang di hadapan anak-anak yatim dan anak jalanan.

Melihat anak-anak kecil bisa membuat wayang dan mencintainya merupakan cita-cita luhur dari Mbah Joni. Ia berharap wayang bisa terus dicintai dan dilestarikan oleh generasi muda.

"Mbah kadang nangis, Mbah menjual wayang bukan ingin kaya, Mbah bisa membuat wayang dulu diajari di sekolah ketika masih zaman penjajahan. Mbah nangis kalau suatu saat wayang ini akan hilang karena tidak ada generasi yang membuatnya," ujar Mbah Joni.

View this post on Instagram

A post shared by Kitabisa (@kitabisacom)

Tidak hanya berbagi cerita mengenai wayang, meski hidup dalam keterbatasan Mbah Joni juga selalu berbagi. Mbah Joni jika mendapat rezeki lebih juga akan berbagi makanan kepada anak-anak yatim dan anak jalanan tersebut.

Hidupnya selalu didedikasikan untuk wayang. Tenda dari kayu dan terpal digunakannya untuk tidur setiap hari. Rumah satu-satunya yang dahulu pernah ditinggali mesti dijual untuk biaya hidup dan sekolah anak-anaknya dahulu.

Melihat perjuangannya yang gigih melestarikan wayang kepada anak-anak Indonesia, donasi pun berdatangan untuknya. Salah satu donasi yang ada untuk Mbah Joni yakni dari laman Kitabisa.com. Hingga artikel ini ditulis, Rabu (30/6) donasi yang sudah terkumpul untuk mbah Joni yakni sebanyak Rp19.425.891.