Brilio.net - Tinggal jauh dari keramaian kota mungkin bagi sebagian orang adalah hal yang tak bisa dibayangkan. Terlebih lagi jika lokasinya berada di tengah hutan, tanpa listrik, dan suara bising kendaraan. Terlintas di benak saja rasanya susah.
Namun bagi mereka yang merindukan kedamaian, suasana alam, dan ketenangan boleh jadi tinggal di pelosok bukan sesuatu yang tidak mungkin. Hal ini seperti yang dialami oleh seorang pria paruh baya dan istrinya yang tinggal di sebuah desa terpencil.
Kakek dan nenek ini bukan orang biasa, pasangan suami istri itu memiliki sejumlah lahan yang ditanami padi. Sepanjang mata memandang, bentangan sawah yang berada di sepanjang sungai merupakan milik kakek dan nenek ini. Meski kaya raya, pasangan suami istri ini justru memilih tinggal di tengah hutan dan membangun rumah gubuknya.
Kisah ini diungkap oleh Alman Mulyana lewat kanal YouTube-nya pada Senin (24/1). Seperti apa ulasan lengkapnya? Berikut brilio.net rangkum dari YouTube Alman Mulyana pada Selasa (25/1).
1. Sebelum menuju ke lokasi, Alman harus berjalan kaki menyusuri jalan setapak untuk bisa sampai ke rumah tersebut. Sesampainya di sana, ia disambut oleh Nenek Uneng yang sedang mengambil jantung pisang untuk dimasak.
2. Seperti inilah potret rumah Kakek dan Nenek Uneng dari kejauhan. Rumah tersebut tampak kecil dan sederhana. Cukup untuk ditempati oleh dua orang. Di sekeliling rumah, terdapat lahan yang dipakai untuk menanam sayuran.
3. Bagian depan rumah kakek ini dibangun menghadap ke sawah dan sungai, sehingga seperti inilah penampakan bagian belakang rumah. Kayu, bambu, genteng, seng, dan bebatuan yang jadi material utama dari rumah ini.
4. Pasangan suami istri ini memanfaatkan alam yang ada di sekitarnya. Begitupun dengan pasokan air untuk MCK, masak, serta kegiatan domestik lainnya.
5. Bilik bambu berukuran kecil itu merupakan kamar mandi. Menurut penuturan Alman, saluran air dari kamar mandi langsung mengalir ke persawahan.
6. Mengingat di area sekitar tidak ada pasar apalagi supermarket. Nenek Uneng tentu saja menanam sendiri sayuran di belakang rumah. Ia juga memelihara ayam, bebek, dan kambing untuk kebutuhan sehari-hari.
7. Meski hewan ternak yang dipelihara tidak banyak, namun sang kakek tetap membuatkan kandang yang berada di samping rumah. Lagi-lagi ia memanfaatkan sumber daya yang disediakan alam untuk keperluannya.
8. Kakek Uneng yang memiliki banyak lahan sawah itu sudah tinggal selama 20 tahun di tengah hutan itu. Ia mengaku betah di sana karena apa yang dibutuhkan sudah tersedia. Di samping itu semua lahan sawah yang ada di sana adalah miliknya, sehingga ia harus menjaganya.
9. Karena tidak ada arus listrik yang masuk, sang kakek menggunakan solar panel atau pembangkit listrik energi surya yang dibelinya sejak awal memutuskan tinggal di tengah hutan. Bagi sang kakek, untuk bahagia tidak perlu mewah. Selama hati senang dan semua tercukupi, itu sudah cukup.
Recommended By Editor
- Kisah perjuangan kakek kuliah setelah tertunda 40 tahun, bikin haru
- Kisah perjuangan kakek-nenek dorong becak cari botol bekas, penuh haru
- Kisah sedih kakek penderita stroke jual martabak demi istri yang sakit
- 80 Tahun berumah tangga, pasangan ini ungkap rahasia keharmonisannya
- Kisah haru seorang kakek yang dipaksa jualan kerupuk oleh anaknya