Brilio.net - Tinggal di kawasan yang jauh dari hingar bingar kota mungkin diidamkan bagi sebagian orang. Biasanya tempat itu ada di desa atau kampung yang masih asri dan sejuk. Walaupun banyak yang ingin punya rumah di tempat yang tenang, kayaknya hanya sedikit orang yang terpikirkan tinggal di tengah hutan.
Tinggal di tengah hutan pasti punya tantangan tersendiri. Mulai dari akses menuju kota yang sulit dan jauh, pasokan listrik yang entah dari mana, serta suasana sekitar yang terlalu sepi kadang membuat bulu kuduk merinding. Meski begitu, hal tersebut tidak rasakan keluarga satu ini.
Berada di Desa Sidomulyo, Pengasih, Kulonprogo, Yogyakarta, pasangan suami istri dengan anaknya ini tinggal di sebuah kampung mati yang sudah lama ditinggalkan warganya. Keluarga tersebut sudah 24 tahun tinggal di kampung Suci yang kini hanya dihuni oleh satu KK saja.
Lalu mengapa mereka tetap tinggal di sana saat semua penduduknya telah pindah? Lantas seperti apa potret rumah keluarga di tengah hutan tersebut? Dilansir brilio.net dari YouTube Jejak Bang Ibra, berikut potret lengkapnya, Sabtu (24/6).
1. Dia adalah Sumiran dan Sugiarti, pasangan suami istri yang tinggal di sebuah rumah sederhana di tengah hutan. Mereka tak hanya berdua, tapi ada satu anaknya yang masih kecil tinggal bersama di sana.
2. Sumiran dan keluarga sudah tinggal di Kampung Suci selama 24 tahun. Sebetulnya Kampung Suci ini dulunya berpenduduk, ada sekitar 5 keluarga yang mendiami kampung ini.
3. Hanya saja karena akses yang sulit, alhasil para penduduk memutuskan untuk pindah ke tempat lain. Hanya tersisa Sumiran dan Sugiarti yang masih bertahan di kampung Suci ini. Itu sebabnya mengapa tempat ini disebut kampung mati.
4. Di rumah yang sederhana dari kayu, keluarga itu tinggal dan melakukan kegiatan sehari-harinya. Mulai dari tidur, makan, mandi, bekerja, dan sebagainya.
5. Rumah ini punya dapur yang cukup luas dan rapi. Mereka memasak menggunakan kayu bakar yang bahannya di dapat dari kebun sekitar.
6. Di sekeliling rumah Sumiran tidak ada rumah warga lain dan hanya pohon tinggi serta rerumputan yang lebat.
7. Meski tinggal di tengah hutan, beruntung Sumiran tidak kesulitan mendapatkan akses air dan listrik. Untuk air, mereka menyambung paralon dari sungai terdekat. Sementara listrik dialirkan dari desa Jatimulyo, kampung terdekat dari rumahnya.
8. Selama tinggal sendiri di tengah hutan, Ibu Sugiarti dan anaknya acapkali mengalami kejadian janggal, baik itu di rumah maupun di sekitaran halaman. Meski begitu, mereka tidak terlalu terganggu dan masih nyaman tinggal di sana.
9. Di Kampung Suci hanya tersisa dua bangunan rumah yang masih berdiri, salah satunya rumah yang satu ini. Rumah-rumah yang lain sudah dijual oleh pemiliknya untuk membeli tanah di tempat lain.
Recommended By Editor
- Masak antigerah dan keringatan, begini 7 penampakan dapur terbuka yang menyatu dengan kebun rumah
- 11 Potret rumah gedong hasil menabung 11 tahun, interiornya elegan kayak hotel bintang 5
- 10 Potret rumah mungil di gang sempit bergaya industrial dengan tiga lantai, solusi lahan sempit
- Berada di desa sepi penduduk, begini potret rumah berusia lebih 1 abad berdiri kokoh di Bangka Belitun
- Hidup tanpa tetangga di hutan, ini 11 potret rumah kayu mungil interiornya estetik meski sederhana
- Lantaran hasil tak sesuai ekspektasi, mural tembok ini dirombak ulang hasilnya bikin fresh dan estetik