Brilio.net - Karomah berasal dari bahasa Arab yang artinya kemuliaan, kehormatan. Kemuliaan dan kehormatan ini tidak sembarang orang dapat memilikinya, hanya hamba Allah yang terpilih saja dan bisa mendapatkannya, yaitu hamba-hamba Allah yang saleh.
Karomah dimiliki oleh sebagian orang yang suka menjalankan ajaran-ajaran Allah, kebaikan, sunnah, dan memiliki keistiqomahan yang sempurna. Sehingga Allah memberikan kemuliaan dengan karomah kepada siapa yang dikendakiNya.
Syarat suatu kejadian dapat dikatakan sebagai karomah, diantaranya orang-orang yang beriman, jujur, bertakwa, dan menjalankan syariat Allah. Hal ini disampaikan dalam firman Allah surat Yunus ayat 61-63, yang artinya:
"Ingatlah sesungguhnya wali-wali Allah itu, tidak ada ketakutan terhadap mereka dan tidak (pula) bersedih hati. Yaitu orang-orang yang beriman dan mereka yang selalu bertakwa. Bagi mereka berita gembira didalam kehidupan dunia dan (dalam kehidupan) akhirat." (QS. Yunus:61-63).
Dinamakan karomah adalah suatu karunia dari Allah berupa kelebihan dari manusia beserta anugerah yang cenderung nggak masuk akal. Maksud dari nggak masuk akal adalah murni datang dari sisi Allah, misalnya karunia bisa berpindah tempat tanpa berjalan, bisa menghilang, dan yang lainnya.
Lebih lanjut, yuk simak penjelasan mengenai karomah, dirangkumbrilio.netdari berbagai sumber pada Senin (2/5).
Macam-macam karomah.
foto:pixabay.com
Karomah disebutkan memiliki dua macam yaitu, karomah hissiyah dan karomah ma'nawiyah, berikut penjelasannya.
1. Karomah Hissiyah.
Karomah Hissiyah merupakan karomah yang bersifat wujud dan terkadang tidak lazim berada di diri manusia. Contohnya, mempunyai kemampuan terbang, berjalan di atas air, dan bisa menghilang. Hal ini memang benar adanya dan merupakan karunia dari Allah SWT. Seperti yang terjadi pada wali Allah, yaitu Syekh al Islam Taqiyuddin dan Daqiq al Iddi, yang memiliki kemampuan berjalan di atas air.
2. Karomah Ma'nawiyah.
Karomah ma'nawiyah merupakan karomah yang bersifat ma'na bersangkutan dengan hati. Selain itu, karomah ma'nawiyah juga tidak dapat dimengerti oleh orang yang awam, namun hanya dimengerti oleh orang-orang yang saleh saja. Diantara karomah ma'nawiyah itu seperti, istiqomah menjalankan adab-adab syariat, memiliki akhlaq yang terpuji, bergegas dalam menjalankan kebaikan, hatinya disucikan dari sifat-sifat yang tidak terpuji, dan selalu merasa diawasi oleh Allah.
Hadits yang membicarakan mengenai wali Allah.
1. HR. Abu Daud dalam sunannya dan Abu Nu'aim dalam Hilya jilid 1 hal.6 dari Amru Ibnu Jam-muh, yang berkata "ia pernah mendengar Rasulullah bersabda: "Allah berfirman: "sesungguhnya hamba-hambaKu, wali-waliKu, adalah orang yang aku sayangi. Mereka selalu mengingatku dan aku pun mengingati mereka."
2. Abu Bakar al Asam mengatakan, "Wali-wali Allah itu adalah orang yang diberi hidayah oleh Allah dan mereka pula menjalankan kewajiban penghambaan terhadap Allah serta menjalankan dakwah menyeru manusia kepada Allah".
3. Ibnu Abbas seperti yang tercatat dalam tafsir al Khazin menyatakan "Wali-wali Allah itu adalah orang yang mengingat Allah dalam melihat".
4. Ali Imam meriwayatkan dari pada Saeed bin Zubair berkata, bahwa Rasulullah telah ditanya orang tentang wali-wali Allah. Baginda mengatakan "mereka itu adalah orang-orang yang apabila melihat, mereka melihat Allah".
Perbedaan karomah dan istidraj.
foto:pixabay.com
Untuk lebih jelasnya, berikut adalah perbedaan antara karomah dan istidraj.
1. Karomah diberikan kepada orang-orang yang saleh yang mempunyai ketakwaan sangat tinggi. Sementara istidraj dimiliki oleh orang musyrik dan kufur.
2. Orang yang mendapatkan karomah tidak akan merasa dirinya mendapatkan karomah. Sedangkan orang yang mendapatkan istidraj akan merasa bangga dan sombong karena memiliki kelebihan yang luar biasa.
3. Penerima karomah tidak merasa senang dan tidak akan menyombongkannya kepada orang lain. Sementara yang memiliki istidraj orangnya akan merasa beruntung dan akan cenderung melemahkan orang lain.
4. Kelebihan wali dengan karomahnya akan muncul karena hijjah atau keadaan mendesak. Sedangkan seseorang yang memiliki istidraj dalam kata lain "penyihir" akan menyalahgunakan kelebihannya berdasarkan kepentingan mereka masing-masing.
5. Penerima karomah akan semakin takut kepada Allah. Sedangkan istidraj justru akan semakin jauh dari jalan Allah.
6. Tujuan diberikannya karomah adalah untuk meningkatkan iman dan derajat orang yang mendapatkannya. Sedangkan tujuan dari orang yang diberikan istidraj adalah untuk memenuhi hawa nafsu serta biasanya hal ini dicari bukan datang sendiri.