Brilio.net - Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) dan produsen minyak atsiri Rumah Atsiri Indonesia meluncurkan koleksi produk aromatik pertama 'Scent of Wonderful Indonesia’. Kolaborasi sinergis ini memberi panggung bagi aroma khas Indonesia, sekaligus menggambarkan warisan tradisi kaya sejarah, serta mengangkat identitas Nusantara yang memukau.
Digagas sebagai ikon baru dalam industri pariwisata dan ekonomi kreatif Indonesia, ‘Scent of Wonderful Indonesia’ adalah representasi keramahtamahan dan karakter negara adidaya kebudayaan yang diwujudkan dalam tarian aroma memikat indera penciuman.
Kolaborasi ini selaras dengan pesona cita rasa indrawi atau dikenal sebagai sensory wonders dalam lima pilar komunikasi tematik pesona Wonderful Indonesia yang diwakili dengan simbol warna ungu. Hal ini tercermin juga pada packaging Scent of Wonderful Indonesia sebagai lambang sensory.
Deputi Bidang Pemasaran Pariwisata Kemenparekraf, Ni Made Ayu Marthini mengungkapkan, kolaborasi ini mempertemukan Kemenparekraf dan Rumah Atsiri Indonesia dalam inisiatif aromatik untuk mengangkat profil industri pariwisata dan ekonomi kreatif Indonesia, serta mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.
"Selain itu kolaborasi ini juga dalam rangka diplomatic scent sebagai identitas wangi ‘Wonderful Indonesia’ yang hadir bersama cerita asal usulnya untuk membangun ketertarikan akan pariwisata Indonesia. Harapannya pesona indrawi ini memberikan dorongan bagi wisatawan untuk langsung dapat merasakan kesan dan pengalaman yang otentik dari cerita yang melatarbelakangi terciptanya Scent of Wonderful Indonesia di Indonesia,” ungkapnya dalam rilis yang diterima brilio.net, Jumat (1/12).
foto: Istimewa
Di Indonesia, aroma dan wewangian telah menjadi bagian penting dalam kehidupan sehari-hari sejak zaman kejayaan kerajaan-kerajaan masa lampau. Dari ritual keagamaan atau upacara adat, hingga kuliner khas Nusantara yang turun temurun menggunakan aroma rempah-rempahan atau tanaman yang disuling menjadi minyak atsiri.
Mengulik jejak sejarah, pada tahun 1963, Ir. Soekarno memiliki visi besar untuk menjadikan Indonesia sebagai produsen minyak atsiri terbesar di Asia. Berjalannya waktu, pabrik atsiri tersebut akhirnya sekarang dikenal sebagai Rumah Atsiri Indonesia, dan telah menjadi destinasi wellness aromatic yang terus mengembangkan produk turunan minyak atsiri.
Natasha Clairine, Pendiri Rumah Atsiri Indonesia, menjelaskan sejarah atsiri adalah bagian tak terpisahkan dari kisah aromatik Indonesia yang kaya.
"Kami menyambut hangat tawaran Kemenparekraf untuk menciptakan koleksi aromatik yang istimewa ini. Besar harapan kami, koleksi ‘Scent of Wonderful Indonesia’ dapat memberikan kontribusi berarti bagi industri pariwisata, membuka jendela luas akan kekayaan budaya dan warisan aromatik Indonesia," ujarnya.
Selain itu, ia berharap dapat memperkuat karakter dan identitas Indonesia melalui indera penciuman, sebagai salah satu bagian panca indera yang paling sensitif dan berhubungan erat dengan kenangan serta emosi seseorang.
Seperti pala yang menjadi salah satu rempah yang sangat dihargai dunia yang ditandai dengan perdagangan aktif dan permintaan yang tinggi. Pada masa penjajahan, pala menjadi komoditas rempah penting hingga menjadi rebutan bangsa-bangsa Eropa di kala itu. Selain itu, nilam juga menjadi tanaman yang sangat dihargai secara global yang dibuktikan dengan sekitar 90% industri wewangian dunia yang menggunakan nilam. Tak hanya itu, serai juga memiliki peranan penting dalam tradisi pengobatan dan hidangan Nusantara karena manfaat kesehatannya dan menambah citarasa.
Rempah-rempah ikonik dan khas inilah yang terpilih dalam ‘Scent of Wonderful Indonesia’ karena memiliki peran penting dalam masakan, obat tradisional, dan wewangian rakyat Indonesia sejak berabad-abad lalu. Aroma lemon (limau) dan serai(lemongrass) yang menyegarkan sering digunakan dalam aromaterapi untuk meningkatkan relaksasi dan mengurangi stres. Sementara nilam (patchouli) Indonesia dianggap sebagai salah satu yang terbaik di dunia dengan aroma yang bersahaja dan musky, dengan sedikit rasa manis dan rempah. Ditambah aroma pala (nutmeg) yang hangat dan pedas dengan sedikit rasa manis memberi kesan membumi.
Dalam kesempatan yang sama, Marsha Aruan juga berbagi cerita tentang penggunaan minyak atsiri dalam kehidupannya. "Saya menggunakan minyak atsiri dalam rutinitas sehari-hari karena dapat membangun mood dan membantu relaksasi setelah beraktivitas. Hari ini, saya semakin kagum dengan keanekaragaman aromatik khas Indonesia, terutama setelah merasakan sendiri bagaimana pengalaman aromatik dapat menghubungkan kita dengan identitas budaya suatu negara melalui indera penciuman,” ujarnya.
Kolaborasi ini dapat menjadi pintu untuk terjalinnya sebuah keterikatan antara aroma khas Indonesia dengan wisatawan untuk lebih mengenal Indonesia, sehingga aroma tersebut dapat terkenang di benak wisatawan sebagai aroma khas Indonesia. Dengan menggabungkan esensi keindahan alam dan keanekaragaman budaya Indonesia ke dalam produk-produk bernuansa lokal yang menakjubkan, ‘Scent of Wonderful Indonesia’ menjadi platform yang unik dalam mempromosikan ekonomi kreatif Indonesia kepada dunia. Langkah ini bertujuan untuk menciptakan daya tarik baru bagi para wisatawan internasional yang ingin merasakan keunikan dan keistimewaan Indonesia.
"Melalui 'Scent of Wonderful Indonesia', kami berharap dapat menampilkan keragaman dan kekayaan kreatifitas Indonesia. Produk-produk dengan aroma lokal yang disajikan dalam inisiatif ini adalah simbol autentisitas Indonesia. Kami yakin bahwa langkah ini akan menjadi jembatan yang menghubungkan para wisatawan ke destinasi-destinasi menakjubkan di Indonesia sehingga akan berpengaruh terhadap peningkatan industri pariwisata dan ekonomi kreatif,” tambah Ni Made Ayu Marthini.
“Lebih dari sekadar kolaborasi aroma, ‘Scent of Wonderful Indonesia’ juga merupakan perjalanan yang memperkenalkan warisan tradisi Indonesia melalui indera penciuman. Kami berharap kolaborasi ini memberikan kesempatan bagi wisatawan domestik dan asing untuk menjelajahi dan mengungkapkan pesona budaya melalui aroma, serta memberikan stimulus kuat bagi pertumbuhan industri pariwisata Indonesia,” tutup Natasha.
IB: