Kebahagiaan memiliki mobil membuat pemiliknya tak ingin berpisah, bahkan ketika masa pakainya telah habis. Di Desa Padarshinga, Gujarat, India, sebuah keluarga menghebohkan publik dengan mengadakan pemakaman mobil Suzuki Wagon R kesayangan mereka. Acara yang unik ini diadakan secara meriah dan dihadiri oleh sekitar 1.500 orang pada akhir pekan lalu.
Mobil tersebut dimakamkan di lubang sedalam 15 kaki yang telah disiapkan di tanah milik keluarga Polara. Sanjay Polara, pemilik mobil, menyebut kendaraan ini sebagai simbol keberuntungan yang telah membantu keluarga mereka mencapai kesuksesan. Ritual pemakaman ini dimeriahkan dengan kelopak bunga, karangan warna-warni, dan alunan musik dari pengeras suara portabel.
Acara yang tampak aneh ini bukan tanpa alasan. Keluarga Polara percaya bahwa mobil ini memiliki nilai sentimental yang tinggi setelah 18 tahun setia menemani mereka. Meskipun Sanjay memiliki mobil-mobil mewah seperti Audi, ia tetap memutuskan untuk memberikan penghormatan terakhir bagi mobil kesayangannya tersebut.
Penghormatan terhadap mobil ini menghabiskan biaya lebih dari Rp 71 juta. Setelah ritual selesai, sebuah ekskavator menutup liang dengan tanah, dan keluarga berencana menanam pohon di atas makam unik ini. Sanjay berharap generasi mendatang bisa mengenang mobil yang membawa "keberuntungan".
Keluarga Polara menggali lubang pemakaman sedalam 15 kaki untuk Suzuki Wagon R kesayangan mereka. Ritual ini dimeriahkan dengan bunga-bunga segar, karangan warna-warni, dan musik tradisional. Mobil ini ditutupi kain hijau sebelum dimasukkan ke liang lahat. Sanjay Polara menyatakan, "Mobil ini lebih dari sekadar kendaraan; ini adalah bagian dari perjalanan kami menuju kesuksesan." Keluarga pun tak ragu menghabiskan lebih dari Rp 71 juta untuk acara tersebut.
Setelah semua ritual selesai, ekskavator digunakan untuk menutup kuburan mobil berukuran besar. Selain itu, keluarga berencana menanam pohon di atas makam sebagai simbol kenangan. Sanjay ingin tradisi ini dikenang oleh generasi mendatang.
Suzuki Wagon R yang telah berusia 18 tahun itu memiliki arti mendalam bagi keluarga Polara. Mobil ini digunakan dalam berbagai momen penting, termasuk perjalanan bisnis awal mereka. Sanjay percaya mobil ini membawa keberuntungan bagi usaha konstruksinya. Meskipun memiliki mobil-mobil mahal seperti Audi, Sanjay memilih untuk mengistirahatkan Wagon R dengan cara yang unik. Baginya, mobil ini adalah simbol kesetiaan yang tidak tergantikan. Keluarga merasa bahwa menjualnya ke tempat barang rongsokan akan merusak nilai sentimental yang mereka miliki.
Menurut laporan media lokal, ini adalah salah satu pemakaman mobil pertama yang digelar di Gujarat. Warga setempat merasa penasaran dan terhibur dengan aksi aneh ini, hingga mereka memutuskan untuk hadir menyaksikannya.
Pemakaman mobil ini menarik perhatian luas, baik di media lokal maupun internasional. Banyak yang memuji tindakan keluarga Polara yang memperlakukan mobil dengan penuh penghormatan. Beberapa warga bahkan merasa terinspirasi untuk menghargai barang-barang bersejarah mereka dengan cara berbeda. Namun, acara ini juga menuai kritik dari pihak yang menganggapnya sebagai pemborosan. Beberapa netizen menyebut tindakan ini tidak masuk akal di tengah kebutuhan masyarakat akan lahan dan sumber daya. Sanjay menanggapi santai kritik tersebut, dengan mengatakan bahwa ini adalah cara keluarganya mengenang jasa mobil mereka.
Upacara ini juga menciptakan obrolan menarik tentang hubungan emosional manusia dengan barang kesayangan. Psikolog menyebut tindakan ini sebagai bentuk ekspresi cinta terhadap kenangan masa lalu.
Fenomena memakamkan kendaraan bukan hal baru. Seorang pria Nigeria, Azubuike, pernah membuat heboh dengan membeli BMW X5 baru seharga $90.000 untuk mengubur ayahnya. Mobil mewah itu digunakan sebagai peti mati untuk sang ayah yang wafat karena usia tua. Upacara ini dilakukan di sebuah desa di Nigeria, dengan kuburan sedalam enam kaki. Jasad sang ayah diletakkan di dalam mobil sebelum diturunkan ke liang lahat. Prosesi tersebut diiringi upacara tradisional yang melibatkan warga sekitar. "Ini adalah cara saya menghormati ayah yang telah membesarkan saya," kata Azubuike. Tindakan ini mendapat beragam reaksi dari publik, mulai dari pujian hingga kritikan yang menyebutnya sebagai pemborosan. Namun, bagi Azubuike, ini adalah simbol cinta dan penghormatan terakhir.
Recommended By Editor
- Viral pemancing asal Malaysia temukan 4 warga Indonesia terapung di laut, begini kronologinya
- 9 Makna mitos larangan kenakan baju hijau di pantai selatan, dianggap bakal dibawa oleh Nyi Roro Kidul
- Diduga air suci, warga India berebut air air AC untuk diminum dan basuh wajah
- Kecoa hidup bersarang di usus Pria India, awalnya dikira sakit perut biasa
- Bak war tiket konser, ibu muda ini daftarkan bayinya masuk sekolah dasar untuk tahun 2030
- Bukti jodoh sejak bayi, pasutri ini ternyata lahir di bulan, tahun, rumah sakit, dan dokter yang sama